Kompas TV internasional kompas dunia

Memanas, India Usir Diplomat Senior Kanada usai Trudeau Sebut India Terlibat Pembunuhan Tokoh Sikh

Kompas.tv - 20 September 2023, 01:05 WIB
memanas-india-usir-diplomat-senior-kanada-usai-trudeau-sebut-india-terlibat-pembunuhan-tokoh-sikh
PM Kanada Justin Trudeau, tengah, melewati PM India Narendra Modi, kanan, dan Presiden Indonesia Joko Widodo saat upacara KTT G20 di New Delhi, Minggu (10/9/2023). Hari Senin (18/9/2023), Kanada mengusir seorang diplomat senior India saat Kanada menyelidiki apa yang disebut Trudeau sebagai tuduhan yang kredibel bahwa pemerintah India mungkin terkait pembunuhan aktivis Sikh di Kanada. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

NEW DELHI, KOMPAS.TV - India mengusir diplomat senior Kanada dan menuduh Kanada mencampuri urusan dalam negeri India, Selasa (19/9/2023). Insiden ini memperuncing konfrontasi terkait tuduhan bahwa pemerintah India mungkin terlibat dalam pembunuhan seorang aktivis Sikh.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau kemudian mengatakan bahwa Kanada tidak ingin memanas-manasi situasi, tetapi meminta India untuk serius menanggapi pembunuhan aktivis Sikh, Hardeep Singh Nijjar. Hal ini setelah India menyebut tuduhan Kanada bahwa pemerintah India mungkin terlibat dalam pembunuhan itu sebagai sesuatu yang absurd.

"India dan pemerintah India perlu memandang serius masalah ini," kata Trudeau, melansir Associated Press. "Kami melakukan itu. Kami tidak mencari provokasi atau eskalasi. Kami hanya menyampaikan fakta sebagaimana kami memahaminya dan kami ingin bekerja sama dengan pemerintah India untuk menjelaskan segalanya dan memastikan ada proses yang tepat."

Trudeau mengatakan pada Senin bahwa pemerintahnya sedang menyelidiki tuduhan bahwa India terkait dengan pembunuhan Nijjar.

"Ini merupakan kelegaan bagi keluarga dan komunitas Sikh di sini, karena sejak awal kami punya gagasan dan pengetahuan bahwa jika ada sesuatu yang terjadi pada dia, pemerintah India akan terlibat," kata Baraj Singh Nijjar, putra Nijjar.

"Hanya masalah waktu kapan kebenaran akan terungkap. Akhirnya ini terbuka di mata publik bahwa pemerintah India terlibat dalam ini. Ini adalah kasus campur tangan asing yang sangat serius," tambah Baraj.

Nijjar, 45 tahun, ditembak mati di British Columbia bulan Juni, lalu Kanada mengusir seorang diplomat India tingkat tinggi. India menolak tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai "absurd."

Pengusiran diplomat saling membakar ketegangan antara Kanada dan India. Trudeau menjalani pertemuan yang canggung dengan Perdana Menteri Narendra Modi selama KTT G20 di New Delhi. Beberapa hari kemudian, Kanada membatalkan misi perdagangan ke India yang direncanakan berlangsung pada musim gugur.

Baca Juga: KTT G20 Capai Kompromi, India Jembatani Perbedaan di Tengah Ketegangan Barat-Rusia

Bendera kaum Sikh, Khalistan, di British Columbia, Kanada. Hari Senin (18/9/2023), Kanada mengusir seorang diplomat senior India saat Kanada menyelidiki apa yang disebut Trudeau sebagai tuduhan yang kredibel bahwa pemerintah India mungkin terkait pembunuhan aktivis Sikh di Kanada. (Sumber: AP Photo)

Gerakan untuk membentuk tanah air Sikh yang independen, dikenal sebagai Khalistan, telah menjadi target pemerintah India sejak tahun 1980-an, ketika pemberontakan Sikh muncul yang berlangsung lebih dari satu dekade. Pemberontakan itu ditekan melalui tindakan keras di mana ribuan orang tewas, termasuk pemimpin Sikh terkemuka.

Nijjar dikejar oleh otoritas India, yang menuduhnya punya kaitan dengan terorisme selama bertahun-tahun dan menawarkan hadiah uang tunai untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.

Nijjar membantah punya kaitan dengan terorisme, dan bekerja dengan organisasi yang dikenal sebagai Sikhs For Justice untuk mengorganisir referendum tidak resmi diaspora Sikh mengenai kemerdekaan dari India pada saat pembunuhan itu terjadi.

Gurpatwant Singh Pannun, seorang pengacara dan juru bicara untuk Sikhs For Justice, mengatakan bahwa Nijjar telah diingatkan oleh pejabat intelijen Kanada tentang ancaman pembunuhan oleh "tentara bayaran" sebelum dia ditembak mati.

Trudeau memberi tahu Parlemen hari Senin bahwa badan keamanan Kanada sedang menyelidiki "tuduhan kredibel tentang keterkaitan potensial antara agen pemerintah India dan pembunuhan warga Kanada."

"Keterlibatan pemerintah asing dalam pembunuhan warga Kanada di tanah Kanada adalah pelanggaran kedaulatan kami yang tidak dapat diterima," katanya.

Kementerian Luar Negeri India menolak tuduhan tersebut sebagai "absurd dan bermotif," dan menuduh Kanada menyembunyikan "teroris dan ekstremis."

"Tuduhan yang tidak berdasar ini mencoba untuk mengalihkan fokus dari teroris dan ekstremis Khalistani, yang diberi perlindungan di Kanada dan terus mengancam kedaulatan dan integritas teritorial India," demikian pernyataan yang dikeluarkan Kemlu India sebelumnya pada Selasa.

Baca Juga: PM Kanada Justin Trudeau Umumkan Berpisah dengan Istrinya, Minta Privasi Dihormati Demi Anak-anaknya

Unjuk rasa kemerdekaan Khalistan dari India di Kanada saat pemakaman Hardeep Singh Nijjar. Hari Senin, (18/9/2023), Kanada mengusir seorang diplomat senior India saat Kanada menyelidiki apa yang disebut Trudeau sebagai tuduhan yang kredibel bahwa pemerintah India mungkin terkait pembunuhan aktivis Sikh di Kanada. (Sumber: AP Photo)

India telah lama menuntut agar Kanada mengambil tindakan terhadap gerakan kemerdekaan Sikh, yang dilarang di India tetapi memiliki dukungan di negara-negara seperti Kanada dan Inggris dengan populasi diaspora Sikh yang cukup besar. Kanada memiliki populasi Sikh lebih dari 770.000 jiwa, sekitar 2% dari total penduduknya.

Pada Maret, pemerintahan Modi memanggil komisioner tinggi Kanada di New Delhi, diplomat tingkat tinggi negara tersebut, untuk mengeluhkan protes kemerdekaan Sikh di Kanada.

Pada tahun 2020, Kementerian Luar Negeri India juga memanggil diplomat tingkat tinggi atas komentar yang dibuat oleh Trudeau tentang gerakan protes pertanian yang terkait dengan negara bagian Punjab, tempat banyak Sikh tinggal.

Kritikus menuduh pemerintahan nasionalis Hindu Modi berusaha menekan kritik dan aktivis dengan menggunakan hukum penghinaan dan senjata hukum lainnya.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x