Kompas TV internasional kompas dunia

China Bermanuver Jadi Mediator Perang Rusia dan Ukraina, Ini Maknanya bagi Kiev

Kompas.tv - 27 April 2023, 03:05 WIB
china-bermanuver-jadi-mediator-perang-rusia-dan-ukraina-ini-maknanya-bagi-kiev
Putin, Xi Jinping, dan Zelenskyy. Panggilan telepon Xi Jinping dan Zelenskyy hari Rabu, (26/4/2023) sudah lama dinanti setelah Beijing mengatakan ingin menjadi mediator dalam perang tersebut. Inilah alasan upaya Xi Jinping sangat penting bagi Ukraina. (Sumber: SBS Australia)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

BEIJING, KOMPAS.TV - Pemimpin China Xi Jinping hari Rabu (26/4/2023) mengatakan Beijing akan mengirim utusan ke Ukraina dan negara-negara lain untuk membahas kemungkinan "penyelesaian politik" bagi perang Rusia dengan Ukraina, seperti laporan Xinhua. Hal itu diungkap Xi Jinping usai berbicara lewat telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Selama ini, Beijing menghindari keterlibatan dalam konflik antara negara lain. Tetapi, China tampaknya mencoba menegaskan dirinya sebagai kekuatan diplomasi global setelah membidani kesepakatan damai dari pembicaraan antara Arab Saudi dan Iran pada Maret yang dimulai pada pemulihan hubungan diplomatik setelah terputus selama tujuh tahun.

Xi mengatakan pada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam panggilan telepon bahwa seorang utusan China akan mengunjungi Ukraina dan "negara-negara lain" untuk membahas kemungkinan penyelesaian politik, menurut pernyataan pemerintah yang dilaporkan oleh Xinhua.

Pernyataan itu tidak menyebutkan Rusia atau serangan terhadap Ukraina tahun lalu. Tidak ada juga indikasi apakah utusan China mungkin akan mengunjungi Moskow.

Panggilan telepon Xi Jinping dan Zelenskyy sudah lama dinanti setelah Beijing mengatakan ingin menjadi mediator dalam perang tersebut. Inilah alasan upaya Xi Jinping sangat penting bagi Ukraina.

Baca Juga: Xi Jinping dan Zelenskyy Lakukan Pembicaraan Telepon, Beijing Segera Kirim Utusan Khusus ke Kiev

Presiden China Xi Jinping (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin bersulang dalam acara makan malam di Kremlin, Moskow, Rusia, pada 21 Maret 2023. (Sumber: AP Photo)

Mengapa upaya China ini penting?

China adalah satu-satunya pemerintah negara besar yang punya hubungan sangat baik dengan Moskow dan juga punya pengaruh ekonomi sebagai pembeli minyak dan gas Rusia terbesar, setelah Amerika Serikat (AS) dan sekutunya memutus sebagian besar pembelian.

Beijing, yang melihat Moskow sebagai mitra diplomasi dalam menentang dominasi AS atas urusan global, menolak untuk mengkritik serangan Rusia ke Ukraina dan menggunakan statusnya sebagai salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk menangkal serangan diplomatik terhadap Rusia.

Zelenskyy sebelumnya mengatakan dia menyambut baik tawaran China untuk menjadi mediator.

Baca Juga: China Ingin Rusia dan Ukraina Berdamai, Ajukan 12 Poin Penyelesaian


Alasan China lakukan upaya sebagai mediator

Pemerintah Xi mengejar peran yang lebih besar dalam diplomasi global sebagai bagian dari kampanye untuk mengembalikan China ke apa yang Partai Komunis Tiongkok anggap sebagai status yang tepat China sebagai pemimpin politik dan ekonomi, serta bagian dari upaya China membangun tatanan internasional yang menguntungkan kepentingan Beijing.

Ini adalah kebalikan tajam setelah beberapa dekade menghindari keterlibatan dalam konflik negara lain dan sebagian besar urusan internasional sementara fokus pada pembangunan ekonomi di dalam negeri.

