Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Prajurit Ukraina Ungkap Kondisi di Mariupol, Pabrik Hancur dan Warga Sipil Terperangkap

Kompas.tv - 22 April 2022, 09:30 WIB
prajurit-ukraina-ungkap-kondisi-di-mariupol-pabrik-hancur-dan-warga-sipil-terperangkap
Svytoslav Palamar, salah satu prajurit Ukraina yang masih bertahan di Mariupol mengungkapkan kondisi yang terjadi di sana. (Sumber: BBC)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

MARIUPOL, KOMPAS.TV - Salah satu prajurit Ukraina terakhir yang berjaga di Mariupol mengungkapkan kondisi terkini di kota pelabuhan tersebut.

Ia menegaskan pabrik baja Azovstal, tempat mereka bertahan sebagian besar hancur.

Selain itu, warga sipil terperangkap di bawah bangunan yang runtuh.

Kondisi itu diungkapkan oleh Svyatoslav Palamar, yang berasal dari batalion Azov.

Baca Juga: Biden Umumkan Bantuan Alutsista dan Ekonomi Terbaru Untuk Ukraina

Meski dalam kondisi yang mengenaskan, Palamar menegaskan kelompok perlawanan terus menangkal gelombang serangan Rusia.

“Saya selalu mengatakan selama saya di sini, Mariupol tetap berada di bawah kontrol Ukraina,” tuturnya dikutip dari BBC.

Kebanyakan tempat di Mariupol telah dihancurkan oleh bombardir Rusia dan pertempuran jalanan yang intens.

Bagi Rusia sendiri merebut kota Pelabuhan Mariupol merupakan kunci dari penyerangan karena menghubungkan daerah yang dianeksasi Krimea dengan Donbas.

Palamar mengungkapkan Rusia terus menembaki pabrik lewat kapal perang dan menjatuhkan bom penghancur bunker.

“Semua bangunan di wilayah Azovstal praktis telah hancur. Mereka menjatuhkan bom, bom penghancur bunker yang menyebabkan kehancuran besar,” katanya.

“Kami telah terluka dan banyak yang mati di dalam bunker. Beberapa warga sipil masih terjebak di bawah bangunan yang runtuh,” kata Palamar.

Baca Juga: Tentara Rusia Kibarkan Bendera Uni Soviet di Ukraina, Bukti Kemenangan Putin?

Palamar sendiri mengungkapkan bahwa saat ini masih ada cukup pasukan perlawanan untuk menangkal penyerangan Rusia.

Ia juga mengatakan para warga sipil berada di lokasi yang berbeda dari para pasukan perlawanan.

Mereka berada di bawah tanah, yang di setiap ruangannya terdapat 80 hingga 100 orang.

Tetapi masih belum jelas berada warga sipil yang tersisa karena sejumlah gedung telah dihancurkan dan pasukan Ukraina tak bisa menggapai mereka karena penyerangan.

Ia mengatakan beberapa bunker diblokade oleh pelat beton berat yang hanya bisa digerakan dengan alat berat.

Baca Juga: Ini Alasan Perebutan Pabrik Baja Azovstal di Kota Mariupol Sangat Penting Bagi Rusia dan Ukraina

“Kami masih berhubungan dengan warga sipil yang tinggal di tempat yang bisa dijangkau. Kami tahu ada anak kecil di sana, dengan yang termuda berusia tiga bulan,” katanya.

Ia juga menegaskan meminta agar rakyat sipil diberikan jalan keluar yang aman dari pabrik baja.

Selain itu juga menyerukan ke negara ketiga atau badan internasional untuk bertindak sebagai penjamin keselamatan para warga sipil.

“Orang-orang ini telah melalui banyak hal, melalui kejahatan perang,. Mereka tak percaya orang Rusia, dan mereka takut,” ucapnya.



Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x