Kompas TV internasional kompas dunia

Penting, Ini Fakta-Fakta tentang Virus Covid-19 Subvarian Omicron XBB.1.5 yang Paling Menular

Kompas.tv - 6 Januari 2023, 07:15 WIB
penting-ini-fakta-fakta-tentang-virus-covid-19-subvarian-omicron-xbb-1-5-yang-paling-menular
Virus Covid-19 Subvarian Omicron XBB.1.5 memicu kekhawatiran para ilmuwan setelah virus penyebab Covid-19 itu menyebar cepat di Amerika Serikat pada Desember 2022. (Sumber: Los Angeles Times)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

Dia mengatakan WHO belum dapat mengaitkan kenaikan kasus rawat inap di wilayah timur laut AS dengan subvarian tersebut, mengingat banyaknya virus pernapasan lain yang juga beredar. 

Para ahli virus sepakat bahwa kemunculan subvarian itu tidak berarti ada krisis baru selama pandemi. Varian-varian baru diperkirakan akan terus bermunculan selama virus corona masih menyebar. 

XBB.1.5 kemungkinan akan menyebar secara global, tetapi masih belum jelas apakah subvarian itu akan menyebabkan gelombang infeksi baru di seluruh dunia. 

Vaksin-vaksin yang ada sekarang terus melindungi kita dari gejala COVID-19 yang parah, rawat inap dan kematian, kata mereka. 

"Tak ada alasan untuk berpikir bahwa XBB.1.5 lebih mengkhawatirkan daripada varian lain yang datang dan pergi dalam dunia mutan COVID-19 yang selalu berubah," kata Prof Andrew Pollard, direktur Oxford Vaccine Group.

Baca Juga: Badai Covid-19 China Jadi Bahan Pertengkaran Politis, Beijing dan Uni Eropa Berselisih Kebijakan

 

ilustrasi covid-19. Virus Covid-19 Subvarian Omicron XBB.1.5 memicu kekhawatiran para ilmuwan setelah virus penyebab Covid-19 itu menyebar cepat di Amerika Serikat pada Desember. (Sumber: kompas.com)

Langkah WHO

Kelompok Penasihat Teknis Evolusi Virus WHO tengah menilai risiko dari subvarian tersebut. 

Van Kerkhove pada Rabu mengatakan WHO diharapkan dapat mempublikasikan hasilnya dalam beberapa hari ke depan.

Prof Tulio de Oliveira, ilmuwan Afrika Selatan yang terlibat dalam kelompok itu, mengatakan situasinya "kompleks", terutama mengingat lonjakan kasus yang terjadi di China setelah kebijakan anti COVID yang ketat di sana dicabut pada Desember.

WHO mengatakan pihaknya terus memantau dengan cermat setiap perubahan yang mungkin terjadi pada tingkat keparahan subvarian itu dengan bantuan hasil penelitian di laboratorium dan data di lapangan.


 

 




Sumber : Kompas TV/Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x