Kompas TV lifestyle kesehatan

Simak, ini Pertolongan Pertama yang Dapat Dilakukan pada Pasien Parafimosis "Sunat Jin"

Kompas.tv - 29 September 2023, 06:30 WIB
simak-ini-pertolongan-pertama-yang-dapat-dilakukan-pada-pasien-parafimosis-sunat-jin
Ilustrasi anak disunat. Pertolongan pertama pada pasien Parafimosis atau yang sering dikira dengan sunat jin. (Sumber: TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN.)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Parafimosis atau yang sering dikira dengan 'sunat jin' merupakan kelainan pada alat vital laki-laki yang termasuk golongan gawat darurat dalam medis.

Dokter Spesialis Urologi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Budi Himawan menjelaskan, parafimosis adalah sebuah keadaan di mana kulup penis (preputium) diretraksi (ditarik) ke arah belakang leher kepala penis (sulcus coronarius glans) dan tidak bisa dikembalikan ke bentuk semula.

Sehingga bentuknya menjadi mirip seperti sudah disunat, padahal belum sama sekali.

Kondisi tersebut, kata Budi, terjadi karena adanya jeratan di bagian leher kepala penis, yang jika dibiarkan akan menyebabkan bengkak. 

Oleh karena itu, kelainan medis tersebut harus segera ditangani dengan tepat.

Lalu, bagaimana pertolongan pertama pada pasien parafimosis?

Perawatan parafimosis bervariasi, tergantung pada usia dan tingkat keparahan kondisi pasien.

Berdasarkan pemaparan dokter Budi, langkah pertama mengobati parafimosis adalah mengurangi pembengkakan.

Baca Juga: Hanya Mitos, Ini Penjelasan Medis soal Sunat Jin, Bahaya Jika Tak Segera Ditangani

”Pertolongan pertama untuk pasien parafimosis yakni kompres dengan air dingin untuk mengurangi bengkak pada penis," kata Budi, dalam diskusi secara daring, Senin (25/9/2023).

"Lalu pasien dianjurkan minum obat anti nyeri yang aman bila tidak ada alergi atau kontraindikasi," sambungnya.

Kemudian, lanjut dia, segera bawa pasien ke rumah sakit.

Hal ini dilakukan agar penis segera mendapatkan tindakan.

Salah satu tindakannya yakni dengan dilakukan sirkumsisi atau sunat.

Melansir dari Harian Kompas, jika parafimosis tak ditangani dengan cepat, maka dapat menyebabkan komplikasi serius karena aliran darah di penis berkurang sehingga jaringan kekurangan oksigen.

Hal ini mengakibatkan infeksi parah, kerusakan pada ujung penis, dan gangren atau kematian jaringan yang menyebabkan hilangnya ujung penis.

Sementara itu, untuk mencegah komplikasi serius, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Moh Adib Khumaidi menyatakan, edukasi mengenai parafimosis dan hipospadia kepada warga perlu ditingkatkan.

Hal itu juga untuk menghindari salah kaprah di masyarakat yang menganggap kondisi medis ini merupakan sunat jin.

Baca Juga: 10 Fakta dan 5 Manfaat Bunga Tabebuya untuk Kesehatan, Lebih dari Sekadar Penghias Jalanan



Sumber : Kompas TV/Harian Kompas.


BERITA LAINNYA



Close Ads x