Kompas TV internasional kompas dunia

Azerbaijan Kuasai Penuh Nagorno-Karabakh Usai Pasukan Pemberontak Lokal Armenia Menyerah

Kompas.tv - 21 September 2023, 09:04 WIB
azerbaijan-kuasai-penuh-nagorno-karabakh-usai-pasukan-pemberontak-lokal-armenia-menyerah
Azerbaijan menguasai sepenuhnya wilayah Nagorno-Karabakh yang memberontak hari Rabu, (20/9/2023) setelah pasukan pemberontak lokal Armenia setuju menyerah dan meletakkan senjata menyusul pecahnya pertempuran terbaru dalam konflik separatis yang sudah berlangsung puluhan tahun. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

YEREVAN, KOMPAS.TV - Azerbaijan menguasai sepenuhnya wilayah Nagorno-Karabakh yang memberontak hari Rabu, (20/9/2023) setelah pasukan pemberontak lokal Armenia setuju untuk menyerah dan meletakkan senjata menyusul pecahnya pertempuran terbaru dalam konflik separatis yang sudah berlangsung puluhan tahun.

Pemerintah daerah beretnis Armenia yang telah mengatur urusannya tanpa pengakuan internasional sejak pecahnya pertempuran pada awal tahun 1990-an menyatakan bahwa pasukan pertahanan diri setempat akan menyerahkan senjata dan dibubarkan dalam gencatan senjata yang dimediasi oleh Rusia.

Mereka juga mengatakan perwakilan wilayah tersebut akan memulai pembicaraan pada hari Kamis dengan pemerintah Baku tentang "reintegrasi" Nagorno-Karabakh ke dalam Azerbaijan.

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, menyatakan kemenangan dalam pidato televisi kepada bangsa, dia mengatakan bahwa "dalam satu hari saja, Azerbaijan melaksanakan semua tugas yang ditetapkan dalam tindakan anti-terorisme lokal" dan "memulihkan kedaulatannya."

Pada hari Selasa, pasukan Azerbaijan meluncurkan serangan artileri dan serangan drone terhadap pasukan pemberontak lokal etnis Armenia yang jumlahnya lebih sedikit dan kekurangan persediaan, yang melemah akibat pemblokiran wilayah ini di Pegunungan Kaukasus selatan yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.

Ombudsman HAM Nagorno-Karabakh, Gegham Stepanyan, mengatakan setidaknya 200 orang tewas, termasuk 10 warga sipil, dan lebih dari 400 lainnya terluka dalam pertempuran tersebut. Dia mengatakan sebelumnya bahwa anak-anak termasuk di antara yang tewas dan terluka.

Angka korban jiwa ini tidak dapat segera diverifikasi secara independen.

Ketegangan memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah suram bagi warga yang mengalami kekurangan makanan dan obat-obatan selama berbulan-bulan karena Azerbaijan memberlakukan pemblokiran jalan yang menghubungkan Nagorno-Karabakh dengan Armenia.

Ribuan penduduk Nagorno-Karabakh berbondong-bondong ke kamp yang dioperasikan oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia untuk menghindari pertempuran, sementara banyak lainnya berkumpul di bandara ibu kota regional, Stepanakert, dengan harapan bisa melarikan diri dari wilayah tersebut.

Baca Juga: Tentara Armenia-Azerbaijan Bentrok di Perbatasan, Tujuh Orang Tewas

Azerbaijan menguasai sepenuhnya wilayah Nagorno-Karabakh yang memberontak hari Rabu, (20/9/2023) setelah pasukan pemberontak lokal Armenia setuju untuk menyerah dan meletakkan senjata menyusul pecahnya pertempuran terbaru dalam konflik separatis yang sudah berlangsung puluhan tahun. (Sumber: AP Photo)

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan dalam pidato kepada bangsa bahwa pertempuran berkurang setelah gencatan senjata, dengan menekankan bahwa pasukan penjaga perdamaian Rusia di Nagorno-Karabakh sepenuhnya bertanggung jawab atas keamanan penduduknya.

"Jika pasukan penjaga perdamaian telah mengusulkan kesepakatan perdamaian, itu berarti mereka sepenuhnya dan tanpa ada batasan menerima tanggung jawab untuk menjamin keamanan orang-orang Armenia di Nagorno-Karabakh, dan memberikan kondisi dan hak-hak bagi mereka untuk tinggal di tanah dan rumah mereka dengan aman," katanya.

Pashinyan, yang sebelumnya mengakui kedaulatan Azerbaijan atas Nagorno-Karabakh, mengatakan Armenia tidak akan terlibat dalam pertempuran. Dia mengatakan pemerintahannya tidak berpartisipasi dalam perundingan kesepakatan tersebut, tetapi "telah mencatat" keputusan yang dibuat oleh otoritas separatis wilayah tersebut.

Dia sekali lagi membantah ada pasukan Armenia di wilayah tersebut, meskipun otoritas separatis mengatakan mereka berada di Nagorno-Karabakh dan akan mundur sebagai bagian dari gencatan senjata.

Para demonstran berkumpul di ibu kota Armenia, Yerevan, untuk hari kedua berturut-turut pada hari Rabu, memblokir jalan dan menuntut agar pihak berwenang membela orang Armenia di Nagorno-Karabakh.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan AS "sangat prihatin" atas tindakan militer Azerbaijan. "Kami menggarisbawahi berulang kali bahwa penggunaan kekuatan adalah hal yang benar-benar tidak dapat diterima," katanya, menambahkan bahwa AS dengan cermat mengawasi situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Nagorno-Karabakh.

Langkah Azerbaijan untuk mendapatkan kembali kendali atas Nagorno-Karabakh menimbulkan kekhawatiran bahwa perang penuh di wilayah tersebut bisa meletus kembali antara dua negara tetangga atas Nagorno-Karabakh sejak perang separatis di sana berakhir tahun 1994.

Selama perang lain yang berlangsung selama enam minggu pada tahun 2020, Azerbaijan mendapatkan kembali wilayah Nagorno-Karabakh yang luas dan wilayah-wilayah yang berdekatan yang dikuasai selama beberapa dekade oleh pasukan Armenia.

Lebih dari 6.700 orang tewas dalam pertempuran tersebut, yang berakhir dengan perjanjian perdamaian yang dimediasi oleh Rusia. Moskow menggelar 2.000 pasukan penjaga perdamaian ke wilayah tersebut.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x