Kompas TV nasional peristiwa

Roundup: Syekh Ali Jaber Meninggal, Banjir dan Gempa di Beberapa Daerah

Kompas.tv - 15 Januari 2021, 07:00 WIB
roundup-syekh-ali-jaber-meninggal-banjir-dan-gempa-di-beberapa-daerah
Ulama Syekh Ali Jaber (Sumber: Dokumentasi Kemenko Polhukam)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Eddward S Kennedy

Sebagian warga sudah mulai mengungsi, tetapi masih kesulitan mendapat bantuan makanan.

Banjir juga masih melanda Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Banjir bahkan merendam jalan penghubung dua kabupaten/kota itu hingga ketinggian 30 cm hingga 50 cm.

Seorang balita di Banjarbaru pun tewas setelah terseret banjir.

Di Kalimantan Selatan sendiri total ada tujuh kabupaten/kota terendam banjir.

Masih di Kalimantan, banjir juga menerjang Bengkayang, Kalimantan Barat. Setidaknya 30 rumah rusak karena gelombang tinggi.

Banjir melanda pun Indramayu, Jawa Barat dan merendam ratusan rumah. Banjir ini berasal dari luapan sungai dan air pasang laut.

Ketinggian banjir diperkirakan mencapai 40 cm sampai 1 meter.

Gempa Bumi

Gempa Majene menyebabkan longsor batu pada Kamis (14/1/2021) (Sumber: Twitter/@DaryonoBMKG)

Kamis (14/1/2021) gempa mengguncang Majene, Sulawesi Barat dan Kebumen, Jawa Tengah.

Gempa Majene berkekuatan 5,9 skala richter. Penyebab gempa ini adalah pergerakan Sesar Naik Mamuju. Sesar ini adalah sesar sama yang memicu tsunami mematikan pada 1969.

Tsunami karena sesar ini mencapai 1,5 meter sampai 4 meter Tsunami. Ketika itu, tsunami memakan 64 korban jiwa meninggal, 97 luka-luka, dan 1.287 rumah rusak.

Namun, gempa Majene hari ini tidak memakan korban jiwa. Tiga kali guncangan gempa ini merusak beberapa rumah dan menyebabkan longsor batu.

Sementara, gempa Kebumen berkekuatan 3,6 skala richter. Gempa ini dipicu Sesar Kebumen yang cenderung mengarah ke Tenggara – Barat Laut, melalui utara Kota Kebumen ke arah Waduk Sempor. Gempa ini relatif ringan.

Meski begitu, dua gempa hari ini tak mesti disikapi dengan kecemasan tinggi.

"Kita memiliki banyak sumber gempa, dengan rincian 13 segmentasi megathrust dan lebih dari 295 sumber gempa sesar aktif, sehingga wajar jika sering gempa," ujar Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono pada Tirto.id

Menurut Daryono, gempa mesti disikapi dengan melakukan mitigasi gempa, seperti membangun bangunan tahan gempa dan memahami cara berlindung saat gempa.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x