Kompas TV internasional kompas dunia

Lockdown Sebabkan Kurang Makanan, Warga Shanghai Protes dengan Teriak Bersama di Balkon

Kompas.tv - 11 April 2022, 06:53 WIB
lockdown-sebabkan-kurang-makanan-warga-shanghai-protes-dengan-teriak-bersama-di-balkon
ilustrasi covid-19 (Sumber: kompas.com)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

SHANGHAI, KOMPAS.TV - Lockdown Covid-19 di Shanghai menyebabkan kurangnya makanan, air dan kebutuhan lain, sehingga membuat warga Shanghai frustasi.

Apalagi, belum ada tanda-tanda Pemerintah China akan melonggarkan lockdown di kota dengan populasi 26 jiwa itu, karena kasus Covid-19 meningkat.

Kondisi itu membuat warga Shanghai protes dengan berteriak bersama di balkon rumah dan apartemen mereka untuk melepaskan rasa frustasinya.

Dikutip India Today, aksi warga Shanghai itu terekam video dan akhirnya viral di media sosial.

Baca Juga: WHO: Kasus dan Kematian Covid-19 Terus Menurun Secara Global

Pada video tersebut, para warga Shanghai mengungkapkan keluhan mereka karena kurangnya makanan dan perawatan medis dengan berteriak dari kediaman mereka karena tak bisa keluar rumah.

Selain berteriak, mereka juga bernyanyi untuk bersuara melepaskan kemarahan, ketakutan dan penderitaan mereka.

Namun ketika penduduk Shanghai meneriakkan rasa frustasi mereka, tanggapan pemerintah hanyalah agar para warga mengendalikan Hasrat jiwa akan kebebasan.

Pemerintah China diduga menerbangkan drone yang menyiarkan pesan kepada warga Shanghai.

“Kontrol hasrat jiwa Anda untuk kebebasan dan tak membuka jendela untuk bernyanyi,” bunyi pesan itu.

“Sikap ini memiliki risiko untuk menyebarkan epidemi,” ujarnya.

Kalimat kontrol hasrat jiwa untuk kebebasan adalah pernyataan kontroversial yang dibuat oleh seorang anggota parlemen China selama gelombang pertama pandemic pada 2020.

Ketika itu pemerintah memberlakukan tindakan penguncian ketat di Wuhan, titik awal wabah virus Corona.

Baca Juga: Pasukan Israel Menembak dan Bunuh Dua Warga Palestina, Satu di Antaranya Perempuan

Di beberapa area di Shanghai, situasi tegang menjadi tak terkendali dan kerusuhan pecah.

Video menunjukkan sekelompok besar orang meneriakkan slogan dan memojokkan pejabat yang menggunakan pakaian hazmat, sebelum menjarah pasar swalayan.

Shanghai dilaporkan memiliki 25.000 kasus Covid-19 pada Minggu (10/4/2022), sebuah angka tertinggi pada wabah Covid-19 di China pada dua tahun terakhir.

Demi menghentikan penyebaran, kota itu memberlakukan strategi Covid-19, nol dinamis yang ketat.



Sumber : India Today


BERITA LAINNYA



Close Ads x