Pada Maret, Arab Saudi dan Iran mengeluarkan pengumuman mengejutkan setelah pembicaraan di Beijing, bahwa mereka akan membuka kembali kedutaan besar di ibu kota masing-masing setelah terputus selama tujuh tahun. China memiliki hubungan yang baik dengan keduanya sebagai pembeli minyak besar.

Minggu lalu, Menteri Luar Negeri China Qin Gang mengatakan kepada rekan-rekan sejawatnya dari Israel dan Palestina bahwa negaranya siap membantu memfasilitasi perundingan perdamaian.

Pernyataan pada hari Rabu memperingatkan tentang bahaya perang nuklir, mengindikasikan bahwa Beijing mungkin juga termotivasi oleh apa yang dilihatnya sebagai bahaya konflik yang lebih destruktif.

Mediasi antara Ukraina dan Rusia akan meningkatkan kehadiran China di Eropa Timur, di mana Beijing telah berusaha membangun hubungan dengan pemerintah lain. Hal ini telah memicu keluhan dari beberapa pejabat Eropa yang menganggap China sedang mencari keuntungan atas Uni Eropa.

Baca Juga: Eropa Murka Usai Dubes China di Prancis Katakan Negara Bekas Uni Soviet Tidak Berdaulat

Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) berjalan bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam kunjungan dadakannya ke Kiev, Ukraina, Senin, 20 Februari 2023. (Sumber: Kantor Pers Kepresidenan Ukraina via AP)

Hubungan China dengan Rusia saat ini

China adalah sekutu utama satu-satunya bagi pemerintahan terisolasi Presiden Vladimir Putin.

Xi dan Putin mengeluarkan pernyataan bersama menjelang serangan Februari 2022 yang menyatakan bahwa kedua negara punya "persahabatan tanpa batas."

Beijing berusaha tampil netral, tetapi mengulangi pembenaran Rusia atas serangan tersebut.

Xi disambut hangat oleh Putin saat kunjungannya ke Moskow pada bulan Maret. Menteri Pertahanan China mengunjungi Rusia bulan ini.

China meningkatkan pembelian minyak dan gas dari Rusia untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang lapar energi, sehingga membantu Rusia menutup pendapatan yang hilang akibat sanksi dari AS dan sekutu Barat. Sebagai imbalannya, China mendapatkan harga yang lebih rendah, meskipun rincian belum diungkapkan.

Baca Juga: Ini Pernyataan dan Posisi China tentang Konflik Ukraina usai Xi Jinping Bertemu Emmanuel Macron

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Zelenskyy ingin bertemu dengan Presiden China Xi Jinping untuk membicarakan proposal perdamaian. (Sumber: AP)

Hubungan China dengan Ukraina saat ini

China adalah mitra perdagangan terbesar Ukraina sebelum serangan terjadi, meskipun dalam skala yang lebih kecil dibandingkan perdagangan antara China dan Rusia.

Pada tahun 2021, Ukraina mengumumkan rencana untuk membangun infrastruktur perdagangan oleh perusahaan-perusahaan China.

Pemerintahan Zelenskyy menjadi lebih ambigu terhadap Beijing setelah jelas bahwa Xi tidak akan mencoba menghentikan perang Putin, tetapi kedua belah pihak tetap bersikap ramah.

Menlu China Qin Gang, bulan ini berjanji bahwa China tidak akan menyediakan persenjataan kepada kedua belah pihak. Janji tersebut menguntungkan Ukraina, yang telah menerima tank, roket, dan persenjataan lainnya dari AS dan pemerintah Eropa.

Duta Besar China untuk Prancis menciptakan kegemparan di Eropa ketika ia mengusulkan bahwa bekas republik-republik Soviet - yang termasuk Ukraina - mungkin bukan negara berdaulat. Hal tersebut sejalan dengan komentar Putin yang membantah kedaulatan Ukraina.

Beijing kemudian memberikan jaminan kepada negara-negara bekas Uni Soviet bahwa China menghormati kedaulatan mereka dan mengatakan komentar dari duta besar tersebut adalah pendapat pribadi, bukan kebijakan resmi.

 

 




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x