Kompas TV internasional kompas dunia

WHO: Laboratorium Nasional Sudan Berisi Virus Mematikan Diduduki Pihak Bertikai, Situasi Berbahaya

Kompas.tv - 26 April 2023, 06:40 WIB
who-laboratorium-nasional-sudan-berisi-virus-mematikan-diduduki-pihak-bertikai-situasi-berbahaya
Seorang peneliti di Laboratorium Nasional Sudan. Pihak yang bertikai di Sudan menduduki laboratorium umum nasional yang menyimpan sampel virus dan penyakit penyakit termasuk polio dan campak, menciptakan situasi yang sangat, sangat berbahaya, demikian peringatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hari Selasa (25/4/2023). (Sumber: National Public Health Laboratory - Sudan)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

JENEWA, KOMPAS.TV - Pihak bertikai di Sudan menduduki laboratorium nasional berisi sampel virus dan penyakit mematikan termasuk polio dan campak, menciptakan situasi "sangat, sangat berbahaya".  Peringatan itu dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pihak yang bertikai dilaporkan telah mengusir semua teknisi dari laboratorium. Kini laboratorium sepenuhnya berada di bawah kendali salah satu pihak yang bertikai sebagai pangkalan militer.

Hal itu diungkap Dr Nima Saeed Abid, perwakilan WHO di Sudan, seperti yang dilaporkan oleh Straits Times, Selasa (25/4/2023).

Namun Dr Abid tidak menyebutkan pihak mana yang kini menguasai laboratorium tersebut.

Dr Abid mengatakan, telah menerima telepon dari kepala laboratorium nasional di Khartoum pada hari Senin, sehari sebelum gencatan senjata selama 72 jam yang diperantarai oleh AS resmi berlaku setelah 10 hari pertempuran di perkotaan.

"Ada risiko biologi besar yang terkait dengan pendudukan laboratorium kesehatan masyarakat pusat," kata Dr Abid.

Ia menunjukkan bahwa laboratorium tersebut menyimpan isolat atau sampel penyakit mematikan, termasuk campak, polio, dan kolera.

WHO juga mengatakan telah terjadi 14 serangan terhadap fasilitas perawatan kesehatan atau tenaga medis selama pertempuran, mengakibatkan delapan tenaga medis tewas dan dua terluka.

Baca Juga: Sudan Kembali Gencatan Senjata Selama 72 Jam, yang Ketiga Usai Pertempuran Pecah


Mereka juga memperingatkan, persediaan kantong darah yang sudah tipis berisiko rusak akibat kurangnya pasokan listrik.

"Selain bahaya bahan kimia, bahaya risiko biologi juga sangat tinggi akibat kurangnya generator yang berfungsi," kata Dr Abid.

Kementerian Kesehatan Sudan menyatakan jumlah kematian sejauh ini sebanyak 459 orang, dengan 4.072 orang terluka, kata WHO, namun belum dapat memverifikasi angka tersebut.



Sumber : Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x