Kompas TV nasional politik

Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo: Moeldoko Tak Mencerminkan Kualitas, Etika, dan Moral Prajurit

Kompas.tv - 17 Maret 2021, 00:40 WIB
mantan-panglima-tni-gatot-nurmantyo-moeldoko-tak-mencerminkan-kualitas-etika-dan-moral-prajurit
Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat menghadiri Muktamar XVIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Univeritas Muhammadiyah Malang (UMM), Jumat (3/8/2018). (Sumber: KOMPAS.com/Andi Hartik)
Penulis : Tito Dirhantoro

Namun, Gatot menolak tawaran tersebut karena seketika teringat kenangan di Istana bersama mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Banyak yang bertanya kepada saya, 'Pak, Bapak juga digadang-gadang menjadi...'. Ya saya bilang 'Siapa sih yang enggak mau," kata Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu.

Baca Juga: Rombongan AHY Datangi Jusuf Kalla, Ada Nasihat hingga Dukungan Moril untuk Demokrat

"Partai dengan 8 persen kalau enggak salah kan besar, dia (Partai Demokrat) mengangkat presiden, segala macam kaya gitu. Ada juga yang datang sama saya."

Gatot mengatakan, tawaran tersebut memang menarik. Ia lantas menanyakan bagaimana proses kudeta di Partai Demokrat kepada orang yang mengajaknya itu.

Menurut orang tersebut, kata Gatot, caranya dengan melakukan KLB. Dalam KLB itu, posisi AHY diganti karena ada mosi tidak percaya. Setelah AHY lengser, baru dilakukan pemilihan untuk posisi ketua umum yang baru.

"Datang, 'menarik juga' saya bilang. Gimana prosesnya? Begini pak, nanti kita bikin KLB. KLB terus gimana? Ya nanti visi yang dilakukan adalah kita mengganti AHY dulu. Mosi tidak percaya, AHY turun," ujar Gatot.

Baca Juga: Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo Dukung AS Tolak Klaim China Soal Laut China Selatan

"Setelah turun, baru pemilihan, 'Bapak nanti pasti deh begini, begini'. Oh begitu ya, saya bilang begitu gitu."

Gatot menerangkan kisahnya ketika menjadi prajurit TNI. Bahwa dirinya yang ketika itu menjabat Pangkostrad lalu dinaikkan menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) karena SBY.

"Saya ini bisa naik bintang satu, bintang dua, taruh itu hal biasa. Tapi kalau saya naik bintang tiga itu presiden pasti tahu. Kemudian jabatan Pangkostrad, pasti Presiden tahu. Apalagi Presidennya tentara waktu itu Pak SBY," ujar Gatot.

Saat menjabat Pangkostrad, Gatot mengaku sempat dipanggil SBY ke istana. Ketika itu, SBY bilang akan menjadikan Gatot Nurmantyo sebagai KSAD. Gatot pun langsung mengucapkan terima kasih kepada SBY.

Baca Juga: Laporkan Hasil KLB ke Kemenkumham, Partai Demokrat Kubu Moeldoko Apresiasi Jokowi Setinggi-tingginya

Lebih lanjut, Gatot mengatakan, dirinya bisa mempunyai karier tinggi di instansi TNI berkat dua presiden berbeda. Pertama, kata dia, berkat SBY dan kedua Presiden Jokowi.

"Maksud saya begini, apakah iya saya dibesarkan oleh dua Presiden. Satu Pak Susilo Bambang Yudhoyono, satu lagi Pak Joko Widodo kan gitu," ujarnya.

"Terus saya membalasnya dengan mencongkel anaknya?"




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x