Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Zelenskyy Terlihat di Pelabuhan Odessa, Awasi Bongkar Muat Ekspor Biji-bijian Ukraina

Kompas.tv - 29 Juli 2022, 22:04 WIB
zelenskyy-terlihat-di-pelabuhan-odessa-awasi-bongkar-muat-ekspor-biji-bijian-ukraina
Zelenskyy terlihat bersama dubes negara-negara G7 di pelabuhan selatan Ukraina. (Sumber: Ukrainian Presidential Press Office via AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

ODESSA, KOMPAS.TV — Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengunjungi pelabuhan Laut Hitam di Odessa, Jumat (29/7/2022). 

Kunjungan itu dilakukan saat para kru menyiapkan terminal untuk mengekspor biji-bijian, proses yang mandek gara-gara lima bulan serangan militer Rusia. Namun sepekan belakangan, kegiatan ekspor mulai bergerak lagi, usai dicapainya kesepakatan yang memungkinkan pasokan bahan makanan mengalir ke jutaan orang miskin yang menghadapi kelaparan di seluruh dunia.

"Kapal pertama sedang dimuat sejak awal perang," kata Zelenskyy di sebuah pelabuhan Odessa, seperti dilansir Associated Press, Jumat (29/7).

Zelenskyy mengatakan, bagaimanapun, keberangkatan pasokan gandum dan biji-bijian lainnya akan dimulai dengan beberapa kapal yang sudah dimuat tetapi tidak bisa meninggalkan pelabuhan Ukraina setelah Rusia melakukan serangan pada akhir Februari.

Ukraina adalah eksportir global utama gandum, barley, jagung dan minyak bunga matahari.

Hilangnya pasokan tersebut melonjakkan harga pangan global, mengancam ketidakamanan politik dan membantu mendorong lebih banyak orang ke dalam kemiskinan dan kelaparan di negara-negara yang sudah rentan.

Militer Ukraina berkomitmen untuk keselamatan kapal, kata Zelenskyy.

"Penting bagi kami bahwa Ukraina tetap menjadi penjamin keamanan pangan global," imbuhnya.

Baca Juga: Analis Peringatkan Dunia, Putin Bakal Gunakan Senjata Nuklir jika Penyerangan ke Ukraina Tak Selesai

Presiden Ukraina Zelenskyy terlihat bersama pejabat PBB di pelabuhan selatan Odessa. (Sumber: Ukrainian Presidential Press Office via AP)

Kunjungan mendadaknya ke pelabuhan tersebut merupakan bagian dari dorongan Ukraina untuk menunjukkan kepada dunia bahwa negara yang digempur invasi sejak Februari lalu itu hampir siap untuk mengekspor jutaan ton biji-bijian. Ini setelah adanya terobosan kesepakan pekan lalu, yang ditengahi oleh Turki dan PBB, dan ditandatangani secara terpisah oleh Ukraina dan Rusia.

Kedua pihak sepakat memfasilitasi pengiriman gandum dan biji-bijian lainnya dari tiga pelabuhan Ukraina melalui koridor yang aman di Laut Hitam. Pengiriman juga akan mencakup pupuk dan makanan dari Rusia.

Serangan Rudal di Odessa

Tetapi, serangan rudal Rusia di Odessa beberapa jam setelah penandatanganan kesepakatan di Istanbul memunculkan pertanyaan tentang komitmen Moskow. Serangan itu pula menimbulkan kekhawatiran baru tentang keselamatan awak kapal, yang juga harus menavigasi perairan yang dipenuhi ranjau peledak.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Jumat menekankan pentingnya menjaga "hubungan antara mengambil biji-bijian dari pelabuhan Ukraina dan membuka blokir pembatasan langsung atau tidak langsung pada ekspor biji-bijian kami (Rusia), pupuk dan barang-barang lainnya ke pasar global."


Kekhawatiran atas keamanan dan kerumitan perjanjian itu membuat proses dan persiapan ekspor mengalami awal yang lambat dan hati-hati. Dan biji-bijian yang dibutuhkan dunia, masih tetap tertahan di pelabuhan Ukraina.

Kedua belah pihak menghadapi jam yang terus berdetak karena kesepakatan itu hanya berlaku selama 120 hari.

Baca Juga: Intelijen Ukraina Sadap Tentara Rusia, Pasukan Putin Disebut Kalah di Perbatasan

Kapal pengangkut gandum di pelabuhan Laut Hitam, Ukraina selatan. (Sumber: Ukrainian Presidential Press Office via AP)

Tujuannya selama empat bulan ke depan adalah untuk mengirimkan sekitar 20 juta ton biji-bijian dari tiga pelabuhan laut Ukraina yang diblokir sejak serangan 24 Februari.

Kesepakatan itu memberikan waktu bagi sekitar empat hingga lima kapal curah besar per hari untuk mengangkut biji-bijian dari pelabuhan Ukraina ke jutaan orang di Afrika, Timur Tengah dan Asia, yang sudah menghadapi kekurangan pangan dan, dalam beberapa kasus, kelaparan.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x