Kompas TV internasional kompas dunia

Tentang Pembunuhan Khashoggi, Arab Saudi Minta AS Tidak Paksakan Nilai-Nilai ke Negara Lain

Kompas.tv - 17 Juli 2022, 04:25 WIB
tentang-pembunuhan-khashoggi-arab-saudi-minta-as-tidak-paksakan-nilai-nilai-ke-negara-lain
Putra Mahkota Mohammad bin Salman mengatakan kepada Presiden Joe Biden untuk tidak memaksakan nilai-nilai kepada negara lain dan bahwa Arab Saudi telah bertindak untuk mencegah terulangnya kesalahan seperti pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi. (Sumber: AP Photo/Evan Vucci)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

JEDDAH, KOMPAS.TV - Putra Mahkota Mohammad bin Salman mengatakan kepada Presiden Joe Biden untuk tidak memaksakan nilai-nilai kepada negara lain dan bahwa Arab Saudi telah bertindak untuk mencegah terulangnya kesalahan seperti pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi.

Dalam kunjungannya ke Arab Saudi pada hari Jumat (15/7/2022), seperti laporan Associated Press, Biden "memberi tahu" Putra Mahkota MBS bahwa dia menganggap MBS bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul, tak lama setelah bertukar pukulan dengan penguasa de facto kerajaan.

"Putra mahkota menjawab bahwa ini adalah episode yang menyakitkan bagi Arab Saudi dan itu adalah kesalahan yang mengerikan," kata Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir.

Dia mengatakan semua orang yang didakwa atas pembunuhan tersebut sudah dibawa ke pengadilan dan dihukum dengan hukuman penjara.

Jubeir, yang berbicara tentang pertemuan antara kedua pemimpin, mengatakan putra mahkota menyinggung tindakan AS yang mencoba memaksakan nilai-nilainya kepada negara lain, dapat menjadi bumerang.

"Itu tidak berhasil ketika AS mencoba memaksakan nilai-nilai di Afghanistan dan Irak. Faktanya, itu menjadi bumerang. Tidak berhasil ketika orang mencoba memaksakan nilai-nilai dengan paksa pada negara lain," kata Jubeir, mengutip pernyataan pangeran yang dikenal sebagai MBS.

Baca Juga: Biden Ikut KTT Negara Arab, Berharap Israel Bisa Terintegrasi secara Militer untuk Hadapi Iran

Putra Mahkota Mohammad bin Salman mengatakan kepada Presiden Joe Biden untuk tidak memaksakan nilai-nilai kepada negara lain dan bahwa Arab Saudi telah bertindak untuk mencegah terulangnya kesalahan seperti pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi. (Sumber: AP Photo/Evan Vucci)

Badan-badan intelijen AS percaya putra mahkota memerintahkan pembunuhan Khashoggi, tetapi Saudi membantah tuduhan itu.

"Negara memiliki nilai yang berbeda dan nilai-nilai itu harus dihormati," kata MBS kepada Biden.

Pertemuan antara Biden dan MBS menyoroti ketegangan yang membebani hubungan antara Washington dan Riyadh atas beberapa masalah, termasuk Khashoggi, harga minyak yang tinggi, dan perang Yaman.

Biden telah berjanji untuk menjadikan Arab Saudi sebagai "paria" di panggung global atas pembunuhan Khashoggi pada 2018, tetapi pada akhirnya memutuskan kepentingan AS lebih besar untuk peningkatan hubungan dengan Saudi, sebagai pengekspor minyak utama dunia.

"Yang Mulia mengatakan kepada Presiden bahwa kesalahan seperti ini terjadi di negara lain dan kami melihat kesalahan seperti ini dilakukan oleh Amerika Serikat di Abu Ghraib (penjara di Irak)," kata Jubeir.

Pangeran Mohammed juga mengangkat isu pembunuhan jurnalis Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh selama serangan Israel di Tepi Barat.

Baca Juga: Biden ke Riyadh, AS dan Arab Saudi Langsung Teken 18 Deal Kerja Sama

Kunjungan presiden AS Joe Biden hari Sabtu, (16/7/2022) ke Arab Saudi langsung menghasilkan 18 kesepakatan bilateral di berbagai sektor strategis dan sensitif. (Sumber: AP Photo/Evan Vucci)

Abu Akleh, yang bekerja untuk jaringan Al Jazeera, ditembak di kepala pada 11 Mei 2022 saat melaporkan serangan Israel di Kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki.

Warga Palestina percaya dia dibunuh dengan sengaja oleh pasukan Israel.

Israel menyangkal tentaranya menembaknya dengan sengaja, dan mengatakan dia mungkin terbunuh oleh tembakan tentara yang salah atau tembakan yang ditembakkan oleh seorang pria bersenjata Palestina.

Jubeir menolak tuduhan bahwa Arab Saudi memiliki ratusan tahanan politik.

"Itu sama sekali tidak benar. Kami memiliki tahanan di Arab Saudi yang telah melakukan kejahatan dan diadili oleh pengadilan kami dan dinyatakan bersalah," kata dia.

"Gagasan bahwa mereka akan digambarkan sebagai tahanan politik adalah konyol," ujar dia.

Sikap AS terhadap Saudi telah melunak sejak invasi Rusia ke Ukraina awal tahun ini, yang memicu salah satu krisis pasokan energi terburuk di dunia.




Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x