Kompas TV lifestyle kesehatan

Waspada! Ini 6 Dampak yang Mungkin Terjadi Pada Tubuh Apabila Terkena Pneumonia

Kompas.tv - 7 Desember 2023, 04:00 WIB
waspada-ini-6-dampak-yang-mungkin-terjadi-pada-tubuh-apabila-terkena-pneumonia
Ilustrasi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) meminta semua jajarannya siaga menyusul laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa telah terjadi peningkatan kasus undefined pneumonia yang menyerang anak-anak di China bagian Utara. (Sumber: Kemenkes)
Penulis : Almarani Anantar | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS TV - Pneumonia adalah infeksi yang menyerang salah satu atau kedua paru-paru. Penyebab umum pneumonia melibatkan bakteri dan virus, meskipun jamur juga dapat menjadi pemicu.

Infeksi ini mengakibatkan peradangan pada alveoli (kantung udara) di paru-paru, yang menyebabkan penumpukan cairan dan kesulitan bernapas.

Penting untuk dicatat bahwa pneumonia bisa menjadi keadaan darurat medis, dan dapat menyerang orang yang berusia di atas 65 tahun dan anak-anak berusia 5 tahun ke bawah.

Meskipun pneumonia umumnya memengaruhi paru-paru, komplikasi dapat menyebabkan masalah pada area tubuh lainnya yang dapat sangat serius hingga mengancam nyawa.

Risiko, pengobatan, dan waktu pemulihan bergantung pada penyebab infeksi, usia, dan masalah kesehatan tambahan yang dimiliki sebelum terkena pneumonia.

Untuk memahami lebih dalam mengenai penyakit ini, berikut adalah beberapa dampak pneumonia pada tubuh yang mungkin terjadi, seperti yang dikutip dari Healthline berikut ini.

1. Sistem Pernapasan

Pneumonia dimulai ketika bakteri atau virus memasuki tubuh melalui saluran udara. Setelah infeksi masuk ke paru-paru, peradangan menyebabkan kantong udara, disebut alveoli, terisi cairan atau nanah.

Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, batuk, dan mengeluarkan dahak berwarna kuning atau coklat. Selain itu pernapasan bisa terasa sulit dan dangkal, serta nyeri dada saat bernapas dalam.

Penumpukan cairan di dalam dan sekitar paru-paru dapat menyebabkan berbagai komplikasi.

Cairan yang terkumpul di suatu area disebut abses, dan jika pengobatan antibiotik tidak mengatasi abses, kemungkinan perlu dilakukan tindakan pembedahan untuk mengangkatnya.

Baca Juga: Pneumonia Anak Merebak di China, Kemenkes RI Minta Warga Tak Panik, Beberkan 5 Langkah Antisipasi

Adanya cairan di antara selaput paru-paru dan lapisan dalam dinding dada disebut efusi pleura, dan efusi pleura yang terinfeksi memerlukan tindakan pengeringan. Untuk prosedur ini, selang dada sering digunakan.

Jika infeksi dan penumpukan cairan mencapai tingkat keparahan yang cukup, akan dapat menghambat fungsi paru-paru.

Ketika paru-paru tidak dapat menyediakan oksigen ke dalam darah dan mengeluarkan karbon dioksida pada tingkat yang optimal, hal ini dapat menyebabkan kegagalan pernapasan.

Tanda gejala kegagalan pernapasan, meliputi;

  • Napas yang cepat,
  • Merasa kesulitan menghirup udara yang cukup,
  • Kebingungan,
  • Merasa mengantuk,
  • Bibir dan kuku berubah warna menjadi kebiruan.

Jika mengalami gejala kegagalan pernapasan, segera cari bantuan medis. Kondisi ini dapat diatasi melalui terapi oksigen atau dengan menggunakan ventilator, yaitu mesin yang membantu proses pernapasan.

2. Sistem Peredaran Darah

Salah satu indikasi awal pneumonia yang disebabkan oleh bakteri adalah peningkatan detak jantung yang cepat, yang mungkin terkait dengan demam tinggi.

Infeksi pneumonia memiliki potensi untuk menyebar dari paru-paru ke dalam aliran darah. Hal ini merupakan komplikasi serius yang dapat mencapai organ utama dan menyebabkan kerusakan organ atau bahkan kematian.

Penyebaran bakteri melalui darah dikenal sebagai bakteremia, dan jika tidak diatasi, dapat mengakibatkan syok septik yang dapat menyebabkan tekanan darah sangat rendah dan penurunan aliran darah ke organ-organ utama tubuh.



Sumber : Healthline


BERITA LAINNYA



Close Ads x