Kompas TV internasional kompas dunia

Korban Tewas Jadi 137 Orang dalam Serangan di Moskow: Inilah Fakta Penting Tragedi Tersebut

Kompas.tv - 25 Maret 2024, 04:45 WIB
korban-tewas-jadi-137-orang-dalam-serangan-di-moskow-inilah-fakta-penting-tragedi-tersebut
Hari Sabtu, 23 Maret 2024, petugas pemadam kebakaran bekerja di gedung konser yang terbakar pasca serangan terhadap gedung Balai Kota Crocus di tepi barat Moskow, Rusia. Badan investigasi Rusia mengatakan jumlah korban tewas meningkat menjadi lebih dari 137 orang. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

MOSKOW, KOMPAS.TV - Jumlah korban tewas akibat serangan penembakan di gedung konser di Krasnogorsk, Moskow, Rusia, pada Jumat (23/3/2024) pekan lalu, telah meningkat menjadi 137 orang. Hal ini seperti diumumkan oleh otoritas investigasi federal negara itu pada Minggu (24/3).

Komite Investigasi Rusia melaporkan bahwa 137 jenazah telah ditemukan di lokasi serangan teroris tersebut, termasuk tiga jenazah anak-anak.

"Investigasi di lokasi kejadian masih berlangsung. Hingga saat ini, 62 jenazah telah diidentifikasi. Untuk korban lainnya, pemeriksaan genetik sedang dilakukan guna menetapkan identitas mereka," demikian pernyataan resmi tersebut.

Selain itu, empat set amunisi tempur, lebih dari 500 butir peluru, 28 magazen, dan dua senapan serbu Kalashnikov turut disita dari lokasi kejadian.

Kantor pusat Kementerian Kesehatan Rusia juga memperbarui daftar orang yang terluka dan sedang dirawat di rumah sakit menjadi 180 orang, di mana 142 di antaranya masih menjalani perawatan intensif.

Seperti diketahui, pada peristiwa itu para peyerang mulai menembaki penonton konser di Gedung Crocus City Hall ketika band rock Picnic sedang bersiap tampil. Kejadian tragis itu terjadi Jumat malam di kawasan barat Moskow.

Baca Juga: Zelenskyy Murka Dituduh Putin Bantu Teroris yang Bantai 133 Orang di Moskow

Warga meletakkan bunga dan menyalakan lilin di samping Balai Kota Crocus, di tepi barat Moskow, Rusia, Sabtu, 23 Maret 2024. Badan investigasi utama negara Rusia mengatakan jumlah korban tewas meningkat menjadi lebih dari 137 orang. (Sumber: AP Photo)

Otoritas Rusia telah menangkap 11 orang terkait serangan tersebut, termasuk empat yang diyakini sebagai pelaku langsungnya, menurut Badan Keamanan Federal.

Kelompok Negara Islam (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut yang menewaskan sedikitnya 137 orang, menjadikannya serangan paling mematikan di Rusia dalam beberapa tahun terakhir.

Meskipun Amerika Serikat (AS) mengklaim punya bukti mendukung klaim kelompok tersebut, hal itu tidak mencegah Moskow dan Kiev dari saling menyalahkan saat konflik di Ukraina masih memanas.

Masih banyak yang belum diketahui tentang serangan mengerikan tersebut, termasuk apakah terkait dengan peringatan keamanan yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar AS di Moskow dua minggu sebelumnya dan apakah itu menandakan kebangkitan kembali kelompok tersebut di Barat.

Sementara itu, Rusia terus melakukan penyelidikan setelah menahan 11 tersangka, tetapi belum mungkin untuk mengonfirmasi keaslian pernyataan yang dikeluarkan oleh penyelidik Rusia. 

Berikut adalah beberapa hal yang diketahui sampai saat ini, Minggu, 24/3/2024 seperti laporan Assoiciated Press.

Baca Juga: Putin Kutuk Serangan Teroris ke Gedung Konser Tewaskan 133 Orang, Minggu Hari Berkabung Nasional

Bekas kebakaran di gedung Balai Kota Crocus, Moskow usai serangan teroris pada Jumat (23/3/2024) malam waktu Rusia. Foto diambil pada Sabtu (23/3). (Sumber: Vitaly Smolnikov/Associated Press)

Pihak yang Mengaku Bertanggung Jawab

Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, pertama kali pada Jumat (22/3) dan kemudian Sabtu (23/3), melalui saluran media sosial yang biasa mereka gunakan.

Dalam pernyataannya, ISIS, mengatakan serangan itu terjadi dalam "kerangka alami" dari perang yang sedang berlangsung antara kelompok ekstremis dan negara-negara yang dituduhnya melawan Islam.

ISIS menguasai sebagian besar Irak dan Suriah tahun 2014. Mereka meluncurkan kampanye genosida terhadap kaum Yazidi dan kelompok minoritas lainnya.

