Kompas TV internasional kompas dunia

Pemerintah Inggris Bingung Atasi Kesepian, Jumlah Warganya yang Hidup Sendiri Meningkat

Kompas.tv - 14 Agustus 2023, 19:00 WIB
pemerintah-inggris-bingung-atasi-kesepian-jumlah-warganya-yang-hidup-sendiri-meningkat
Ilustrasi kesepian. Pemerintah Inggris kebingungan mengatasi banyaknya warga yang kesepian dan jumlah penduduknya yang hidup sendiri terus meningkat. (Sumber: -)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Vyara Lestari

LONDON, KOMPAS.TV - Pemerintah Inggris kebingungan mengatasi banyaknya warga yang kesepian dan jumlah penduduknya yang hidup sendiri terus meningkat.

Sekitar 8,3 juta orang di Inggris hidup sendiri pada tahun 2022. Jumlah ini meningkat 16 persen dalam 20 tahun terakhir. 

Kesendirian membuat rasa kesepian mereka semakin parah. Biasanya, untuk menghilangkan rasa kesepian sementara, warga Inggris memilih untuk berbelanja. 

Kini, kebiasaan itu agak sulit diterapkan karena banyak orang Inggris yang tak punya banyak uang untuk dibelanjakan. 

Bersosialisasi secara daring juga rupanya tidak ampuh mengusir rasa kesepian warga Raja Charles itu.

Untuk mengatasi rasa kesepian rakyatnya, lima tahun lalu Pemerintah Inggris meluncurkan strategi kebijakan khusus melawan kesepian. 

Majalah The Economist, Kamis (10/8/2023), menyebutkan bahwa upaya melawan kesepian di Inggris menjadi salah satu tantangan kesehatan masyarakat terpenting dan tergenting pada abad ini. 

Baca Juga: Empat Jenis Makanan Ini Tingkatkan Mood, Bisa Bantu Jaga Kesehatan Mental

Kantor Statistik Nasional Inggris pun mencoba membuat alat ukur untuk menguji ”tren” kesepian ini. Pemerintah menyediakan dana untuk penelitiannya.

Para dokter juga diminta memberikan ”resep sosial” dengan meminta pasien untuk sering datang ke acara-acara sosial ketimbang ke apotek. Bahkan, pemerintah menunjuk Stuart Andrew sebagai menteri urusan kesepian.

Andrew, yang merupakan anggota parlemen Konservatif untuk Pudsey, kini memegang jabatan pemerintah di Wakil Menteri Luar Negeri Parlemen (Departemen Kebudayaan, Media, dan Olahraga) serta Wakil Menteri Luar Negeri Parlemen Negara Bagian (Departemen Bisnis dan Perdagangan) (Menteri Kesetaraan).

Menurut Pemerintah Inggris, kesepian merupakan perasaan subjektif yang tidak diinginkan karena ada rasa kekurangan atau kehilangan persahabatan. 

Seperti emosi-emosi yang lain, rasa kesepian juga susah diukur. Begitu juga dengan keberhasilan intervensi yang dirancang untuk mengatasi kesepian.


Baca Juga: Profesor Psikologi Beri 3 Tips Jaga Kesehatan Mental Anak Muda Indonesia

Badan amal Kampanye untuk Mengakhiri Kesepian mengatakan, 7 persen orang dewasa di Inggris melaporkan sering atau selalu merasa kesepian. 

Mereka yang berusia antara 16 dan 29 tahun dua kali lebih mungkin merasa kesepian daripada mereka yang berusia di atas 70 tahun.

Berdasarkan studi yang dilakukan Guru Besar Psikologi di Universitas Manchester, Pamela Qualter, orang-orang di negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat mengalami kesepian yang lebih parah.

Pemerintah Inggris sudah berbuat banyak untuk mengurangi stigma seputar kesehatan mental.

Layanan Kesehatan Nasional Inggris berulang kali mendorong rakyat untuk mempertimbangkan kondisi mental mereka. 

Akan tetapi, urusan kesepian makin sulit ditangani karena orang susah mengakui dirinya kesepian. Pasalnya, tidak ada orang yang mau dianggap sebagai orang yang tidak memiliki teman atau cinta.

Baca Juga: Pegawai Pemerintah di India Pakai Helm saat Kerja, Khawatir Ketiban Langit-langit Kantor yang Rusak

Menurut Qualter, berbicara tentang kesepian bisa mendorong orang untuk lebih terbuka. Penting bagi mereka untuk tahu bukan hanya mereka saja yang kesepian, tetapi ada orang lain juga yang merasa kesepian. 

”Interaksi sekecil apa pun sangat penting,” ujarnya, dilansir dari Kompas.id, Minggu (13/8/2023).

Dengan pemikiran ini, pemerintah lalu mendanai beberapa inisiatif, di antaranya melatih tenaga medis untuk mengidentifikasi orang-orang yang kesepian. 

Meski begitu, Qualter mengakui, sampai sekarang belum ada bukti efektivitas intervensi apa pun.

Ia menyebut, ada beberapa hal yang membuat orang kesepian, seperti kemiskinan atau kecacatan. Kondisi tersebut juga membuat mereka menjadi sulit dijangkau. 

Klub-klub remaja yang dulu menjadi tempat orang banyak berkumpul, kini banyak yang sudah tidak aktif karena pemotongan anggaran demi penghematan pemerintah.

 

 




Sumber : Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x