Kompas TV internasional kompas dunia

Menlu Retno: Alasan Israel Membunuhi Warga Palestina untuk Membela Diri Sangat Tidak Bisa Diterima

Kompas.tv - 22 November 2023, 11:36 WIB
menlu-retno-alasan-israel-membunuhi-warga-palestina-untuk-membela-diri-sangat-tidak-bisa-diterima
Menlu Indonesia Retno Marsudi hari Selasa, (21/11/2023) di Moskow menegaskan tindakan Israel membunuhi warga Palestina dan menyerang fasilitas sipil di Jalur Gaza dengan alasan "membela diri" sangat tidak bisa diterima, saat bertemu Menlu Rusia Sergey Lavrov bersama perwakilan KTT Arab - Islam. (Sumber: TASS)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi hari Selasa (21/11/2023) di Moskow, Rusia menegaskan tindakan Israel membunuhi warga Palestina dan menyerang fasilitas sipil di Jalur Gaza dengan alasan membela diri sangat tidak bisa diterima.

"Alasan tersebut tidak dapat dipakai oleh penjajah seperti Israel," kata Menlu Retno saat bertemu Menlu Rusia Sergey Lavrov bersama perwakilan KTT Arab - Islam dari Arab Saudi, Indonesia, Mesir, Palestina, dan Yordania di Moskow, Selasa (21/11).

Pertemuan Menlu dengan perwakilan dari lima negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) itu berlangsung hangat dan terbuka, kata Menlu Retno Marsudi saat menyampaikan pernyataan pers melalui video mengenai pertemuan tersebut, seperti laporan Antara, Rabu, (22/11).

Rusia pun menyambut baik kunjungan para perwakilan negara yang merupakan tindak lanjut dari KTT Arab-Islam yang dilaksanakan 11 November lalu, untuk menghentikan kekejaman Israel di Palestina dan memperlancar arus bantuan kemanusiaan.

Menurut Menlu Retno, Rusia juga sepakat dengan butir-butir yang ada di dalam resolusi KTT Arab - Islam.

"Kami menyampaikan pentingnya semua negara melihat secara jernih isu dan mengambil sikap yang adil," kata Retno.

Ia juga menegaskan pentingnya semua negara segera bertindak agar kekerasan dapat dihentikan, gencatan senjata dapat terwujud, dan bantuan kemanusiaan dapat diberikan dengan lancar dan tanpa hambatan.

"Untuk itu diperlukan dukungan dari banyak negara, terutama negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB termasuk Rusia," ungkap Retno Marsudi.

Dalam pertemuan para perwakilan dan Menlu Rusia tersebut, dibahas pula upaya menyusun langkah strategis untuk mewujudkan solusi dua negara, termasuk kemungkinan penyelenggaraan konferensi internasional tentang perdamaian di Palestina.

Kunjungan Menlu Retno dan beberapa perwakilan negara Arab dan Islam ke Rusia adalah tindak lanjut dari resolusi KTT Arab - Islam, yang mengamanatkan sejumlah negara, termasuk Indonesia, untuk menjalankan tugas sebagai utusan perdamaian Palestina.

Baca Juga: Hamas dan Israel Sepakat Jeda Pertempuran, Pertukaran Tawanan dan Akses Bantuan Bagi Warga Gaza

Israel dan Hamas dengan perantara Qatar hari Rabu, (22/11/2023) mencapai kesepakatan untuk jeda pertempuran, pertukaran tawanan, dan akses penuh bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Gaza.  (Sumber: AP Photo)

Sebelum ke Moskow, rombongan bersama Menlu Retno datangi Beijing dan bertemu Menlu China Wang Yi. Setelah Moskow, rombongan lanjut ke Inggris untuk bertemu Menlu Inggris dan akan ke Paris untuk bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Kunjungan ke negara-negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB atau P5 itu dilakukan karena Indonesia dan Liga Arab mendesak DK PBB mengeluarkan resolusi tegas untuk menghentikan konflik Israel-Palestina.

Sejak pecah perang menyusul serangan mendadak sayap militer Hamas dan para pejuang kemerdekaan Palestina ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023, mesin-mesin perang Israel terus-menerus membombardir Jalur Gaza.

Jumlah kematian warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah melonjak menjadi 14.128, demikian pernyataan Kementerian Kesehatan di Gaza hari Selasa, (21/11).

"Para korban termasuk lebih dari 5.840 anak-anak dan 3.920 perempuan," tambah kementerian tersebut dalam pernyataannya.

Stasiun TV Al Jazeera melaporkan dua per tiga dari jumlah korban kekejaman Israel tersebut adalah perempuan dan anak-anak.

Akibat kampanye genosida dan penghancuran atas rumah sakit, sekolah, rumah ibadah, dan permukiman warga di Palestina itu, Presiden Israel dianggap sebagai pemimpin negara teroris.

Israel mengaku kehilangan banyak warganya akibat serangan mendadak pada 7 Oktober lalu itu. Namun, Israel merevisi jumlah korban di pihaknya dari semula 1.400 orang menjadi 1.200 orang.


 




Sumber : Antara / Anadolu


BERITA LAINNYA



Close Ads x