Kompas TV internasional kompas dunia

Jet Tempur KF-21 Bikinan Korea Selatan Kerja Sama dengan Indonesia Berhasil Uji Terbang Perdana!

Kompas.tv - 19 Juli 2022, 18:46 WIB
jet-tempur-kf-21-bikinan-korea-selatan-kerja-sama-dengan-indonesia-berhasil-uji-terbang-perdana
Jet tempur yang dikembangkan di dalam negeri Korea Selatan bekerja sama dengan Indonesia berhasil uji terbang pertamanya hari Selasa (19/7/2022). (Sumber: Twitter)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

SEOUL, KOMPAS.TV - Jet tempur yang dikembangkan di dalam negeri Korea Selatan bekerja sama dengan Indonesia berhasil melakukan uji terbang pertamanya, Selasa (19/7/2022), seperti laporan kantor berita resmi Yonhap Korea Selatan.

Pesawat generasi berikutnya yang dikembangkan oleh Korea Aerospace Industries (KAI) dalam sebuah proyek yang sebagian didukung Indonesia itu dirancang menjadi alternatif yang lebih murah dan terang-terangan dari F-35 buatan AS, yang diandalkan oleh Korea Selatan.

Sebuah prototipe jet, dijuluki KF-21, lepas landas pada pukul 15:40 (13:40 waktu Jakarta) dari pangkalan angkatan udara di kota Sacheon, dan terbang selama sekitar 30 menit. Hal itu diungkapkan Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

Di Skuadron Pelatihan Terbang ke-3 Angkatan Udara di Sacheon, sekitar 300 kilometer selatan Seoul, pesawat tempur itu lepas landas, menandakan Korea Selatan akan bergabung dengan klub elite tujuh negara yang telah mengembangkan jet tempur supersonik secara lokal.

Penerbangan perdana di bawah proyek senilai 8,8 triliun won (sekitar Rp100 triliun) itu dilakukan ketika negara tersebut telah mendorong untuk mengganti armada pesawat tempur F-4 dan F-5 yang sudah tua dengan jet kelas atas. Ini merupakan peningkatan kekuatan udara Korea Selatan untuk melawan serangan Korea Utara dengan ancaman nuklir dan rudalnya.

Baca Juga: Jet Tempur KF-21 Boramae Kerja Sama Korea Selatan - Indonesia Uji Terbang Akhir Juli


Korea Selatan pertama kali membayangkan proyek pengembangan jet pada November 2000, ketika Presiden Kim Dae-jung saat itu mengungkapkan harapan negara itu untuk menjadi produsen pesawat tempur canggih pada tahun 2015 dalam sebuah upacara peluncuran pesawat latih asli KT-1.

Proyek ini mengambil langkah kecil pada November 2002, ketika Kepala Staf Gabungan Korsel membuat rencana jangka panjang untuk mengembangkan pesawat tempur kelas atas yang kemampuannya melampaui pesawat tempur KF-16 dan mengirimkan sekitar 120 unit.

Tetapi skeptisisme masih merajalela. Kedua lembaga yang dikelola negara Korsel, Institut Analisis Pertahanan Korea dan Institut Pengembangan Korea, menyimpulkan dalam analisis terpisah tahun 2003 dan 2007, bahwa proyek itu tidak layak.

Namun, proyek tersebut mendapat momentum yang sangat dibutuhkan pada tahun 2009, ketika studi lain yang ditugaskan pemerintah oleh Universitas Konkuk menyimpulkan bahwa skema pengembangan pesawat tempur layak secara ekonomi.

Baca Juga: Bakal Punya Jet Tempur Rafale, KSAU Siapkan Calon Penerbang: akan Dilatih di Prancis


Pemerintah kemudian melanjutkan dengan proses penelitian awal dari 2011-2012 dan memutuskan pada 2013 rencana rinci untuk proyek pesawat tempur, termasuk kemampuan operasional yang diperlukan dan periode penyebaran target.

Seperti yang diantisipasi secara luas, masalah mengamankan teknologi tempur utama tetap menjadi tantangan berat.


Korea Selatan awalnya berusaha untuk mengamankan teknologi kunci untuk empat peralatan penting -- sistem radar active electronically scaned array (AESA), sistem pencarian dan pelacakan inframerah (IRST), pod pelacakan elektro-optik (EO TGP), dan frekuensi radio (RF) jammer -- dari Amerika Serikat (AS).

Namun, AS menolak permintaan pada April 2015 itu, hingga memaksa Selatan untuk fokus pada pengembangan teknologi yang dibutuhkan di dalam negeri.



Sumber : Kompas TV/Yonhap


BERITA LAINNYA



Close Ads x