Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Putin: Sanksi Barat Peluang Pasarkan Energi ke Negara Lain, Transaksi dengan Mata Uang Masing-Masing

Kompas.tv - 13 April 2022, 21:52 WIB
putin-sanksi-barat-peluang-pasarkan-energi-ke-negara-lain-transaksi-dengan-mata-uang-masing-masing
Presiden Rusia Vladimir Putin. Sanksi Eropa dan Amerika Serikat terhadap Rusia justru sebabkan krisis ekonomi di Barat, dan malah jadi peluang baru Rusia memasarkan ekspor energinya ke wilayah lain, kata Vladimir Putin, Rabu (13/4/2022). (Sumber: Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

Rusia dilaporkan sudah melakukan negosiasi substantif dengan mitra kunci asing tentang penciptaan infrastruktur penyelesaian yang aman berdasarkan mata uang nasional masing-masing, kata Andrei Belousov.

“Negosiasi substantif sudah berlangsung dengan mitra asing utama untuk menciptakan infrastruktur yang aman untuk penyelesaian tunai berdasarkan mata uang nasional. Di sini saya ingin secara khusus berterima kasih kepada Bank Rusia atas kerja samanya,” katanya, berbicara di Dewan Federasi, seperti dilansir RIA Novosti.

Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov awal April mengatakan, situasi ekonomi global saat ini mendorong negara-negara BRICS mempercepat pekerjaan di bidang-bidang penggunaan mata uang nasional. Tujuannya untuk operasi ekspor-impor, integrasi sistem pembayaran dan kartu, sistem pesan keuangan mereka sendiri dan pembentukan lembaga pemeringkat independen.

BRICS sendiri adalah lima negara yang pertumbuhan ekonominya pesat, yakni Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan.

Uni Eropa pekan lalu setuju untuk menghapus impor batu bara Rusia sebagai bagian dari paket sanksi baru. Blok negara-negara Eropa itu mengonfirmasi mereka sudah membahas minyak Rusia.

Gas Rusia menyumbang sekitar 40 persen dari total konsumsi Eropa. Impor gas Uni Eropa dari Rusia tahun ini berfluktuasi antara 200 juta euro hingga 800 juta euro per hari.

Menurut Departemen Tenaga Kerja AS, pada akhir Maret, harga konsumsi di AS naik 8,5 persen secara tahunan. Lonjakan tingkat inflasi itu adalah rekor tertinggi sejak Desember 1981.

Presiden AS Joe Biden menuding, kenaikan tajam harga-harga adalah gara-gara Rusia. Operasi militer di Ukraina, sebutnya, menyebabkan harga gas dan makanan yang lebih tinggi di seluruh dunia.

Di Jerman, inflasi pada bulan Maret secara tahunan meningkat menjadi 7,3 persen dari 5,1 persen pada bulan sebelumnya. Indikator tersebut menjadi rekor sepanjang sejarah pengamatan kantor statistik federal Destatis.

Di Inggris, inflasi tahunan naik menjadi 7 persen di bulan Maret dari 6,2 persen sebulan sebelumnya, memecahkan rekor sejak 1992.

 




Sumber : RIA Novosti/CNN


BERITA LAINNYA



Close Ads x