Kompas TV internasional kompas dunia

Nai Barghouti, Suara Kepedihan dan Perlawanan Gadis Palestina Lewat Nada dan Irama

Kompas.tv - 3 November 2023, 22:00 WIB
nai-barghouti-suara-kepedihan-dan-perlawanan-gadis-palestina-lewat-nada-dan-irama
Nai Barghouti saat tampil di Amsterdam (Sumber:Fanack.com)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV- Penyanyi asal Palestina Nai Barghouti akan mengadakan konser di King Place, London, Inggris, 12  November 2023 mendatang. Konser untuk menyuarakan kepedihan warga Gaza yang dihantam serangan pasukan Israel itu diadakan dalam dua sesi, sore dan malam hari.

Ini bukan konser perdana Nai di Inggris. Sejak 2017 dia sudah keliling di lima kota di sana. Begitu pula dengan negara-negara Eropa lain, dia selalu tampil untuk membawakan "suara yang tak terdengar". 

Bahkan sejak usia 14 tahun, perempuan kelahiran Ramallah, Tepi Barat, ini sudah tampil di beberapa negara Eropa bersama Palestine Youth Orchestra (PYO). Nai sebagai pemain flute selain vokalis.

Kini, menginjak usia yang ke 26, situasi yang dia hadapi masih tetap sama: konser-konser dengan membawa pesan damai dan kisah pedih dari Palestina. Untuk memberi pengantar pada konser bertajuk "Unheard" di London nanti, dia menuliskan kepedihan di akun Facebook-nya:          

Malam kesedihan dan harapan…
Bagi mereka yang suaranya tidak terdengar, yang wajahnya tidak terlihat, yang jumlahnya berkurang, dan yang keberadaannya terhapus dari “narasi.”
Mereka bukanlah angka. Mereka memiliki wajah, nama, dan suara. Mereka mempunyai mimpi yang kini telah berakhir. Mereka dicintai dan disayangi oleh banyak orang yang akan selamanya merindukan mereka.

Bagi mereka semua, khususnya anak-anak Gaza, kami persembahkan malam duka dan harapan ini. Kami berduka atas jiwa indah orang-orang yang telah kehilangan kami, dan kami mengharapkan keadilan, kebebasan, martabat, perdamaian sejati bagi mereka yang masih bertahan, masih mencari keselamatan, dan masih bermimpi meskipun ada kengerian yang luar biasa dan tak terkatakan.
Suaraku hanyalah gema suaramu. 

Baca Juga: Bendera Palestina Dilarang, Lahirlah Semangka sebagai Simbol Solidaritas dan Perlawanan

Catatan itu sejalan dengan apa yang dia alami selama ini di Palestina. Untuk bisa tampil di luar Palestina, dia harus berjuang. Pengalaman pertama keluar dari Palestina itu juga merupakan pengalaman traumatis tak terlupakan  sepanjang hidupnya.

"Pengalaman mengerikan untuk bisa keluar dari Palestina sebab harus melalui beberapa chekpoint di tengah ancaman dan perlakuan tak manusiawi," katanya mengenang, seperti dikutip dari Middle East Monitor.

Terlebih saat masuk ke Bandara Tel Aviv, Israel, dengan tingkat sekuriti tinggi.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x