Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Rusia dan Prancis Tetap Saling Kirim Uranium Walau Berkonflik soal Ukraina dengan Sederet Sanksi

Kompas.tv - 30 September 2022, 06:40 WIB
rusia-dan-prancis-tetap-saling-kirim-uranium-walau-berkonflik-soal-ukraina-dengan-sederet-sanksi
Sebuah kapal kargo yang membawa uranium berangkat dari pelabuhan Prancis Dunkirk ke Laut Utara menuju pelabuhan Baltik Rusia Ust-Luga. (Sumber: Greenpeace France)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

DUNKIRK, KOMPAS.TV - Perang Rusia dan Ukraina serta sanksi Barat, termasuk Uni Eropa dan Amerika Serikat untuk membatasi penggunaan minyak dan gas Rusia, tidak mencegah negara-negara Uni Eropa terus mengimpor dan mengekspor bahan bakar nuklir, yang tidak berada di bawah sanksi Uni Eropa, sehingga membuat kecewa pemerintah Ukraina dan aktivis lingkungan.

Sebuah kapal kargo yang membawa uranium, diketahui berangkat dari pelabuhan Prancis Dunkirk ke Laut Utara menuju pelabuhan Baltik Rusia Ust-Luga, pada hari Kamis.

Ini adalah ketiga kalinya hanya dalam sebulan kapal Mikhail Dudin yang berbendera Panama berlabuh di Dunkirk untuk mengangkut uranium.

Kelompok lingkungan Greenpeace Prancis mengecam pengiriman yang sedang berlangsung ke dan dari Rusia dan menyerukan diakhirinya semua perdagangan bahan bakar nuklir.

Badan eksekutif Uni Eropa, yaitu Komisi Eropa, tidak mengusulkan untuk menjatuhkan sanksi atas sektor nuklir Rusia dalam paket sanksi terbaru yang disajikan pada Rabu (28/9/2022) lalu.

"Prancis memastikan kepatuhan yang ketat oleh para pelaku ekonomi dengan semua sanksi Eropa yang diterapkan terhadap Rusia. Tenaga nuklir sipil tidak terpengaruh oleh sanksi ini," kata Kementerian Luar Negeri Prancis kepada Associated Press, Kamis (29/9/2022).

Ukraina, sementara itu, mendorong sanksi Eropa di wilayah itu.

Menurut Greenpeace Prancis, uranium yang diproses ulang untuk diangkut ke Rusia dimuat ke kapal Mikhail Dudin pada hari Rabu.

Baca Juga: Bila Benar Jalur Pipa Gas Nord Stream Bocor akibat Sabotase, Uni Eropa Bersumpah Lakukan Pembalasan

Kapal kargo yang membawa uranium berangkat dari pelabuhan Prancis Dunkirk ke Laut Utara menuju pelabuhan Baltik Rusia Ust-Luga. (Sumber: AP Photo)

Sebuah video yang disediakan oleh kelompok Greenpeace menunjukkan derek sedang mengangkat kontainer ke kapal.

"Meskipun perang, kita dapat melihat bahwa perdagangan antara industri nuklir Prancis dan industri nuklir Rusia, Rosatom, terus berlanjut seolah-olah tidak ada yang terjadi," kata Pauline Boyer, juru kampanye energi di Greenpeace Prancis.

Pihak berwenang Prancis berulang kali mengatakan negara itu tidak bergantung pada Rusia untuk memasok pembangkit listrik tenaga nuklir yang menyediakan 67 persen listriknya, lebih dari negara lain mana pun.

Greenpeace Prancis mengatakan pengiriman uranium Rusia yang dilihat oleh reporter Associated Press dibongkar di Dunkirk awal bulan ini diangkut dengan truk ke sebuah pabrik di Lingen, Jerman.

Pabrik Lingen dioperasikan oleh Framatome, yang sebagian besar dimiliki oleh raksasa utilitas Prancis EDF.

Pada akhir bulan lalu, uranium yang diperkaya yang diturunkan dari Mikhail Dudin di Dunkirk ditujukan ke lembah Rhone di Prancis selatan, yang merupakan rumah bagi situs-situs utama industri nuklir sipil Prancis, menurut Greenpeace Prancis.

Sektor nuklir Prancis memiliki serangkaian kontrak dengan raksasa energi yang dikendalikan negara Rusia, Rosatom, termasuk beberapa untuk mengimpor uranium yang diperkaya yang ditujukan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir Eropa dan untuk mengekspor uranium yang telah diproses ulang ke Rusia.

Rosatom adalah salah satu aktor terbesar dunia di pasar energi nuklir.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x