Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

AS Kirim Tambahan Bantuan Militer Senilai Rp11,2 Triliun ke Ukraina, Sokong Serangan Balik Kiev

Kompas.tv - 15 Oktober 2022, 14:54 WIB
as-kirim-tambahan-bantuan-militer-senilai-rp11-2-triliun-ke-ukraina-sokong-serangan-balik-kiev
Ilustrasi. Unit peluncur roket HIMARS yang diproduksi Lockheed Martin digunakan dalam latihan Angkatan Bersenjata AS di Washington, 23 Mei 2011. Pada Jumat (14/10/2022), AS mengumumkan tambahan bantuan militer senilai USD725 juta atau sekitar Rp11,2 triliun ke Ukraina. (Sumber: Tony Overman/The Olympian via AP)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan tambahan bantuan militer senilai USD725 juta atau sekitar Rp11,2 triliun ke Ukraina, Jumat (14/10/2022). Bantuan ini menambah serangkaian bantuan militer yang telah dijanjikan sekutu-sekutu Ukraina di Eropa sepanjang pekan ini.

Bantuan Washington tersebut diumumkan di tengah pertemuan di markas NATO, tempat sekutu-sekutu Ukraina berunding dan berjanji menambah kiriman senjata, khususnya sistem pertahanan udara menyusul meningkatnya intensitas serangan jarak jauh Rusia.

Menurut laporan Associated Press, dalam paket bantuan militer baru Washington, tidak ada senjata anyar yang dikirimkan.

Bantuan ini sebagian besar berupa ribuan amunisi untuk sistem persenjataan yang selama ini digunakan Ukraina menyerang balik Rusia di wilayah timur negara itu.

Baca Juga: Putin Sebut Rusia Tak Berniat Hancurkan Ukraina: Pengeboman Besar-besaran Sudah Tidak Perlu


Termasuk dalam paket adalah amunisi Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), senjata yang disebut meningkatkan kemampuan Ukraina melumpuhkan infrastruktur penting jalur suplai pasukan Rusia.

"Serbuan terkini Rusia hanya memperdalam determinasi bangsa Ukraina dan semakin mempersatukan negara-negara berniat baik dari setiap kawasan di Bumi," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.

"Ketetapan hati dan keteguhan niat kami pun semakin kuat," lanjutnya.

Rusia sendiri meningkatkan serangan jarak jauh ke kota-kota Ukraina usai serangan ke Jembatan Kerch, infrastruktur yang menghubungkan Semenanjung Krimea dengan daratan Rusia pada awal Oktober lalu.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut hujan roket dari Moskow adalah balasan atas serangan ke jembatan tersebut.

Serangan gencar Rusia pun membuat Kiev mendesak sekutunya untuk mengirimkan sistem pertahanan udara.

Baca Juga: Uni Eropa Ancam akan Musnahkan Tentara Rusia jika Putin Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x