Kompas TV internasional kompas dunia

Palang Merah Libya: Korban Tewas Banjir Kota Derna Melonjak Jadi 11.300 Warga, 10.100 Hilang

Kompas.tv - 15 September 2023, 05:52 WIB
palang-merah-libya-korban-tewas-banjir-kota-derna-melonjak-jadi-11-300-warga-10-100-hilang
Kerusakan parah di Derna, Libya, 13 September 2023. Palang Merah Libya hari Kamis, (15/9/2023) mengungkap data terbaru, jumlah korban tewas akibat banjir di kota pesisir Derna Libya melonjak menjadi 11.300 orang dan korban hilang mencapai 10.100 orang (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

DERNA, KOMPAS.TV - Palang Merah Libya hari Kamis, (14/9/2023) mengungkap data terbaru, jumlah korban tewas akibat banjir di kota pesisir Derna Libya melonjak menjadi 11.300 orang dan korban hilang mencapai 10.100 orang. Saat ini  upaya pencarian terus berlanjut setelah banjir besar yang disebabkan oleh jebolnya dua bendungan akibat hujan lebat, demikian disampaikan Palang Merah Libya pada hari Kamis, (14/9/2023).

Marie el-Drese, sekretaris jenderal kelompok bantuan tersebut, mengatakan kepada The Associated Press melalui telepon bahwa 10.100 orang lainnya dilaporkan hilang di kota di tepi Laut Tengah tersebut. Otoritas kesehatan sebelumnya mencatat jumlah korban tewas di Derna sebanyak 5.500.

Banjir itu melanda seluruh keluarga pada malam Minggu dan mengungkapkan kerentanan negara yang kaya akan minyak ini yang terjerat dalam konflik sejak pemberontakan tahun 2011 yang menggulingkan diktator berkuasa lama, Moammar Gadhafi.

Berikut adalah perkembangan terbaru.

 

Apa yang Terjadi di Libya?

Topan Daniel, badai Mediterania yang luar biasa kuat, menyebabkan banjir mematikan di kota-kota di sepanjang Libya timur, tetapi yang paling parah adalah Derna. Saat badai menerjang pantai pada malam Minggu, penduduk mengatakan mereka mendengar ledakan keras ketika dua bendungan di luar kota runtuh. Air bah membanjiri Wadi Derna, lembah yang membelah kota ini, merusak bangunan dan menghanyutkan orang ke laut.

Seorang pejabat PBB hari Kamis, (14/9/2023) mengatakan bencana mengerikan ini sebenarnya bisa dihindari, "Jika ada layanan meteorologi yang beroperasi normal, mereka bisa mengeluarkan peringatan," kata kepala Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) Petteri Taalas, kepada wartawan di Jenewa. "Otoritas manajemen darurat akan dapat melakukan evakuasi," katanya.

WMO mengatakan sebelumnya pada awal pekan ini Pusat Meteorologi Nasional mengeluarkan peringatan 72 jam sebelum banjir terjadi, memberitahu semua otoritas pemerintah melalui email dan melalui media.

Pejabat di Libya timur memperingatkan masyarakat tentang badai yang akan datang dan pada hari Sabtu memerintahkan warga untuk evakuasi daerah di sepanjang pantai, khawatir akan gelombang laut. Tetapi tidak ada peringatan tentang jebolnya bendungan.

 

Bagaimana Konflik di Libya Memperparah Bencana?

Kerusakan yang mencengangkan mencerminkan intensitas badai, tetapi juga kerentanan Libya. Libya yang kaya akan minyak terbagi antara pemerintahan yang saling bersaing selama sebagian besar dekade terakhir - satu di timur, yang lain di ibu kota, Tripoli, dan salah satu hasilnya adalah penelantaran yang parah terhadap infrastruktur.

Kedua bendungan yang runtuh di luar Derna dibangun tahun 1970-an. Laporan dari lembaga audit yang dikelola negara pada tahun 2021 menyatakan bendungan-bendungan tersebut tidak pernah dipelihara meskipun dialokasikan lebih dari 2 juta euro untuk tujuan tersebut pada tahun 2012 dan 2013.

Perdana Menteri Abdul-Hamid Dbeibah yang berbasis di Tripoli mengakui masalah pemeliharaan ini dalam pertemuan Kabinet pada hari Kamis dan meminta Jaksa Agung untuk membuka penyelidikan mendesak terkait keruntuhan bendungan.

Bencana ini membawa momen kesatuan yang langka, karena lembaga pemerintah di seluruh negeri berlomba-lomba untuk membantu daerah yang terkena dampak.

Sementara pemerintah berbasis di Tobruk di Libya timur memimpin upaya bantuan, pemerintah berbasis di Tripoli barat mengalokasikan setara 412 juta Dollar AS untuk rekonstruksi di Derna dan kota-kota timur lainnya, dan kelompok bersenjata di Tripoli mengirim konvoi dengan bantuan kemanusiaan.

 

Apa yang Terjadi Hari Ini?

Warga kota Derna mulai mengubur jenazah, sebagian besar dalam kuburan massal, kata Menteri Kesehatan Libya timur, Othman Abduljaleel, pada Kamis sebelumnya.

Lebih dari 3.000 jenazah dikubur hingga Kamis pagi, kata menteri tersebut, sementara 2.000 lainnya masih dalam proses. Dia mengatakan sebagian besar korban dikubur dalam kuburan massal di luar Derna, sedangkan yang lainnya dipindahkan ke kota dan kota-kota terdekat.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x