Kompas TV internasional kompas dunia

Skema "Zona Aman" Israel Disebut Tak Masuk Akal, Selatan Gaza Digempur Habis-Habisan

Kompas.tv - 5 Desember 2023, 21:48 WIB
skema-zona-aman-israel-disebut-tak-masuk-akal-selatan-gaza-digempur-habis-habisan
Penduduk Palestina mengantre makanan di Rafah, Jalur Gaza, 30 November 2023. Juru bicara Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), James Elder menyatakan bahwa skema "zona aman" yang ditetapkan Israel untuk penduduk Palestina tidak masuk akal. (Sumber: Hatem Ali/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Gading Persada

GAZA, KOMPAS.TV - Juru bicara Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), James Elder menyatakan bahwa skema "zona aman" yang ditetapkan Israel untuk penduduk Palestina tidak masuk akal.

Menurutnya, tidak mungkin membuat zona aman di tengah operasi pengeboman dan pengepungan Israel di Jalur Gaza saat ini.

Adapun serangan Israel ke Gaza telah membunuh setidaknya 15.899 jiwa sejak 7 Oktober lalu hingga hari ini, Selasa (5/12/2023). Israel pun meningkatkan intensitas gempuran ke selatan Jalur Gaza usai gencatan senjata sementara berakhir.

Baca Juga: Setelah 1,9 Juta Warga Gaza Terusir, Kini Mereka Menghadapi Serangan Penyakit Menular di Pengungsian

Pasukan Israel usai gencatan senjata mulai menebar selebaran di selatan Gaza, memerintahkan pendudukan mengungsi ke tempat lain.

Namun, sulitnya bepergian di tengah operasi pengeboman dan minimnya tempat yang aman membuat evakuasi dalam waktu singkat tidak mungkin.

"Apa yang disebut zona aman itu tidak saintifik, tidak rasional, itu tidak mungkin, dan saya kira otoritas yang ada sadar akan hal ini," kata Elder dikutip Al Jazeera, Selasa (5/12).

Israel mempublikasikan peta daring Jalur Gaza sejak Jumat (1/12), membagi enklav berpenduduk 2,3 juta jiwa tersebut menjadi 600 blok yang dinomori.

Israel meminta penduduk Gaza mengidentifikasi blok yang berkorespondensi dengan area mereka dan mengevakuasi diri jika diperintahkan.

Akan tetapi, selebaran yang ditebar militer Israel tidak konsisten dengan peringatan yang disampaikan secara daring.

Sulitnya akses internet dan listrik di Gaza pun membuat penduduk kesulitan mengakses peringatan jika dikirimkan secara daring.

Pejabat Hamas, Osama Hamdan menegaskan bahwa saat ini tidak ada tempat yang aman di Gaza.

Hal ini membuat PBB menyebut Gaza menjadi "zona kematian" dan "kuburan anak-anak", mendesak gencatan senjata segera dilakukan.

Baca Juga: Militer Israel Bergerak ke Selatan Gaza Usai 3 Hari Pengeboman, Warga Palestina Kian Terancam


 



Sumber : Al Jazeera


BERITA LAINNYA



Close Ads x