Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Ukraina Diperkirakan Kehilangan 60-100 Serdadu Tiap Hari, Mulai Kehabisan Pasukan?

Kompas.tv - 6 Juni 2022, 21:26 WIB
ukraina-diperkirakan-kehilangan-60-100-serdadu-tiap-hari-mulai-kehabisan-pasukan
Suasana pemakaman Kolonel Oleksander Makhachek di Zhytomyr, Ukraina, 3 Juni 2022. Kolonel Makhachek adalah salah satu dari banyak korban jiwa dari pasukan Ukraina yang kini tengah bertempur lawan Rusia di Donbass. Presiden Volodymyr Zelensky memperkirakan 60-100 serdadu Ukraina tewas setiap harinya di Donbass. (Sumber: Natacha Pisarenko/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

Baca Juga: Keras! Putin Ancam Barat Jika Terus Pasok Roket ke Ukraina: Kami Akan Gunakan Alat Pemusnah

Konsentrasi serangan artileri Rusia di front Donbass diyakini menjadi sebab banyaknya korban jiwa di pihak Ukraina.

Letjen Ben Hodges, purnawirawan mantan komandan pasukan Amerika Serikat (AS) di Eropa, mendeskripsikan strategi Rusia sebagai “pendekatan atrisi Abad Pertengahan.” Atrisi yang dimaksud Hodges adalah pengikisan kekuatan lawan secara terus-menerus.

Menurutnya, AS, Inggris Raya, dan negara-negara Barat lain mesti segera mengirimkan persenjataan berat untuk menghancurkan baterai-baterai artileri Rusia.

“Pertempuran ini jauh lebih mematikan dibanding apa yang kita lihat selama lebih dari 20 tahun di Irak dan Afghanistan, di situ kita tidak menyaksikan jumlah (korban) seperti ini,” kata Letjen Hodges.

Besarnya jumlah korban di pihak Ukraina memunculkan pertanyaan sampai kapan negara itu bisa bertahan dari invasi Rusia. Ukraina sendiri punya tenaga mengingat populasinya mencapai 41 juta jiwa, tetapi terdapat beragam proses yang memakan waktu.

“Masalahnya adalah perekrutan, pelatihan, dan membawa mereka ke garis depan,” kata Kolonel Mark Cancian, pensiunan marinir AS yang kini menjadi penasihat senior di lembaga wadah pemikir Center for Strategic and International Studies (CSIS).

“Jika perang ini sekarang menjadi perjuangan atrisi jangka panjang, maka Anda harus membangun sistem untuk mendapatkan (tentara) pengganti. Ini adalah momen sulit bagi setiap angkatan bersenjata dalam pertempuran,” lanjutnya.

Meskipun demikian, Jenderal Muzhenko yakin bahwa pengakuan Zelensky atas banyaknya korban jiwa justru akan menggembleng semangat juang pasukan Ukraina. Lebih lanjut, ia menyebut bantuan senjata Barat bisa membalikkan situasi medan pertempuran.

“Lebih banyak yang diketahui rakyat Ukraina tentang apa yang terjadi di front, kehendak untuk melawan akan semakin bertumbuh,” kata Muzhenko.

“Ya, jumlah korbannya signifikan. Namun, dengan bantuan sekutu kami, kami bisa meminimalisasi dan menguranginya dan beranjak untuk melakukan serangan yang sukses. Ini memerlukan persenjataan yang kuat,” lanjutnya.

Baca Juga: Putin Menyombongkan Kekuatan Persenjataannya, Mengaku Telah Hancurkan Senjata Ukraina seperti Kacang


 




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x