Kompas TV internasional kompas dunia

Militer Israel akui Shireen Abu Akleh Kemungkinan Dibunuh Tentara, tapi Tidak akan Dihukum

Kompas.tv - 6 September 2022, 05:56 WIB
militer-israel-akui-shireen-abu-akleh-kemungkinan-dibunuh-tentara-tapi-tidak-akan-dihukum
Shireen Abu Akleh dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit setelah tertembak ketika meliput serangan Israel di kota Jenin, Tepi Barat pada Rabu (11/5/2022). (Sumber: AP)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Iman Firdaus

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Militer Israel mengumumkan hasil penyelidikan yang telah lama ditunggu-tunggu atas penembakan terhadap jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh, Senin (5/9/2022). Menurut tentara Israel, kemungkinan seorang tentara Israel secara keliru membunuhnya dalam serangan di Tepi Barat.

Dengan pernyataan tersebut, maka Israel telah mengakui bahwa pihak mereka adalah pelaku penembakan. Namun demikian, mereka mengatakan bahwa tidak ada yang akan dihukum karena penembakan itu.

Baik pejabat Palestina dan keluarga Abu Akleh menuduh tentara menghindari tanggung jawab atas pembunuhan tersebut.

“Keluarga kami tidak terkejut dengan hasil ini karena jelas bagi siapa pun bahwa penjahat perang Israel tidak dapat menyelidiki kejahatan mereka sendiri. Namun, kami tetap sangat terluka, frustrasi dan kecewa,” kata keluarganya dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari The Associated Press.

Abu Akleh merupakan seorang Palestina-Amerika yang berusia 51 tahun. Dia terbunuh saat meliput serangan Israel di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat utara pada 11 Mei. Dia telah meliput Tepi Barat untuk televisi Al Jazeera selama dua dekade terakhir.

Baca Juga: Keluarga Shireen Abu Akleh Inginkan Keadilan: Israel Sengaja Membungkamnya dengan Peluru

Dalam briefing dengan wartawan, seorang pejabat senior militer Israel mengatakan ada "kemungkinan yang sangat tinggi" bahwa Abu Akleh secara keliru ditembak oleh seorang tentara Israel yang ditempatkan di dalam kendaraan lapis baja yang mengira dia membidik seorang militan.

“Dia salah mengidentifikasinya,” kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim di bawah pedoman pengarahan militer. "Laporannya secara real time benar-benar menunjukkan kesalahan identifikasi," ujarnya.

"Kami tahu dia menembak, tapi bisa jadi ini (kematian) terjadi dari tembakan lain," tambahnya.

Jenin dikenal sebagai benteng pertahanan militan Palestina, dan Israel telah melakukan serangan di sana hampir setiap malam sejak serangkaian serangan mematikan di Israel awal tahun ini, beberapa di antaranya dilakukan oleh penyerang dari daerah tersebut.

Mengulangi klaim Israel sebelumnya, pejabat militer itu mengatakan tentara telah berada di bawah tembakan terus menerus selama hampir satu jam dari berbagai arah sebelum Abu Akleh ditembak. Tentara merilis beberapa video yang menunjukkan militan Palestina menembakkan senjata otomatis dan tentara diserang hari itu.

Namun militer tidak memberikan bukti untuk mendukung klaimnya bahwa baku tembak sengit sedang berlangsung pada saat Abu Akleh ditembak. Video amatir serta keterangan saksi tidak menunjukkan bukti adanya militan di sekitarnya dan daerah itu tampak sunyi selama beberapa menit sebelum dia ditembak.

Baca Juga: PBB Kutuk Keras Pembunuhan Jurnalis Al-Jazeera Shireen Abu Akleh, Inginkan Penyelidikan yang Adil

Selain itu, klaim salah tembak Israel dianggap tidak masuk akal, mengingat Abu Akleh memakai helm dan rompi bertuliskan “press” pada saat terkena tembakan. Pejabat itu hanya mengatakan bahwa penglihatan tentara dari dalam kendaraan “sangat terbatas,” sehingga menyebabkan Abu Akleh salah diidentifikasi dalam keputusan sepersekian detik.

Dia mengatakan temuan penyelidikan telah diserahkan kepada kepala jaksa militer, yang puas dengan hasil penyelidikan mereka dan memutuskan untuk tidak melakukan penyelidikan kriminal. Itu berarti tidak ada yang akan dituntut atas kematian Abu Akleh.

Kritikus telah lama menuduh militer melakukan pekerjaan yang buruk dalam menyelidiki kesalahan yang dilakukan oleh pasukannya. Kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem menuduh tentara melakukan "cuci tangan," sementara keluarga Abu Akleh dan Otoritas Palestina sama-sama menyerukan agar kasus itu diserahkan ke Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag. ICC telah membuka penyelidikan atas kemungkinan kejahatan perang oleh Israel di Gaza dan Tepi Barat.

Nabil Abu Rdeneh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, menolak pengumuman itu dan menuding bahwa klaim ini merupakan “upaya Israel untuk menghindari tanggung jawab atas pembunuhan yang mereka lakukan.”
Dia mengatakan semua bukti membuktikan bahwa Israel adalah pelaku pembunuhan Abu Akleh dan harus bertanggung jawab atas kejahatannya.

Pemerintah Palestina, keluarga Abu Akleh dan Al Jazeera menuduh Israel sengaja membunuh Abu Akleh, sementara serangkaian investigasi oleh organisasi media internasional, termasuk The Associated Press, telah menemukan bahwa pasukan Israel kemungkinan besar menembakkan peluru fatal. Amerika Serikat menyimpulkan bahwa seorang tentara Israel kemungkinan membunuhnya secara tidak sengaja, tetapi tidak menjelaskan bagaimana mereka mencapai kesimpulan itu.

Baca Juga: Tentara Israel Larang Muslim Masuk ke Pemakaman Jurnalis Al-Jazeera Shireen Abu Akleh

Kepala biro lokal Al Jazeera, Walid Al-Omari, mengatakan laporan yang diumumkan pada hari Senin adalah upaya untuk menghindari pembukaan penyelidikan kriminal.

Komite untuk Melindungi Jurnalis menyebut temuan Israel “terlambat dan tidak lengkap.”

“Mereka tidak menyebut nama untuk pembunuh Shireen Abu Akleh dan tidak ada informasi lain selain kesaksiannya sendiri bahwa pembunuhan itu adalah sebuah kesalahan,” kata Sherif Mansour, koordinator program kelompok itu di Timur Tengah dan Afrika Utara. “Laporan itu tidak memberikan jawaban— dengan ukuran transparansi atau akuntabilitas apa pun — yang pantas diterima oleh keluarga dan rekan-rekannya,” tambahnya.




Sumber : The Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x