Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Mengejutkan, Intelijen AS Ungkap 75.000 Tentara Rusia Tewas dan Terluka di Ukraina

Kompas.tv - 28 Juli 2022, 15:07 WIB
mengejutkan-intelijen-as-ungkap-75-000-tentara-rusia-tewas-dan-terluka-di-ukraina
Ilustrasi tentara Rusia. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Deni Muliya

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Intelijen Amerika Serikat (AS) melaporkan sekitar 75.000 tentara Rusia telah terluka dan tewas di Ukraina.

Jumlah tersebut menunjukkan bahwa konflik yang berlangsung sejak serangan pada 24 Februari lalu telah menimbulkan korban yang besar untuk Rusia.

Laporan intelijen tersebut diungkapkan oleh Anggota DPR AS, Elissa Slotkin, perwakilan Demokrat dari Michigan.

Slotkin melaporkannya setelah menghadiri pengarahan rahasia terkait perang di Ukraina, bersama pejabat pemerintahan Joe Biden yang menggambarkan militer Rusia seperti terkuras.

Baca Juga: Rusia Lawan AS, Beri Tekanan Agar Aset Afghanistan yang Dibekukan Dibebaskan

Rusia dilaporkan mengumpulkan sekitar 150.000 tentara di sepanjang perbatasan Ukraina, sebelum melakukan penyerangan.

Sejak itu, angka kerugian yang dialami Rusia tetap samar-samar.

Angka kerugian terbaru Rusia itu, jika terkonfirmasi, maka akan menjadi kerugian besar untuk Moskow, karena Ukraina terus maju untuk melakukan serangan balasan.

Menggambarkan angka tersebut sangat besar, Slotkin menegaskan bahwa militer Rusia telah melakukan investasi dalam jumlah yang luar biasa untuk pasukan mereka.

Slotkin mengungkapkan, lebih dari 80 persen tentara Rusia mengalami kelelahan dan tak mampu bergerak.


Baca Juga: AS Bakal Gunakan 'Pedagang Kematian' untuk Ditukar dengan 2 Warganya yang Ditahan Rusia

Ia pun mengatakan, sekitar 3 hingga 6 pekan ke depan akan menjadi masa kritis pada konflik Rusia-Ukraina.

“Saya pikir apa yang kami dengar dari Presiden (Volodymyr) Zelensky sangat tegas, dan diperkuat dengan saat ini Ukraina begitu ingin memukul Rusia sebelum musim dingin tiba, tempatkan mereka di posisi terbaik, dan memukulnya hingga ke selatan,” ujarnya dikutip dari Newsweek.

Saat ini, serangan balik tengah dilakukan Ukraina untuk merebut kembali Kherson, kota di bagian selatan yang diduduki Rusia.

Mendapatkan kembali kota tersebut diharapkan bisa menjadi pijakan bagi pasukan Ukraina untuk merebut kembali bagian-bagian Laut Hitam.



Sumber : Newsweek


BERITA LAINNYA



Close Ads x