Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Para Teknisi Bertaruh Nyawa demi Perbaiki Jaringan Listrik dan Pipa Air di Ukraina

Kompas.tv - 4 Juni 2022, 21:08 WIB
para-teknisi-bertaruh-nyawa-demi-perbaiki-jaringan-listrik-dan-pipa-air-di-ukraina
Ilustrasi. Seorang warga menjinjing galon air di Slovyansk, kota di Donbass yang berada dekat medan pertempuran pasukan Rusia-Ukraina di Sievierodonetsk dan Lysychansk. Foto diambil pada 31 Mei 2022. (Sumber: Francisco Seco/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

BAKHMUT, KOMPAS.TV - Seiring pertempuran sengit di timur Ukraina, serangan-serangan Rusia turut memutus suplai kebutuhan hidup seperti jaringan listrik, air, dan gas alam di kota-kota. Para teknisi mesti memperbaiki jaringan itu di tengah pertempuran.

Otoritas Ukraina tak jarang mengirim tim teknisi untuk perbaikan di dekat garis depan. Terkadang, saat melakukan perbaikan, mereka terjebak di tengah gempuran artileri.

Para teknisi kadang kala juga terpaksa mundur setibanya di lokasi karena serangan tiba-tiba. Pertempuran pun membuat banyak desa tak bisa dijangkau teknisi.

“Berbahaya di sana, kami bisa mendengar tembakan meriam berdesing di atas kami,” kata Sergiy Marokhin kepada Associated Press, Sabtu (4/6/2022). Marokhin adalah seorang teknisi air di kota Bakhmut, Oblast (daerah setingkat provinsi) Donetsk, timur Ukraina.

Kota Bakhmut dekat dengan garis depan pertempuran pasukan Rusia-Ukraina di Donbass. Kota ini hanya berjarak sekitar sejam dari Sievierodonetsk dan Lysychansk, dua kota di Luhansk yang digempur Rusia dan separatis belakangan ini.

Baca Juga: 100 Hari Serangan Rusia ke Ukraina, Putin Disebut Kehabisan Pasukan dan Peralatan Militer

Kata Marokhin, serangan artileri di Bakhmut merusak pipa air di sebuah desa. Di desa lain, juga terdapat selokan yang perlu diperbaiki. Marokhin dan timnya mesti bertolak ke dua tempat itu untuk memperbaikinya.

“Orang-orang masih harus bekerja selama perang,” lanjut Marokhin sambil mengangkat bahu.

Putusnya pasokan gas membuat sejumlah warga mesti membuat tungku darurat dari bata dan batu untuk memasak. Hal ini lumrah terjadi di tempat-tempat dengan bekas kerusakan parah.

“Tidak ada gas, tidak ada listrik, tidak ada air!” kata Viktor Paramonov, warga pinggiran Bakhmut yang tengah memasak di dapur darurat. “Tidak ada apa pun,” lanjutnya.

Paramonov dan sejumlah warga lain memasak dengan tungku yang disusun dari batu bata. Selapis pelat metal disangga di atasnya untuk memasak makanan.



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x