Meskipun hampir dikalahkan di medan perang tahun 2018, mereka terus beroperasi di tempat persembunyian gurun di kedua negara tersebut. Ada juga afiliasi regional ISIS di Afghanistan, Afrika Barat, dan Timur Jauh.

Seorang analis keamanan Pakistan, Syed Muhammad Ali, berpendapat jika dikonfirmasi bahwa ISIS melakukan serangan tersebut, itu bisa menjadi pembalasan atas serangan udara Rusia terhadap tempat persembunyian ISIS di Suriah.

Baca Juga: Putin Sebut Pelaku Terorisme Moskow Hendak Kabur ke Ukraina, Tuduh Kiev Siap Beri Jalan

Senapan serbu Kalashnikov yang digunakan pelaku serangan teroris di Balai Kota Crocus, Moskow, Jumat (22/3/2024). (Sumber: Komite Investigasi Rusia via AP)

Konfirmasi Amerika Serikat

Seorang pejabat AS memberi tahu The Associated Press bahwa intelijen AS mengklaim IS-K, afiliasi Asia Tengah dari ISIS, bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, mencatat IS-K atau ISIS Khorasan telah lama menargetkan Rusia.

FSB Rusia juga mengklaim mereka telah mencegah serangan oleh kelompok yang sama yang ditujukan kepada sebuah sinagoge di Moskow hanya beberapa minggu yang lalu.

Siapa ISIS-K atau ISIS-Khorasan?

IS-K mengambil namanya dari Provinsi Khorasan, sebuah wilayah yang meliputi sebagian besar Afghanistan, Iran, dan Asia Tengah pada Abad Pertengahan.

Kelompok ini dimulai dengan beberapa ratus pejuang Taliban Pakistan yang mencari perlindungan di Afghanistan setelah diusir oleh operasi militer Pakistan.

IS-K memiliki ribuan anggota dan merupakan musuh utama Taliban di Afghanistan. Mereka bertanggung jawab atas serangan-serangan mematikan di Afghanistan dan di luar negeri, termasuk serangan bunuh diri di bandara Kabul pada Agustus 2021 dan serangan bom di Kerman, Iran, pada Januari yang menewaskan puluhan orang.

Ciri Khas Serangan ISIS

Olivier Guitta, seorang ahli keamanan, menyatakan banyak hal yang mendukung klaim ISIS, termasuk ancaman yang telah mereka lontarkan secara khusus kepada Rusia.

Dia juga menyoroti bahwa serangan terjadi hari Jumat selama bulan suci Ramadan, yang sering menjadi waktu favorit bagi para pelaku untuk melancarkan aksi mereka. Serangan tersebut juga terjadi di sebuah gedung konser, mirip dengan serangan terhadap teater Bataclan di Paris pada tahun 2015 dan Arena Manchester pada tahun 2017.

Menurut Guitta, penargetan gedung konser juga sejalan dengan taktik yang sering digunakan kelompok tersebut untuk menimbulkan ketakutan dan menciptakan kerusuhan di tengah-tengah masyarakat.

Baca Juga: AS Kantongi Informasi Serangan Teroris di Rusia Sejak Awal Maret

Bekas kebakaran di gedung Balai Kota Crocus, Moskow usai serangan teroris pada Jumat (23/3/2024) malam waktu Rusia. Foto diambil pada Sabtu (23/3). (Sumber: Vitaly Smolnikov/Associated Press)

Peringatan dari Amerika Serikat

Sebelum serangan terjadi, Kedutaan Besar AS di Moskow telah mengeluarkan peringatan keamanan kepada warganya pada tanggal 7 Maret, menyatakan bahwa mereka memantau laporan tentang rencana kelompok ekstremis untuk menyerang pertemuan besar di Moskow, termasuk konser-konser.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam peringatan tersebut sebagai upaya untuk menakuti warga Rusia. Meskipun demikian, serangan mematikan itu terjadi sedikit lebih dari dua minggu setelah peringatan tersebut dikeluarkan.

Tuduhan di Tengah Perang Ukraina

Setelah serangan terjadi, Putin menyatakan bahwa otoritas Rusia telah menahan total 11 orang terkait serangan tersebut, termasuk empat tersangka pelaku langsung. Namun, Ukraina menolak tuduhan Rusia dan menganggapnya sebagai upaya untuk menyalahkan negara lain dan memperkuat propaganda anti-Ukraina di dalam negeri.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Ukraina menuduh rezim Rusia terlibat dalam serangan tersebut. Mereka menegaskan bahwa tidak ada batasan bagi rezim Putin dan siapapun yang akan digunakan sebagai kambing hitam demi kepentingan politiknya.

Konflik retorika antara Rusia dan Ukraina semakin memanas seiring berlanjutnya penyelidikan atas serangan mengerikan ini. Meskipun begitu, penyelidikan terus berlanjut untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi ini dan membawa para pelaku keadilan.


 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x