Kompas TV internasional kompas dunia

Imigrasi Bandara Kolombo Tolak Beri Cap Imigrasi, Presiden Sri Lanka Gagal Kabur ke Dubai

Kompas.tv - 12 Juli 2022, 16:15 WIB
imigrasi-bandara-kolombo-tolak-beri-cap-imigrasi-presiden-sri-lanka-gagal-kabur-ke-dubai
Petugas imigrasi menolak ke ruang VIP untuk memberi cap paspor presiden Sri Lanka sementara dia bersikeras tidak akan pergi melalui fasilitas umum karena ancaman keamanan. (Sumber: Times of India)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

"Ada beberapa penumpang lain yang memprotes Basil yang naik ke pesawat mereka," kata seorang pejabat bandara. "Itu adalah situasi yang menegangkan, jadi dia buru-buru meninggalkan bandara."

Basil, warga negara ganda AS, harus mendapatkan paspor baru setelah meninggalkan istana presiden ketika Rajapaksa mundur dengan tergesa-gesa untuk menghindari massa hari Sabtu, kata sumber diplomatik.

Sumber resmi mengatakan, sebuah koper penuh dokumen juga ditinggalkan di rumah megah bersama dengan 17,85 juta rupee Sri Lanka uang tunai, sekarang dalam penguasaan pengadilan Kolombo.

Belum ada kabar resmi dari kantor presiden tentang keberadaannya, tetapi ia tetap menjadi panglima angkatan bersenjata dengan sumber daya militer yang dimilikinya.

Baca Juga: Protes Krisis Ekonomi, Ratusan Demonstran di Sri Lanka Serbu Kediaman Presiden Rajapaksa

Dinasti keluarga Rajapaksa dalam politik Sri Lanka. Petugas imigrasi menolak ke ruang VIP untuk memberi cap paspor presiden Sri Lanka sementara dia bersikeras tidak akan pergi melalui fasilitas umum karena ancaman keamanan. (Sumber: Times of India)

Salah satu opsi yang masih terbuka baginya adalah membawa kapal angkatan laut ke India atau Maladewa, kata sumber pertahanan.

Jika Rajapaksa mundur seperti yang dijanjikan, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe akan secara otomatis menjadi penjabat presiden sampai parlemen memilih seorang anggota parlemen untuk menjalani masa jabatan presiden, yang berakhir pada November 2024.

Rajapaksa dituduh salah mengelola ekonomi ke titik di mana negara itu kehabisan devisa untuk membiayai impor yang paling penting, yang menyebabkan kesulitan parah bagi 22 juta penduduk.

Sri Lanka gagal membayar utang luar negerinya sebesar US$51 miliar pada bulan April dan sedang dalam pembicaraan dengan IMF untuk kemungkinan bailout.

Pulau ini hampir kehabisan persediaan bahan bakar yang sudah langka.

Pemerintah Sri Lanka memerintahkan penutupan kantor dan sekolah yang tidak penting untuk mengurangi perjalanan dan menghemat bahan bakar.


 




Sumber : Kompas TV/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x