Kompas TV internasional kompas dunia

China Protes Permintaan AS ke Produsen Cip Canggih Asal Belanda agar Batasi Ekspor

Kompas.tv - 3 Januari 2024, 10:34 WIB
china-protes-permintaan-as-ke-produsen-cip-canggih-asal-belanda-agar-batasi-ekspor
Ilustrasi. China memprotes langkah perusahaan teknologi asal Belanda, ASML Holding NV, yang membatasi ekspor semikonduktor buatannya ke negeri Tirai Bambu itu. Pembatasan ekspor itu dilakukan ASML atas permintaan Amerika Serikat. (Sumber: Antara)
Penulis : Dina Karina | Editor : Deni Muliya

BEIJING, KOMPAS.TV- China memprotes langkah perusahaan teknologi asal Belanda, ASML Holding NV, yang membatasi ekspor semikonduktor buatannya ke negeri Tirai Bambu itu.

Pembatasan ekspor itu dilakukan ASML atas permintaan Amerika Serikat.

ASML membatalkan pengiriman mesinnya ke China beberapa pekan sebelum larangan ekspor semikonduktor mulai berlaku.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan, ASML sebenarnya sudah memiliki izin untuk mengirimkan tiga mesin litografi ultraviolet ke perusahaan-perusahaan China hingga Januari 2024.

"China menentang upaya AS yang terlalu memaksakan konsep keamanan nasional dan menggunakan segala macam dalih untuk memaksa negara lain agar ikut melakukan blokade teknologi terhadap China," kata Wenbin dalam konferensi pers di Beijing, Selasa (2/1/2024).

Baca Juga: Peringatan Xi Jinping di Tahun Baru: Taiwan Akan Bersatu dengan China Apa pun yang Terjadi

Adapun ASML memproduksi mesin litografi ultraviolet yang digunakan dalam pembuatan cip semikonduktor, yang digunakan untuk berbagai perangkat teknologi seperti komputer, gawai, jam pintar, dan alat elektronik lainnya.

China menilai tindakan AS sudah melanggar aturan perdagangan internasional.

"Semikonduktor adalah industri yang sangat mengglobal. Dalam perekonomian dunia yang sangat terintegrasi, praktik hegemoni dan intimidasi yang dilakukan AS sangat melanggar aturan perdagangan internasional, melemahkan struktur industri semikonduktor global, berdampak pada keamanan dan stabilitas rantai industri dan pasokan internasional serta tentunya akan menjadi bumerang," tuturnya seperti dikutip dari Antara.

Pemerintah China juga mendesak ASML untuk menghormati kontrak yang telah disepakati.

Termasuk menjunjung tinggi posisi dan prinsip pasar yang obyektif dan adil.

Pemerintah Belanda juga diminta untuk melindungi kepentingan kedua negara.

"Kemudian mengambil tindakan nyata untuk melindungi kepentingan bersama China dan Belanda serta perusahaan kedua negara, dan menjaga stabilitas rantai industri, pasokan serta lingkungan perdagangan internasional yang bebas, terbuka, adil dan tidak diskriminatif," ujarnya.

Baca Juga: China Keluarkan Aturan Pembatasan Uang dan Waktu Bermain Video Game, Raksasa Teknologi Ketar-ketir

Wenbin menegaskan, pihaknya akan tetap menjaga hak dan kepentingannya yang sah.

Seperti diketahui, tindakan AS yang melarang ekspor cip ke China lantaran khawatir negara itu akan memproduksi aplikasi kecerdasan buatan dan militer.

Tekanan AS terhadap ASML sudah dimulai sejak 2019, ketika pemerintahan Presiden Donald Trump mendorong pemerintah Belanda untuk melarang penjualan mesin litografi ultraviolet ASML yang paling mutakhir ke China.

ASML adalah satu-satunya produsen teknologi dalam pembuatan semikonduktor yang memberi daya berbagai perangkat elektronik.

Pemerintah Belanda kemudian semakin memperketat kendali ekspor terhadap China tahun lalu dengan membatasi mesin DUV, lini produk lain yang ditawarkan perusahaan tersebut mulai 1 Januari 2024.

Baca Juga: ASN Amerika Serikat Makin Keras Melawan Kebijakan Biden yang Dukung Serangan Israel atas Gaza

Kendali ekspor AS yang dimaksudkan untuk menjauhkan semikonduktor paling canggih dari China, kemungkinan akan semakin intensif pada 2024.

Pada Oktober lalu, AS memperketat pembatasan yang ada, yang menghentikan ekspor tambahan bagi cip kelas atas dan menutup celah yang bisa dimanfaatkan oleh China.

Kebijakan itu kemungkinan akan diperbarui lagi pada 2024.

Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo memperkirakan akan ada pembaruan "setidaknya setiap tahun".

Meski ada perdebatan soal seberapa efektif pengendalian ekspor untuk mencegah teknologi ini dikuasai oleh China, Beijing telah menghadapi kesulitan untuk melawan pembatasan tersebut.

Membalas pembatasan itu dengan membatasi perusahaan-perusahaan AS bisa menghilangkan modal asing yang dibutuhkan Beijing ketika pertumbuhan ekonomi negara itu melambat.

Baca Juga: OJK Tutup 6.680 Entitas Pinjol dan 1.218 Investasi Ilegal sejak 2017

Salah satu pengaruh yang dimiliki Beijing adalah posisinya yang dominan sebagai pemasok logam langka yang diperlukan dalam pembuatan cip.

Pada Juli, China mengumumkan pembatasan ekspor produk galium dan germanium tertentu, yang membuat ekspor kedua material tersebut ​​​terus menurun dengan tajam sejak saat itu.

Ketegangan yang ditimbulkan oleh kebijakan AS itu akan meningkat, jika pemerintahnya menindak dengan keras pelanggar kebijakan tersebut.

Biden meluncurkan satuan tugas pada 2023 guna melawan upaya-upaya ilegal untuk merebut teknologi sensitif AS.



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x