Kompas TV internasional kompas dunia

Pendeta di Afrika Selatan Dimakamkan Dua Tahun usai Kematian, Gegara Keluarga Menunggunya Hidup Lagi

Kompas.tv - 1 April 2023, 11:43 WIB
pendeta-di-afrika-selatan-dimakamkan-dua-tahun-usai-kematian-gegara-keluarga-menunggunya-hidup-lagi
Ilustrasi. Seorang pendeta di Afrika Selatan baru dimakamkan dua tahun usai kematiannya karena keluarga dan umatnya berharap sang pendeta hidup lagi. (Sumber: Pixabay)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Edy A. Putra

GAUTENG, KOMPAS.TV - Seorang pendeta di Afrika Selatan baru dimakamkan dua tahun usai kematiannya karena keluarga dan umatnya berharap sang pendeta hidup lagi.

Dilansir Oddity Central, Jumat (31/3/2023), Siva Moodley, pendiri Pusat Keajaiban di Gauteng, sebelah utara Johannesburg, meninggal pada 15 Agustus 2021 karena sakit.

Namun, bukannya menyiapkan pemakaman, keluarganya membiarkan jasad sang pendeta tetap berada di kamar jenazah, untuk menunggu kebangkitannya.

Baca Juga: Napi Rusia Dibebaskan dan Gabung Wagner untuk Perang di Ukraina, Pulang Langsung Dicurigai Membunuh

Istri dan anggota keluarganya kerap datang ke kamar jenazah untuk berdoa dan menunggu kebangkitannya kembali.

Namun, mereka berhenti datang beberapa bulan setelah kematiannya dan menolak memberikan persetujuan untuk pemakaman atau kremasi Moodley.

Mereka bahkan menolak mengakui kematian sang pendeta di dalam gereja. Mereka pun melaksanakan kebaktian di dekat jenazah Moodley dengan harapan, mendiang akan hidup lagi suatu saat.

Setelah waktu berlalu, sang pemilik kamar jenazah mulai menghubungi pihak keluarga dan mencoba mendapatkan persetujuan untuk penguburan dan kremasi Moodley.

Pihak kamar jenazah mengatakan bahwa dengan tidak segera memakamkan atau mengkremasi jasad, dapat menimbulkan risiko kesehatan dan lingkungan yang serius.

Tapi mereka gagal mendapatkan persetujuan dari keluarga Moodley. Tak lama kemudian, keluarga pendeta itu berhenti merespons permintaan pihak kamar jenazah.

Satu-satunya pilihan yang tersedia adalah melakukan tindakan hukum terhadap keluarga itu.

“Itu masalah perdata. Saya tak bisa membuat keputusan untuk mengubur atau mengkremasinya sendiri,” kata pemilik kamar jenazah itu.

“Itu harus datang dari keluarganya, tetapi mereka tak mengatakan apa-apa. Ia adalah pria terkenal dan tak pantas diperlakukan seperti ini. Saya harap pengadilan dapat memberikan keringanan,” tambahnya.

Dokumen pengadilan menunjukkan bahwa janda Moodley, Jessie, menjelaskan keengganan keluarganya untuk menyetujui pemakaman pendeta itu.

Ia mengeklaim dirinya memiliki visi tentang pemimpin agama yang hidup kembali.

Namun, setelah melihat bukti bahwa keluarga itu telah dihubungi sebanyak 28 kali, dan menerima laporan dari pihak berwenang setempat tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan, pengadilan Gauteng memberikan izin pemakaman atau kremasi wajib.

Baca Juga: Kebiadaban Tentara Israel di Bulan Ramadan, Bunuh Warga Palestina di Masjid Al-Aqsa

Putusan pengadilan ditangguhkan selama satu bulan agar keluarga Moodley dapat mengetahuinya.

Rumah jenazah mengklarifikasi bahwa mereka tak ingin melanggar kebebasan beragama siapa pun, tetapi mereka juga harus mematuhi peraturan kesehatan.

Akhirnya pada 16 Maret 2023, jasad Moodley dimakamkan di Pemakaman Westpark di Johannesburg, dengan dihadiri keluarga terdekatnya.

Namun, istri dan kedua anaknya tak menghadiri upacara pemakaman tersebut. Media Afrika Selatan melaporkan, mereka tetap memimpin Pusat Keajaiban untuk menggantikan sang pendeta.


 



Sumber : Oddity Central


BERITA LAINNYA



Close Ads x