Kompas TV internasional kompas dunia

Keluarga Shireen Abu Akleh Inginkan Keadilan: Israel Sengaja Membungkamnya dengan Peluru

Kompas.tv - 22 Mei 2022, 05:35 WIB
keluarga-shireen-abu-akleh-inginkan-keadilan-israel-sengaja-membungkamnya-dengan-peluru
Mahasiswa Universitas Al-Azhar di Mughraqa, Jalur Gaza, mengibarkan bendera Palestina dan membawa poster Shireen Abu Akleh, jurnalis Al Jazeera yang diduga dibunuh Israel dalam demonstrasi pada 16 Mei lalu. (Sumber: Adel Hana/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Berhari-hari setelah pembunuhan jurnalis Shireen Abu Akleh, keluarganya masih menunggu keadilan ditegakkan terhadap Israel. Pihak keluarga menuduh pemerintah Israel sengaja membungkam jurnalis Al Jazeera tersebut dengan peluru.

Beberapa hari setelah pembunuhan pada 11 Mei itu, keluarga Shireen mengunjungi tempat kematiannya di Jenin, Tepi Barat.

Bagi Lina, keponakan Shireen, itu adalah pertama kalinya ia menginjakkan kaki di Jenin. Meskipun emosional dengan apa yang terjadi, ia mengaku bahwa kunjungan ke Jenin membuatnya lebih mengerti arti kota itu bagi bibinya.

“Meskipun ini mengganggu, (kunjungan) ini membuat saya bahagia karena akhirnya mengerti apa arti kota ini bagi Shireen,” kata perempuan berusia 27 tahun itu kepada Al Jazeera.

Lina mengenang artikel yang pernah ditulis Shireen tahun lalu, ketika ia mendeskripsikan Jenin sebagai tempat yang “memompa semangat dan membuatnya terbang tinggi.”

“Itulah apa yang saya rasakan kini. Bagi saya, Jenin adalah kota yang spesial, bukan karena ini tempat Shireen dibunuh, tetapi karena dampak kota ini kepada karier dan kehidupannya. Dia melihat orang-orang Jenin tidak hanya sebagai pemberani, juga orang-orang yang tak mau menyerah,” lanjut Lina.

Baca Juga: PBB Kutuk Keras Pembunuhan Jurnalis Al-Jazeera Shireen Abu Akleh, Inginkan Penyelidikan yang Adil

Shireen Abu Akleh telah mengover seluruh Palestina sepanjang karier jurnalistiknya. Namun, ia disebut secara khusus berdedikasi meliput pergolakan di Jenin, simbol perlawanan Palestina sejak jauh hari.

Shireen telah bertahun-tahun liputan ke Jenin. Ia pernah meliput peristiwa serbuan berdarah Israel ke kamp pengungsian pada 9 April 2002. 
20 tahun kemudian, Shireen meliput serbuan ke kamp yang sama, kali ini sampai kehilangan nyawa.

Keluarga: Israel sengaja membungkam Shireen

Lina yakin bahwa bibinya sengaja ditargetkan oleh militer Israel. Keyakinan itu semakin kuat setelah ia berkunjung ke tempat kematian Shireen.

“Kami melihat tempat dia berdiri, area terbuka yang jelas. Tidak mungkin dia terjebak bentrokan. Ini adalah upaya sengaja untuk membungkam suara Shireen dengan peluru,” kata Lina.

Al Jazeera sendiri mendefinisikan Shireen sebagai seorang jurnalis yang menjadi “suara Palestina”, seorang reporter berdedikasi dengan pengetahuan luas, bersemangat, baik hati, dan peduli.

Hal senada diungkapkan Lina. Keponakan Shireen ini menyebut sang jurnalis seperti “ensiklopedia berjalan.”

“Ketika kami berkendara antara Yerusalem dan Ramallah, dia akan berbicara tentang apa pun yang kami lihat di jalan dengan detail luar biasa. Dia senang membaca dan belajar,” katanya.

Ayah Lina sekaligus kakak kandung Shireen, Anton alias Tony, juga yakin bahwa Israel sengaja menembak mati sang jurnalis.

Baca Juga: Tentara Israel Larang Muslim Masuk ke Pemakaman Jurnalis Al-Jazeera Shireen Abu Akleh

Tony menganggap klaim Israel bahwa Shireen terjebak pertempuran dan terkena peluru kombatan Palestina “absurd.”

“Tidak mungkin salah mengidentifikasi Shireen waktu itu. Tidak mungkin untuk menganggapnya sebagai pejuang,” kata Tony.

Pria 58 tahun itu merujuk lokasi kematian Shireen yang terbuka dan rompi bertuliskan “PRESS” besar-besar yang dikenakannya.

“Mereka (Israel) adalah tersangkanya, diduga membunuhnya. Kami melihat apa yang mereka (Israel) lakukan di pemakaman (Shireen). Sulit untuk memercayai apa pun yang mereka katakan,” lanjut Tony.

Mural Shireen Abu Akleh, jurnalis Al Jazeera yang diduga dibunuh militer Israel pada 11 Mei lalu terpampang di Jalur Gaza. Foto diambil pada 15 Mei 2022. (Sumber: Adel Hana/Associated Press)

Ketika hari pemakaman Shireen, 13 Mei lalu, polisi Israel mementungi pelayat dan pengusung jenazah Shireen. Peti jenazahnya hampir terjatuh.

Tony pun berjanji akan mencari keadilan untuk Shireen. Ia juga berharap sesuatu yang baik bagi rakyat Palestina akan timbul dari kematian adiknya.

Ia berharap, status Shireen sebagai warga negara Amerika Serikat (AS) akan membuat Washington mau meluncurkan invesitasi atas kematiannya.

“Saya harap pencarian keadilan ini akan mengakhiri standar ganda yang dihadapi Palestina, dan membantu menjerat mereka yang membunuh banyak jurnalis Palestina lain untuk bertanggung jawab. Saya harap pembunuhan Shireen akan membawa perubahan,” pungkas Tony.

Baca Juga: Remaja Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel saat Kerusuhan Tepi Barat, Satu Lainnya Luka Serius


 



Sumber : Al Jazeera


BERITA LAINNYA



Close Ads x