Kompas TV internasional kompas dunia

Peneliti: Waktu Dunia Mungkin Perlu Dikurangi Satu Detik akibat Rotasi Bumi yang Semakin Cepat

Kompas.tv - 28 Maret 2024, 07:19 WIB
peneliti-waktu-dunia-mungkin-perlu-dikurangi-satu-detik-akibat-rotasi-bumi-yang-semakin-cepat
Gambar dari NOAA/NASA menunjukkan belahan bumi barat pada pukul 12:00 siang EDT tanggal 20 Mei 2018, diambil oleh satelit GOES-17. Peningkatan kecepatan rotasi Bumi mungkin mengakibatkan pengurangan satu detik dari jam dunia dalam beberapa tahun mendatang. (Sumber: NOAA / NASA)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Perubahan rotasi Bumi mengancam untuk mengganggu persepsi waktu dan jam kita, termasuk masyarakat yang terkomputerisasi dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi hanya selama satu detik.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, para penjaga putaran waktu dunia mungkin harus mempertimbangkan untuk mengurangi satu detik dari jam kita dalam beberapa tahun mendatang karena planet ini berputar sedikit lebih cepat dari sebelumnya. Jam mungkin harus melewati satu detik, yang disebut "leap second negative," atau lompatan negatif satu detik sekitar tahun 2029, sebuah studi dalam jurnal Nature mengatakan hari Rabu (27/3/2024).

"Ini adalah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan ini adalah hal yang besar," kata penulis utama studi, Duncan Agnew, seorang geofisikawan di Scripps Institution of Oceanography di University of California, San Diego.

"Ini bukanlah perubahan besar dalam rotasi Bumi yang akan menyebabkan bencana atau apa gitu, tetapi ini adalah sesuatu yang patut dicatat. Ini adalah indikasi lain bahwa kita berada dalam masa yang sangat tidak biasa."

Mencairnya es di kedua kutub Bumi telah menangkal lonjakan kecepatan planet ini dan kemungkinan telah menunda saat yang tepat untuk koreksi global ini sekitar tiga tahun, kata Agnew.

"Kita menuju ke leap second negatif," kata Dennis McCarthy, mantan direktur waktu untuk Observatorium Angkatan Laut Amerika Serikat yang tidak terlibat dalam studi tersebut. "Hanya masalah waktu."

Ini adalah situasi rumit yang melibatkan fisika, politik kekuatan global, perubahan iklim, teknologi, dan dua jenis waktu.

Bumi membutuhkan sekitar 24 jam untuk berputar, tetapi kata kuncinya ada pada diksi 'sekitar'.

Baca Juga: Geger NASA Rilis Laporan Studi UFO: Perlu Lebih Banyak Penelitian dan Kurangi Stigma Agar Paham

Penjaga Ray Keen memeriksa tampilan jam sebelum mengubah waktu pada jam berusia 100 tahun di atas Gedung Pengadilan Clay County Sabtu, 8 Maret 2014, di Clay Center. (Sumber: AP Photo)

Selama ribuan tahun, Bumi umumnya melambat, dengan tingkat yang bervariasi dari waktu ke waktu, kata Agnew dan Judah Levine, seorang fisikawan untuk divisi waktu dan frekuensi dari National Institute of Standards and Technology.

Perlambatan ini sebagian besar disebabkan oleh efek pasang surut, yang disebabkan oleh tarikan bulan, kata McCarthy.

Hal ini tidaklah penting sampai jam atom diadopsi sebagai standar waktu resmi lebih dari 55 tahun yang lalu. Jam atom tersebut tidak melambat.

Itu menciptakan dua versi waktu, waktu astronomi dan waktu atom, dan ternyata mereka tidak cocok. Waktu astronomi tertinggal dibandingkan waktu atom sebesar 2,5 milidetik setiap hari. Ini berarti jam atom akan mengatakan sudah tengah malam dan bagi Bumi itu baru tengah malam sebagian detik kemudian, kata Agnew.

Beberapa per sekian detik harian itu bertambah menjadi beberapa detik setiap beberapa tahun. Mulai tahun 1972, penjaga waktu internasional memutuskan untuk menambahkan "leap second" pada bulan Juni atau Desember untuk waktu astronomi agar sesuai dengan waktu atom, yang disebut Waktu Universal Terkoordinasi atau UTC.

