Kompas TV internasional kompas dunia

PM Qatar Ingatkan Perang di Gaza Bisa Picu Konflik Timur Tengah jika Tidak Dihentikan Segera

Kompas.tv - 2 Februari 2024, 01:05 WIB
pm-qatar-ingatkan-perang-di-gaza-bisa-picu-konflik-timur-tengah-jika-tidak-dihentikan-segera
Kepulan asap serangan Israel terhadap Gaza, Selasa (30/1/2024). Perdana Menteri Qatar Syaikh Muhammad bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani memperingatkan bahwa jika serangan Israel ke Jalur Gaza tidak segera dihentikan, maka berpotensi memicu konflik yang lebih besar di kawasan Timur Tengah. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Qatar Syaikh Muhammad bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani memperingatkan bahwa jika serangan Israel ke Jalur Gaza tidak segera dihentikan, maka berpotensi memicu konflik yang lebih besar di kawasan Timur Tengah.

Hal tersebut disampaikan Syaikh Jassim ketika berkunjung ke Amerika Serikat (AS), Rabu (31/1/2024). Qatar sendiri berupaya menengahi negosiasi gencatan senjata antara Israel dengan Hamas, tetapi belum berhasil.

Baca Juga: Korban Serangan Israel di Gaza Tembus 27.000 Jiwa, 66.000 Terluka, 8.000 Lebih Hilang

Syaikh Jassim meminta semua pihak untuk bersatu menghentikan perang yang terjadi di Gaza. Ia menekankan bahwa gencatan senjata baru bisa terwujud dengan kemauan pihak Israel dan Hamas.

"Saya kira kita semua harus bersatu untuk menghentikan perang ini, menyelamatkan manusia, menyelamatkan anak-anak dan perempuan itu (di Gaza) dari pembunuhan dan kejaran dan pengeboman serangan udara, tank, dan semuanya," kata Syaikh Jassim kepada NPR via Al Jazeera.

"Ini semua tergantung pada kedua pihak (Israel dan Hamas)," lanjutnya.

Pihak Israel dan AS sendiri dilaporkan berunding di Paris, Prancis pekan lalu untuk membahas gencatan senjata dengan Hamas. Proposal gencatan senjata ini dilaporkan memuat durasi gencatan senjata 40 hari dan pengembalian sandera Hamas ke Israel.

Salah satu pejabat Hamas, Usamah Hamdan mengaku pihaknya tengah mempelajari proposal tersebut. namun, Hamdan menyebut Hamas belum bisa memberi respons.

"Jika semuanya sudah siap dan kami mengirimkan jawaban kami atas proposal tersebut, kami akan menyiarkannya," kata Hamdan.

"Namun, hingga saat ini, tidak ada respons dari kami terkait proposal tersebut, jadi belum ada kesepakatan," lanjutnya.

Sementara itu, menurut laporan jurnalis Al Jazeera di Gaza, Hani Mahmud, masyarakat Palestina menginginkan gencatan senjata permanen. Warga Gaza disebutnya ingin menggunakan masa gencatan senjata untuk mencari sanak keluarga atau menggelar penguburan layak bagi anggota keluarga mereka.

"Mereka ingin gencatan senjata, mereka tidak ingin sekadar jeda sebentar lalu kembali lagi ke siklus pengeboman yang sama," kata Mahmud.

Menurut pengumuman terkini Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Kamis (1/2/2024), serangan Israel telah merenggut 27.019 jiwa selama empat bulan belakangan.

Lebih dari setengah korban terbunuh serangan Israel adalah anak-anak dan perempuan, yakni lebih dari 10.000 anak-anak dan 7.000 perempuan. Lebih dari 8.000 orang juga masih dinyatakan hilang, kemungkinan tertimbun reruntuhan.

Sebanyak 66.139 orang mengalami luka-luka akibat serangan Israel. Banyaknya korban luka beriringan dengan sistem kesehatan di Gaza yang hampir kolaps karena kekurangan obat-obatan dan sumber daya listrik.

Baca Juga: Prabowo Sebut Perang Gaza Terjadi karena Dua Bangsa Berebut Tanah: The Only Real Wealth is Land


 



Sumber : Al Jazeera


BERITA LAINNYA



Close Ads x