Dua pejabat Mesir dan seorang diplomat Barat memberi tahu Associated Press hari Minggu, (11/2/2024) bahwa Mesir dapat membatalkan perjanjian perdamaian jika pasukan Israel menyerbu Rafah.
Netanyahu mengatakan Rafah adalah benteng terakhir Hamas setelah lebih dari empat bulan perang, dan mengirim pasukan darat diperlukan untuk mengalahkan kelompok tersebut.
Namun, Mesir menentang setiap langkah yang dapat menyebabkan warga Palestina yang putus asa melarikan diri melintasi perbatasannya.
Rafah juga berfungsi sebagai pintu masuk utama wilayah yang terkepung untuk bantuan kemanusiaan, dan serangan Israel dapat menghambat pengiriman pasokan penting.
Populasi Rafah telah melonjak dari 280.000 orang menjadi sekitar 1,4 juta orang karena warga Palestina melarikan diri dari pertempuran di tempat lain di Gaza. Ratusan ribu pengungsi tersebut tinggal di perkemahan tenda yang luas.
Netanyahu telah memerintahkan militer untuk menyusun rencana evakuasi semua warga sipil Palestina sebelum serangan dimulai. Tetapi tidak jelas mereka akan pergi ke mana.
Netanyahu mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka akan dapat kembali ke area terbuka lebih ke utara. Namun, area tersebut telah rusak parah akibat serangan Israel.
Baca Juga: Bantah Biden, Mesir Tegaskan Perbatasan Rafah Selalu Terbuka Tanpa Syarat bagi Bantuan Kemanusiaan
Yang Akan Terjadi Jika Mesir Membatalkan Perjanjian Perdamaian
Perjanjian tersebut sangat membatasi jumlah pasukan di kedua sisi perbatasan. Hal ini memungkinkan Israel untuk fokus pada ancaman militer lainnya.
Selain perang di Gaza, Israel terlibat dalam bentrokan hampir setiap hari dengan kelompok militan Hizbullah di Lebanon, sementara pasukan keamanannya dikerahkan dengan intensif di Tepi Barat yang diduduki.
Jika Mesir membatalkan perjanjian, hal itu bisa berarti Israel tidak lagi dapat mengandalkan perbatasan selatan sebagai oasis ketenangan.
Memperkuat pasukan di perbatasan dengan Mesir tanpa diragukan lagi akan menantang militer Israel yang saat ini sudah tipis.
Namun, itu akan membawa dampak serius juga bagi Mesir. Mesir telah menerima miliaran dolar bantuan militer dari AS sejak perjanjian perdamaian.
Jika perjanjiannya dibatalkan, itu dapat membahayakan pendanaan tersebut. Perkuatan militer besar-besaran Mesir juga akan memberatkan ekonomi Mesir yang sudah kesulitan.
Alexander mengatakan jika Israel menyerang Rafah, itu akan "mengancam untuk menyeret Mesir ke dalam konflik, yang akan menjadi bencana bagi seluruh wilayah."
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.