Kompas TV internasional kompas dunia

Putin Bikin Biden Kian Gerah Usai Rusia Lakukan Bombardir Terbesar ke Ukraina: Ia Harus Dihentikan

Kompas.tv - 30 Desember 2023, 12:35 WIB
putin-bikin-biden-kian-gerah-usai-rusia-lakukan-bombardir-terbesar-ke-ukraina-ia-harus-dihentikan
Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, Washington, Selasa (11/10/2023). (Sumber: AP Photo/Susan Walsh)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden semakin gerah dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Ia menegaskan Putin harus segera dihentikan usai Rusia lakukan bombardir terbesar ke Ukraina sepanjang perang kedua negara.

Rusia meluncurkan serangan bombardir terbesar ke Ukraina sejak perang dimulai.

Serangan Rusia tersebut menewaskan 31 warga sipil Ukraina dan melukai 120 orang di seluruh negara tersebut.

Baca Juga: Israel Tembaki Konvoi Bantuan untuk Gaza, PBB: Pekerja Bantuan Tak Boleh Jadi Target

Biden pun pada pernyataannya di St. Croix mengonfirmasi bombardir itu adalah serangan udara terbesar yang dilakukan ke Ukraina sejak invasi pada Februari 2022.

“Hal ini merupakan pengingat bagi dunia, bahwa setelah hampir dua tahun perang yang menghancurkan ini, tujuan Putin tetap tak berubah,” katanya, Jumat (29/12/2023) dikutip dari The Strait Times.

“Ia berupaya melenyapkan Ukraina dan menundukkan rakyatnya. Ia pasti terhenti,” ujarnya.

Biden mengatakan Ukraina telah menggunakan sistem pertahanan udara yang diberikan oleh Amerika Serikat dan sekutunya.

Sistem pertahanan udara itu berhasil menghentikan dan menghancurkan banyak rudal dan drone yang diluncurkan oleh Rusia.

Ia pun menyerukan agar Kongres AS menyetujui untuk meneruskan bantuan militer ke Ukraina.

“Kecuali kongres mengambil tindakan segera pada tahun baru ini, kita tidak akan dapat terus mengirimkan senjata dan sistem pertahanan udara penting yang dibutuhkan Ukraina untuk melindungi rakyatnya,” tutur Biden.

Baca Juga: Bombardir Terbesar Rusia ke Ukraina Tewaskan 30 Orang, Lima Kota Jadi Sasaran

“Kongres harus mengambil tindakan dan bertindak tanpa penundaan lebih lanjut,” ujarnya,

AS pada Kamis (28/12/2023), dilaporkan telah mempersiapkan persenjataan dan perlengkapan untuk Ukraina sebesar USD250 juta atau setara Rp3,8 triliun dalam paket bantuan terakhir di tahun ini.

Namun, Repblikan menolak menyetujui bantuan yang diminta Biden, kecuali Demokrat setuju memperketat keamanan sepanjang perbatasan AS-Meksiko.

Gedung Putih memperingatkan bahwa tanpa adanya tambahan, bantuan AS untuk perjuangan Ukraina akan habis akhir tahun ini.



Sumber : The Strait Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x