Kompas TV internasional kompas dunia

Palestina Menentang Upaya Netanyahu Kontrol Gaza: Tak Ada Perdamaian Tanpa Akhiri Pendudukan Israel

Kompas.tv - 1 Januari 2024, 14:54 WIB
palestina-menentang-upaya-netanyahu-kontrol-gaza-tak-ada-perdamaian-tanpa-akhiri-pendudukan-israel
Juru bicara kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh. (Sumber: WAFA)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Edy A. Putra

RAMALLAH, KOMPAS.TV - Otoritas Palestina dengan tegas menentang upaya Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk menguasai Gaza dan perbatasannya.

Netanyahu terus mengungkapkan keinginannya agar Israel diberi hak mengendalikan Gaza jika serangannya ke wilayah Palestina yang didudukinya sejak 1967 dan diblokade sejak 2007 itu berakhir.

Namun, keinginan itu terus dihalau oleh sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), yang ingin agar Otoritas Palestina memerintah di Gaza saat perang usai.

Baca Juga: Israel Tarik Lima Brigade dari Gaza, Bersiap Perang Sepanjang Tahun 2024

Netanyahu juga menginginkan agar Koridor Philadelphi yang menjadi perbatasan Gaza-Mesir berada dalam kuasa Israel.

Namun, juru bicara kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh, dengan tegas menentang upaya Netanyahu itu.

Ia menegaskan tak akan ada perdamaian atau stabilitas jika pendudukan Israel atas wilayah Palestina, termasuk Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur, tidak diakhiri sepenuhnya.

Dilansir kantor berita Palestina, WAFA, Abu Rudeineh menekankan, prioritas nasional pertama saat ini adalah menghentikan agresi Israel di Gaza.

Selain itu, menghentikan serangan-serangan yang dilakukan milisi dan pemukim Israel yang didukung tentara Israel, terhadap kota-kota, desa-desa, dan kamp-kamp pengungsi Palestina di Tepi Barat.

“Ketimbang mempersenjatai Israel, pemerintah AS seharusnya bertanggung jawab untuk mencapai keamanan dan stabilitas, tak hanya di Palestina, tetapi juga menghindari eskalasi dari tensi yang terjadi di wilayah ini,” ujar Abu Rudeineh, Minggu (31/12/2023).

“Amerika Serikat memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan resolusi legitimasi internasional dan memaksa Israel untuk menghentikan agresinya,” tambahnya.

Ia juga menegaskan, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) adalah satu-satunya perwakilan rakyat Palestina, dan simbol dari kemerdekaan dan kedaulatan mereka.

Israel membumihanguskan Gaza dengan dalih untuk menghancurkan Hamas, yang melancarkan aksi ke wilayah Zionis itu pada 7 Oktober.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengungkapkan serangan Israel sejak 7 Oktober telah membunuh lebih dari 21.000 orang, yang kebanyakan anak-anak serta perempuan.

Sementara Israel mengeklaim serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober menewaskan 1.139 orang, diralat dari sebelumnya 1.405 orang.

Baca Juga: Eks Khatib Masjid Al-Aqsa dan Menteri Palestina Tewas karena Serangan Israel di Gaza

Di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967, penindasan Israel terhadap warga Palestina terus berlanjut, di tengah hujan darah di Gaza.

Dilansir WAFA, Minggu, para pemukim ilegal Israel melakukan penyerangan terhadap warga Palestina di wilayah Masafer Yata di sebelah selatan Tepi Barat.

Pada Minggu malam waktu setempat, tentara Israel melukai remaja Palestina dengan peluru tajam, serta menahan pria 60 tahun dengan putranya, dalam sebuah penyerbuan di Bani Na’im, Hebron.

Dilansir Al Jazeera, sejak 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas akibat serangan pasukan Israel di Tepi Barat mencapai sedikitnya 319 orang termasuk 83 anak-anak per 31 Desember 2023 per pukul 17.00 WIB.


 




Sumber : WAFA


BERITA LAINNYA



Close Ads x