Kompas TV internasional kompas dunia

Kongres AS Loloskan RUU yang Larang Diskriminasi dan Bias Perlakuan Berdasarkan Gaya Rambut

Kompas.tv - 19 Maret 2022, 08:05 WIB
kongres-as-loloskan-ruu-yang-larang-diskriminasi-dan-bias-perlakuan-berdasarkan-gaya-rambut
Kongres Amerika Serikat, Jumat (18/3/2022), memberikan suara 235 banding 189 dan menyetujui RUU yang melarang diskriminasi atas dasar tekstur rambut dan gaya rambut yang terkait dengan ras, budaya, atau asal negara tertentu. (Sumber: France24/Philippe Lopez)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Kongres Amerika Serikat, Jumat (18/3/2022), memberikan suara 235 banding 189 dan menyetujui RUU yang melarang diskriminasi atas dasar tekstur rambut dan gaya rambut yang terkait dengan ras, budaya, atau asal negara tertentu, seperti dilaporkan France24, Sabtu (19/3/2022).

RUU tersebut, yang kini dilimpahkan ke Senat untuk pengesahan, secara eksplisit bertujuan melindungi orang kulit hitam Amerika Serikat yang dipaksa memotong rambut atau menatanya dengan cara tertentu saat di sekolah atau saat bekerja.

"Sebagai perempuan kulit hitam yang menyukai kepangan saya, saya tahu bagaimana rasanya terisolasi karena gaya rambut saya," kata Cori Bush, perwakilan kulit hitam dari Missouri, sesaat sebelum pemungutan suara di Kongres AS.

Banyak contoh diskriminasi semacam ini membetot perhatian publik di Amerika Serikat.

Pada akhir 2019, seorang remaja kulit hitam di Texas diskors dari sekolah dan diancam dikeluarkan jika dia tidak memotong rambut gimbalnya, yang dianggap terlalu panjang oleh sekolah tersebut.

Kasusnya kemudian memicu perdebatan panas nasional tentang rasisme sistemik di sekolah.

Kasus lain terjadi pada Desember 2018, ketika seorang wasit memaksa seorang pegulat kulit hitam untuk memotong rambutnya atau menghadapi diskualifikasi, dengan alasan gaya rambutnya melanggar aturan.

Baca Juga: Merasa Didiskriminasi, Banyak Warga Muslim Prancis Pindah ke Turki

Kongres Amerika Serikat, Jumat (18/3/2022), memberikan suara 235 banding 189 dan menyetujui RUU yang melarang diskriminasi atas dasar tekstur rambut dan gaya rambut yang terkait dengan ras, budaya, atau asal negara tertentu. (Sumber: AP Photo/Charlie Riedel, File)

Penentang RUU tersebut, seperti Jim Jordan dari Partai Republik, menuduh Demokrat "menghindari masalah yang dipedulikan rakyat Amerika," seperti inflasi dan melonjaknya biaya bensin.

"Saya yakin kita bisa berjalan dan mengunyah permen karet pada saat bersamaan," balas Sheila Jackson Lee, perwakilan kulit hitam dari Texas.

Gedung Putih mengatakan, Presiden Joe Biden mendukung RUU tersebut dan menggarisbawahi keyakinannya bahwa "tidak ada orang yang harus ditolak kemampuannya untuk mendapatkan pekerjaan, berhasil di sekolah atau tempat kerja, mendapatkan tempat tinggal, atau menggunakan hak mereka berdasarkan tekstur rambut atau gaya rambut."

Walaupun RUU yang disponsori Demokrat itu berhasil mengumpulkan beberapa suara Republik, sebagian besar Republikan memilih menentangnya, membuat nasib RUU itu di Senat yang terbagi rata, menjadi tidak pasti.

Beberapa negara bagian AS mengambil langkah untuk melarang diskriminasi rambut, dimulai dengan California pada musim panas 2019.

Dan setelah bertahun-tahun hanya mengizinkan perempuan di militer bergaya rambut model sanggul ketat, Angkatan Darat AS merevisi aturan itu pada Januari 2021 untuk lebih mencerminkan keragaman dalam jajarannya.



Sumber : Kompas TV/France24/Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x