Kompas TV kolom opini

Anugerah Natal Terindah

Kompas.tv - 25 Desember 2022, 05:05 WIB
anugerah-natal-terindah
Ibu dan anak. (Sumber: Trias Kuncahyono)

Tidak mudah sampai pada kesadaran itu; sampai pada Fiat nobis secundum voluntatem tuam, Domine. Tetapi, dengan menyadari bahwa hidup itu penuh kejutan, kami menerima “kejutan” ini, walau tertatih-tatih.

Kata Paus Fransiskus, Natal pertama, lebih dari dua ribu tahun silam, “penuh kejutan”, bagi Maria, bagi Yusuf. Dari pemberitahuan malaikat Gabriel tentang kehamilan Maria, sampai pengungsian ke Mesir, Natal pertama tersebut  “membawa perubahan yang tak terduga” ke dalam kehidupan mereka.

Kejutan yang paling besar, di tengah malam Natal,” kata Paus Fransiskus, “Yang Mahatinggi menjadi seorang bayi mungil.”

Maka, menghayati Natal berarti harus berani diguncang oleh kebaruannya yang mengejutkan. Kami memang terkejut, walau susah payah untuk bisa memahami dan menerima kejutan itu.

Lebih terkejut lagi, setelah anak kami bercerita bahwa ia sudah tak ingat lagi peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah masuk kamar di Wisma Indonesia, tempat tinggal Dubes RI untuk Singapura, Suryopratomo. Berarti, ia sudah mulai kehilangan kesadaran sejak Selasa dini hari.

***

Ketika kami –saya dan istri– berdiri di samping ranjang anak kami di tengah malam yang terus berjalan semakin tua, di tengah sepi yang menguasai kamar-kamar rumah sakit, di tengah rasa hati yang tak karu-karuan walau terus berusaha untuk menerima Fiat nobis secundum voluntatem tuam, Domine, kami berusaha untuk menerima kejutan menjelang Natal ini.

Dukungan perhatian dan doa dari saudara-saudara, kerabat, para sahabat dan teman tak hentinya mengalir masuk lewat WA dan WA grup, video, menjadi sangat berarti. Kami tak sendirian. Inilah arti persaudaraan, perdahabatan.

“Kalau ada apa-apa jangan lupa, kabari aku,” kata Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo yang datang ke rumah sakit bersama istri, Noeri Widowati. Sungguh, sangat berarti.

Terima kasih saudara-saudaraku, para sahabatku, teman-temanku, atas semua perhatian dan dukunganmu pada kami.

Kata orang-orang bijak, hidup ini terlalu penuh dengan kejutan. Bahkan, setiap harinya, setiap detiknya, kita selalu mendapatkan “Kejutan” dari Allah. Entah itu yang membahagiakan, atau justru menyakitkan dalam perspektif kita. Kita tidak bisa memilih “kejutan-kejutan” itu. Kita tidak bisa memilih kejutan yang menyenangkan saja.

Karena sejatinya, setiap “anugerah” dan setiap “kejutan” yang Dia berikan, pasti itu yang terbaik untuk kita. Hanya saja kita terlalu sempit menilai setiap pemberian-Nya. Jika kita menyukai “kejutan” tersebut kita akan berkata “Ya Allah, Engkau baik sekali mengabulkan apa yang aku mau..” Tetapi, bila “kejutan” itu tak sesuai harapan kita, kita berkeluh-kesah.

Begitulah…

Ketika anak kami pada Kamis pagi membuka matanya, dan siang harinya mengenal kami lagi, bisa merasakan rasa sakit, bisa berkomunikasi lagi walau baru sebatas mengangguk dan menggeleng…. lalu bisa berbicara meski mula-mula lirih, kemudian makin jelas dan jelas… kami seperti melihat kegelapan pergi ketika fajar datang… meskipun perginya itu diam-diam… Kami semakin percata bahwa hanya cahaya yang mampu mengusir kegelapan.

Tetapi, seperti kata sahabat saya, Nil sine numini tak ada yang dapat terjadi tanpa kehendak Illahi. Demikian pula, perginya kegelapan malam dan datangnya terang fajar juga adalah kehendak Ilahi. Inilah providentia Dei, penyelenggaraan Ilahi.

Inilah anugerah Natal paling istimewa yang pernah kami terima. Inilah “kejutan” di akhir tahun… Aku lalu ingat kata Emak kepada istri saya, beberapa waktu lalu, “Di akhir tahun, Mbak akan menerima musibah dan anugerah.”

Selamat Natal 2022…

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x