Kompas TV internasional kompas dunia

Diwarnai Kekerasan dan Partisipasi Rendah, AS dan Inggris Tuduh Pemilu Bangladesh Tidak Kredibel

Kompas.tv - 9 Januari 2024, 15:01 WIB
diwarnai-kekerasan-dan-partisipasi-rendah-as-dan-inggris-tuduh-pemilu-bangladesh-tidak-kredibel
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina memberikan keterangan dalam konferensi pers usai pemilu di Dhaka, Senin (8/1/2024). (Sumber: Kantor Perdana Menteri Bangladesh via AP)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Iman Firdaus

DHAKA, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) dan Inggris Raya menuduh hasil pemilu Bangladesh tidak kredibel dan tidak dilangsungkan secara adil dan bebas. Pemilu Bangladesh sendiri memenangkan partai yang berkuasa saat ini sekaligus memperpanjang masa jabatan Perdana Menteri Banglades Sheikh Hasina.

Kedua negara yang memiliki hubungan dagang dengan Bangladesh itu juga mengecam gelombang kekerasan yang terjadi sebelum hari pemilihan pada Minggu (7/1/2024) lalu. Gedung Putih mendesak agar pemerintah Bangladesh menginvestigasi insiden-insiden kekerasan dan mengadili para pelaku.

"Amerika Serikat berbagi penilaian dengan pemantau-pemantau lain bahwa pemilu ini tidak bebas dan adil dan kami menyesal bahwa tidak semua partai berpartisipasi," kata juru bicara Kemneterian Luar Negeri AS, Mathew Miller dikutip Associated Press, Selasa (9/1).

Baca Juga: Penerima Hadiah Nobel Bangladesh Muhammad Yunus Dinyatakan Bersalah dalam Kasus Ketenagakerjaan

Sementara itu, pemerintah Inggris Raya menyebut Bangladesh tidak memenuhi standar demokrasi saat menjalankan pemilihan umum.

"Kami khawatir dengan banyaknya jumlah penangkapan di pihak partai oposisi sebelum hari pemilihan," demikian tulis keterangan Kementerian Luar Negeri Inggris Raya.

Partai berkuasa di Bangladesh, Liga Awami,  memenangkan 222 dari 299 kursi parlemen pada Pemilu Bangladesh 2024. Kandidat independen mendapatkan 62 kursi, Partai Jatiya mendapatkan 11 kursi, dan tiga partai masing-masing mendapatkan tiga kursi.

Pemilu Bangladesh kali ini diboikot oleh oposisi, Partai Nasionalis Bangladesh,  yang dipimpin mantan perdana menteri, Khaleda Zia usai lebih dari 20.000 pendukung oposisi ditangkap pasca-demonstrasi rusuh di Dhaka pada 28 Oktober 2023 lalu.


 

Saat hari pemilihan, hanya 41,8 persen pemilih yang berpartisipasi dan memicu pertanyaan mengenai kredibilitas pemilu kali ini.

Bangladesh sendiri memiliki sejarah kekerasan politik yang mencakup kudeta militer dan pembunuhan bermotif politis. Kekuasaan Bangladesh sendiri dipegang secara berganti-ganti oleh Liga Awami dan Partai Nasionalis Bangladesh bertahun-tahun belakangan, memicu polarisasi dan kekerasan bermotif politik.

Baca Juga: Viral Kendaraan Militer Israel Gilas Warga Palestina di Tepi Barat, 3 Orang Ditembak Mati

 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x