Kompas TV nasional sosok

3 Tokoh Perempuan yang Berpengaruh dalam Kesastraan Indonesia

Kompas.tv - 20 April 2021, 21:27 WIB
3-tokoh-perempuan-yang-berpengaruh-dalam-kesastraan-indonesia
Raden Ajeng (RA) Kartini (Sumber: Wikipedia)
Penulis : Dian Nita | Editor : Tito Dirhantoro

JAKARTA, KOMPAS.TV - Jika membicarakan tentang tokoh sastra Indonesia, kita tentu akan membayangkan sejumlah nama.

Ada Sutan Syahrir, Marah Rusli, Sutan Takdir Alisjahbana, Muhammad Yamin, dan lain-lain.

Di antara nama-nama itu, tidak banyak yang mengingat tokoh perempuan yang juga berpengaruh dalam dunia sastra Indonesia.

Dalam kanal Youtube Peta Sastra Indonesia, Novelis Ayu Utami memaparkan tokoh-tokoh sastrawati yang berpengaruh dalam perkembangan tidak hanya dunia sastra, melainkan perkembangan Indonesia.

Baca Juga: Tari Sufi, Pengingat Kematian Sarat Akan Cinta

Berikut ini adalah tiga tokoh sastra perempuan yang cukup berpengaruh:

R.A Kartini

R.A Kartini hidup dengan cita-cita dapat mewujudkan emansipasi wanita dan rakyat pribumi.

Tidak banyak yang tahu, pemikiran dan surat-surat Kartini yang dikirimkan kepada teman-temannya merupakan bentuk sastra.

Kartini pada saat itu tidak tahu, bahwa surat-surat yang ditulisnya menyumbang pemikiran besar untuk rakyat Indonesia.

Soewarsih Djojopoespito

Nama ini mungkin masih asing bagi generasi milenial. 

Meskipun begitu, sumbangsih Soewarsih tidak bisa diremehkan begitu saja.

Soewarsih lahir pada tahun 1912, menempuh pendidikan di sekolah yang didirikan oleh Kartini.

Baca Juga: Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings, Film Superhero Asia Pertama Marvel

Novel pertamanya justru terbit dalam bahasa Belanda berjudul Buiten het gareel (Bebas dari Belenggu).

35 tahun kemudian, novel tersebut baru diterbitkan dalam Bahasa Indonesia dengan judul Manusia Bebas.

Rukiah Kertapati

Agak berbeda dengan sastrawan atau sastrawati lain, Rukiah menulis berbagai genre sastra antara lain, puisi, novel, cerpen bahkan cerita anak.

Rukiah pernah tergabung dalam keanggotaan Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) yang berada di bawah Partai Komunis Indonesia.

Oleh karena itu, karya-karya termasuk yang dilarang beredar pada saat itu.


 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x