Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Hari ke-150 Perang: Rusia-Ukraina Baku Tembak Rudal, Titik Penyeberangan dan Pelabuhan Diincar

Kompas.tv - 23 Juli 2022, 21:30 WIB
hari-ke-150-perang-rusia-ukraina-baku-tembak-rudal-titik-penyeberangan-dan-pelabuhan-diincar
Ilustrasi. Pasukan Rusia menembakkan mortir berat swa-gerak 2S4 Tyulpan di sebuah lokasi di Ukraina. Foto ini dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 22 Juli 2022. (Sumber: Kementerian Pertahanan Rusia via AP)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

KIEV, KOMPAS.TV - Menandai hari ke-150 perang Rusia-Ukraina pada Sabtu (23/7/2022), kedua pihak mengirim serangan jarak jauh yang menyasar beragam target. Serangan ini termasuk tembakan rudal yang mengenai pelabuhan di Odessa, Ukraina, hanya sehari usai Moskow dan Kiev menyepakati pengamanan koridor ekspor gandum via jalur laut.

Menurut laporan Associated Press, militer Rusia juga mengirim serangan rudal ke sebuah lapangan terbang di tengah Ukraina, menewaskan sedikitnya tiga orang. Sedangkan pasukan Ukraina menembakkan roket berpemandu ke titik-titik penyeberangan di wilayah selatan yang diduduki Rusia.

Serangan-serangan ke infrastruktur krusial pada hari ke-150 perang menandai upaya kedua pihak mencari keunggulan di medan tempur.

Gubernur Oblast (daerah setingkat provinsi) Kirovohrad Andriy Raikovych melaporkan bahwa Rusia menembakkan 13 rudal ke wilayahnya. Rentetan rudal itu mengenai lapangan udara dan sebuah fasilitas transportasi kereta.

Raikovych menyebut setidaknya seorang tentara dan dua penjaga tewas akibat serangan ini. Serangan lain di dekat pusat kota Kirovohrad melukai 13 orang.

Baca Juga: Baru Sepakat soal Ekspor Gandum Ukraina, Rusia Dituduh Serang Kota Pelabuhan Odessa

Sementara di Oblast Kherson, diduduki Rusia sejak awal Maret, pasukan Ukraina yang mempersiapkan serangan balik besar menembakkan roket ke titik-titik penyeberangan di Sungai Dnieper. Serangan ini ditujukan untuk menganggu pasokan logistik untuk pasukan Rusia.

Di bagian lain selatan Ukraina, rudal Rusia juga menghantam pelabuhan Odessa di tepi Laut Hitam. Otoritas Ukraina menyebut Rusia menembakkan empat rudal jelajah Kalibr, dua di antaranya dicegat sistem pertahanan udara.

Serangan-serangan itu diluncurkan hanya sehari atau beberapa jam setelah Moskow dan Kiev meneken kesepakatan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki mengenai koridor ekspor gandum. Kesepakatan ini ditujukan untuk mencegah krisis pangan global.

Kesepakatan tersebut berisi pengamanan pengapalan jutaan ton gandum Ukraina dan sejumlah gandum dan pupuk Rusia yang selama ini terjebak perang.

Baca Juga: Pertempuran Besar Menanti di Selatan Ukraina, Rusia Bersiap Hadapi Serangan Balik

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut kesepakatan itu menawarkan “kesempatan untuk mencegah katastrofi global—suatu bencana kelaparan yang dapat berujung kekacauan politik di banyak negara di dunia, khususnya di negara-negara yang membantu kami (Ukraina).”

Pertempuran berlanjut di timur dan selatan

Pada hari ke-150 perang, pertempuran dilaporkan terus terjadi di kawasan Donbass, jantung industri di timur Ukraina. Pasukan Rusia berupaya mendesak garnisun Ukraina yang bertahan dengan gigih.

Di lain pihak, pasukan Rusia juga menghadapi serangan balik Ukraina di Oblast Kherson, wilayah yang berbatasan dengan Semenanjung Krimea. Pasukan Rusia dilaporkan berhasil mempertahankan posisi di sebagian besar front Kherson.

Ukraina mengincar titik-titik penyeberangan di Kherson menggunakan peluncur roket HIMARS yang dipasok Amerika Serikat (AS). 

Bantuan HIMARS dari Washington disebut meningkatkan kapabilitas serangan Ukraina secara signifikan. Pasalnya, senjata yang menembakkan roket berpemandu GPS ini bisa menjangkau target hingga 80 kilometer, membuatnya sulit dijangkau artileri Rusia.


Baca Juga: Jemawa, AS Sebut Rusia Selalu Gagal Hancurkan Sistem Rudal HIMARS yang Dikirim ke Ukraina

Pekan ini, roket Ukraina dilaporkan membombardir Jembatan Antonivskyi di Sungai Dnieper. Rusia melaporkan penyeberangan lain di dam Kakhovka juga diserang, tetapi tidak sampai menimbulkan kerusakan.

Sejak April lalu, Moskow menyatakan bahwa pihaknya berfokus merebut Donbass. Kawasan ini diklaim sebagai wilayah dua separatis pro-Rusia, Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR).

Akan tetapi, pada Rabu (20/7) lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengaku pihaknya mengincar wilayah lain, khususnya Oblast Kherson dan Zaporizhzia di selatan Ukraina.

Sebaliknya, Kiev telah meminta penduduk di Kherson mengungsi dengan segala cara, mengindikasikan serangan balik ke wilayah selatan Ukraina yang meningkatkan eskalasi.

Baca Juga: Makin Gawat! Amerika Serikat Jajaki Pengiriman Jet Tempur dan Drone Kamikaze Tambahan ke Ukraina


 




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x