Kompas TV nasional sosial

"RiTx Bertani" Besutan Dosen UGM Raih Juara Satu Start Up Hermes Award di Jerman

Kompas.tv - 21 April 2021, 12:38 WIB
ritx-bertani-besutan-dosen-ugm-raih-juara-satu-start-up-hermes-award-di-jerman
Bayu Dwi Apri Nugroho, dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM bersama dengan tim start up RiTx Bertani meraih juara satu Hermes Award Hannover Messe 2020 di Jerman (Sumber: istimewa)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Iman Firdaus

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Bayu Dwi Apri Nugroho, dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM bersama dengan tim start up "RiTx Bertani"  meraih juara satu Hermes Award Hannover Messe 2020 di Jerman.

Startup "RiTx Bertani" dari PT. Mitra Sejahtera Membangun Bangsa memiliki konsep Smart Farming 4.0  dengan menggunakan alat sensor untuk melakukan pengambilan data secara real time pada lahan pertanian dan perkebunan.

Data-data yang didapatkan berupa cuaca, suhu, kelembaban, kekuatan angin, hingga Ph tanah dan kesuburan.

Bayu mengembangkan algoritma untuk menerjemahkan data tersebut menjadi informasi yang akurat bagi petani yang dapat diakses melalui aplikasi.

Baca Juga: Pameran Hasil Karya Dan Start Up Bisnis SMK 5 Denpasar

“Seperti kapan perlu menambahkan air dan pupuk hingga informasi cuaca saat itu,” ujarnya, Selasa (20/4/2021).

Tak hanya itu, "RiTx Bertani" juga menyediakan fitur identifikasi hama menggunakan Artificial Intelligence (AI) dan fitur edukasi dari mulai proses tanam hingga end to market (proses penjualan hasil tani).

"RiTx Bertani" berlatarbelakang hasil penelitian Bayu saat menempuh pendidikan S3.  Berdasarkan data sekunder 1980 sampai 2010 menunjukkan adanya penurunan produktivitas sektor pertanian hingga 20 persen.

Hal ini merupakan imbas dari kurangnya akses informasi petani terhadap ketidakpastian iklim dan cuaca. Sedangkan prakiraan yang dilakukan oleh BMKG hanya sampai pada tingkat kabupaten atau kota.

Menurut Bayu, hal kurang tepat sebagai acuan pertanian mengingat dalam jarak dua kilometer cuaca yang terjadi dapat berbeda.

Ketika petani ditanya, mereka hanya bilang gagal panen yang terjadi karena salah musim.

“Padahal, ketidakpastian iklim dan cuaca dapat dipelajari secara ilmiah. Iklim merupakan siklus dan pergeseran cuaca dapat diprediksi,” ucapnya.

Baca Juga: Banyak Daerah Hancur, Mensos Gandeng Start Up dan Dermawan Untuk Membantu Korban Bencana NTT

Saat ini, "RiTx Bertani" sudah dapat digunakan terhadap 38 jenis komoditas pangan dan hortikultura. Hanya perlu waktu satu jam untuk pemasangan sensor di lapangan.

Tak hanya itu, saat ini RiTx Bertani sudah diterapkan di 22 kabupaten di Indonesia bekerja sama dengan kementerian dan lembaga, seperti Bappenas, Kemenko Perekonomian, Kementan, Kominfo, Kemendes, Bank Indonesia, BNI, beberapa industri swasta.

Targetnya, pada  2021 RiTx Bertani dapat diaplikasikan di 76 kabupaten di Indonesia.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x