Kompas TV nasional berita utama

Dapat Jatah Impor 80.000 Ton Daging Kerbau Tahun Ini, Bulog: Dilakukan Bertahap

Kompas.tv - 3 Februari 2021, 14:24 WIB
dapat-jatah-impor-80-000-ton-daging-kerbau-tahun-ini-bulog-dilakukan-bertahap
Ilustrasi daging kerbau. (Sumber: KOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)
Penulis : Ahmad Zuhad

JAKARTA, KOMPAS.TV - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (BULOG) akan mengimpor daging kerbau sebanyak 80.000 ton dari India pada tahun ini setelah mendapatkan penugasan dari pemerintah.

Budi Waseso, Direktur Utama Perum BULOG, seperti dilansir dari Kompas.com, menjelaskan distribusi daging kerbau asal India itu dilakukan secara bertahap untuk menyesuaikan kebutuhan pasar dalam negeri.

“Kami ajukan impor daging kerbau dan sudah diputuskan dalam rakortas (rapat koordinasi terbatas) bahwa BULOG dapat jatah penugasan impor daging kerbau 80.000 ton,” ujar Dirut Perum BULOG itu, Rabu (03/02/2021).

Baca Juga: Politikus PKS Kritik Kebijakan Impor Daging Sapi yang Tak Pernah Berubah

Stok daging untuk kebutuhan nasional khususnya ketika bulan ramadan dan Idul Fitri dikatakan dalam kondisi aman.

“Kami juga ingin jaga stabilitas harga daging di pasar agar tidak anjlok akibat adanya daging kerbau impor,” jelas pria yang kerap disapa Buwas itu.

Impor yang dilakukan secara bertahap ini menyesuaikan kemampuan penyuplai mengingat India masih menghadapi pandemi.

Meski demikian, Bulog belum melakukan lelang untuk menetapkan penyuplai daging kerbau dari India untuk dibawa ke Indonesia.

Baca Juga: Nikmatnya Daging Tebal Ikan Etong Bakar Goreng

Nantinya Bulog akan segera mengurus administrasi lelang sembari menunggu persetujuan impor dari Kementerian Perdagangan.

“Berdasarkan pengalaman impor daging kerbau, kemampuan supplier bisa mencapai 10.000 sampai 50.000 ton per bulan,” ujar Buwas.

Menurutnya, yang terpenting adalah impor 80.000 ton daging kerbau bisa terealisasi tahun ini. Terkait jaminan adanya daging dari penyuplai, Buwas mengatakan akan membuat kontrak untuk para penyuplai.

“Jadi begitu ada kontrak lalu ada keterlambatan, yang menanggung itu mereka (supplier di India)," pungkasnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x