Kompas TV nasional politik

Sejarah Partai Politik, Ini 4 KLB yang Pernah Ramaikan Indonesia

Kompas.tv - 6 Maret 2021, 05:50 WIB
sejarah-partai-politik-ini-4-klb-yang-pernah-ramaikan-indonesia
Kongres Luar Biasa Partai Demokrat tandingan di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021). (Sumber: KOMPAS.com/MEI LEANDHA ROSYANTI)
Penulis : Ahmad Zuhad

PPP sempat sedikit berjaya pada pemilu 1997. Partai pimpinan Buya Ismail Hasan ini berhasil meraih 25,3 juta suara dan mendapat 20,94 persen kursi DPR RI.

Namun, perolehan suara PP anjlok saat era multipartai pada pemilu 1999 dan pemilu 2004.

Penceramah Zainuddin MZ tak puas dengan kondisi ini kemudian mendirikan partai tandingan, yaitu PPP Reformasi. Belakangan, partai ini berubah nama menjadi Partai Bintang Reformasi (PBR).

Di sisi lain, kader lain hendak memaksa menyelenggarakan muktamar luar biasa untuk menggantikan Hamzah Haz. Hampir setiap hari kantor DPP PPP didemo oleh kader sendiri setelah kekalahan dalam pemilu 2004.

Baca Juga: Rajin Catat Langkah, Ini Sosok Pak Dadang Si Dewa Kipas yang Kalahkan Gamer Catur Dunia di Chess.com

Suryadharma Ali berusaha menggerakan penyelenggaran Silaturahmi Nasional pada Februari 2005. Rencananya, acara itu hendak berubah menjadi muktamar luar biasa. Namun, rencana ini gagal.

Suryadharma Ali baru bisa terpilih sebagai Ketua Umum DPP PPP pada muktamar di Jakarta tahun 2007. Ia menjabat untuk periode 2007-2011.

Karena performa buruk saat pemilu 2009, giliran Suryadharma Ali menghadapi ancaman pelengseran. Aliansi Sayap PPP sempat menduduki kantor DPP PPP pada April 2009.

Namun, tuntutan menggelar muktamar luar biasa ini tak terwujud. Suryadharma malah kembali terpilih pada Muktamar VIII PPP di Bandung tahun 2011.

3. KLB Partai Demokrat 2013

Pada 2013 Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menjadi tersangka kasus korupsi proyek pembangunan kompleks olahraga Hambalang. Ia mengundurkan diri dari jabatan ketua umum pada 23 Februari 2013.

Partai Demokrat pun menghadapi keadaan darurat karena kehilangan nahkodanya. Padahal, saat itu menjelang pemilu 2014.

Sebelum krisis ini, Demokrat relatif solid saat dipimpin Subur Budhisantoso pada 2001-2005 dan Hadi Utomo pada 2005-2013.

Saat itu, salah satu pendiri Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina. Para kader Demokrat pun mengadakan Kongres Luar Biasa.

Baca Juga: Cerita Kakak Beradik di Madiun yang Nekat Jual Soto Semangkuk Rp 1.000

Mereka berharap SBY dapat menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dan membangun kembali partai untuk memenangi Pemilu 2014.

KLB pun kemudian terselanggara pada 30 Maret 2013 di Bali. SBY benar-benar terpilih sebagai Ketum Demokrat.

4. KLB Partai Gerindra

Ketua Umum Partai Gerindra periode 2010-2015 Suhardi meninggal dunia pada Kamis (28/8/2014). Ia meninggal karena kanker paru-paru.

Untuk mengisi kekosongan kursi pimpinan Gerindra, KLB pun diadakan di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (20/9/2014).

KLB ini berjalan mulus dan berakhir dalam waktu tiga setengah jam. Prabowo Subianto yang menjabat Ketua Dewan Pembina Gerindra terpilih secara aklamasi oleh seluruh DPD dan DPC Gerindra.

Namun, Prabowo tidak hanya melanjutkan kepemimpinan Suhardi sampai selesai masa jabatan. Ia menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra selama satu periode pada 2015-2020.

Dalam KLB Agustus 2020, Prabowo kembali dipilih sebagai Ketum Gerindra untuk periode 2020-2025.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x