Daripada pukul 11:59 dan 59 detik berubah menjadi tengah malam, akan ada satu detik lagi pada pukul 11:59 dan 60 detik. Leap second negatif akan berubah dari pukul 11:59 dan 58 detik langsung ke tengah malam, melewati 11:59:59.

Antara tahun 1972 dan 2016, 27 leap second terpisah ditambahkan saat Bumi melambat. Tetapi tingkat perlambatan mulai melandai, "Pada tahun 2016 atau 2017 atau mungkin 2018, tingkat perlambatan telah melambat hingga pada titik di mana Bumi sebenarnya mempercepat," kata Levine.

Baca Juga: Penelitian Terbaru Ungkap Migrasi Prasejarah dari China ke Benua Amerika

Ilustrasi waktu. Peningkatan kecepatan rotasi Bumi mungkin mengakibatkan pengurangan satu detik dari jam dunia dalam beberapa tahun mendatang. (Sumber: MTV Lebanon)

Bumi mempercepat karena inti cair panasnya bertindak dengan cara yang tidak terduga, dengan pusaran dan aliran yang bervariasi, kata Agnew.

Agnew mengatakan inti tersebut telah memicu percepatan selama sekitar 50 tahun, tetapi pelelehan cepat es di kutub sejak tahun 1990 menyamarkan efek tersebut.

Pelelehan es menggeser massa Bumi dari kutub ke pusat yang membengkak, yang memperlambat rotasi seperti seorang pemain seluncur es yang melambat ketika mengulurkan tangan mereka ke samping, katanya.

Tanpa efek pelelehan es, Bumi akan membutuhkan leap second negatif tahun 2026 daripada 2029, seperti kalkulasi Agnew.

Selama beberapa dekade, para astronom menjaga waktu universal dan astronomi bersama dengan leap seconds yang berguna itu.

Tetapi operator sistem komputer mengatakan penambahan itu tidak mudah untuk semua teknologi yang tepat yang kini menjadi andalan dunia. Pada tahun 2012, beberapa sistem komputer salah mengelola leap second, menyebabkan masalah bagi Reddit, Linux, maskapai penerbangan Qantas, dan lainnya, kata para ahli.

"Untuk apa perlu penyesuaian waktu ini ketika menyebabkan begitu banyak masalah?" kata McCarthy.

Tetapi sistem satelit Rusia bergantung pada waktu astronomi, jadi menghilangkan leap seconds akan menyebabkan masalah bagi mereka, kata Agnew dan McCarthy. Para astronom dan orang lain ingin tetap menggunakan sistem yang akan menambahkan leap second setiap kali perbedaan antara waktu atom dan astronomi mendekati satu detik.

Baca Juga: Penelitian Terbaru Ungkap Kemungkinan Inti Bumi Sudah Berputar ke Arah Berlawanan, Pertanda Apa Ini?

Pada tahun 2022, penjaga waktu dunia memutuskan bahwa mulai tahun 2030-an mereka akan mengubah standar untuk menyisipkan atau menghapus leap second, membuatnya jauh lebih tidak mungkin.

Perusahaan teknologi seperti Google dan Amazon secara sepihak menerapkan solusi mereka sendiri terhadap masalah leap second dengan secara bertahap menambahkan pecahan detik selama satu hari penuh, kata Levine.

"Pertarungannya begitu serius karena taruhannya begitu kecil," kata Levine.

Kemudian tambahkan efek "aneh" dari pengurangan, bukan penambahan leap second, kata Agnew. Kemungkinan akan lebih sulit untuk melewati satu detik karena program perangkat lunak dirancang untuk menambahkan, bukan mengurangi waktu, kata McCarthy.

McCarthy mengatakan tren menuju kebutuhan akan leap second negatif jelas, tetapi menurutnya lebih berkaitan dengan Bumi yang menjadi lebih bulat akibat pergeseran geologis dari akhir zaman es terakhir.

Tiga ilmuwan luar yang lain mengatakan studi Agnew masuk akal, menyebut buktinya meyakinkan. Tetapi Levine tidak yakin leap second negatif benar-benar akan diperlukan. Dia mengatakan tren perlambatan secara keseluruhan dari pasang surut telah ada selama berabad-abad dan terus berlanjut, tetapi tren pendek dalam inti Bumi datang dan pergi.

"Ini bukanlah proses di mana masa lalu merupakan prediksi yang baik untuk masa depan," kata Levine. "Siapapun yang membuat prediksi jangka panjang tentang masa depan berada di atas tanah yang sangat rapuh."



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x