Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

McDonald's Tutup Sementara 850 Restoran Mereka di Rusia, Ada Apa?

Kompas.tv - 9 Maret 2022, 05:40 WIB
mcdonald-s-tutup-sementara-850-restoran-mereka-di-rusia-ada-apa
McDonald's mengumumkan hari Selasa, (8/3/2022) mereka menutup sementara semua 850 restorannya di Rusia sebagai tanggapan atas invasi negara itu ke Ukraina, (Sumber: AP Photo/Charlie Neibergall, File)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

DETROIT, KOMPAS.TV — McDonald's mengumumkan pada Selasa (8/3/2022), mereka menutup sementara semua 850 restorannya di Rusia sebagai tanggapan atas invasi negara itu ke Ukraina.

Hal ini menjadi sebuah langkah yang sangat simbolis untuk penyedia makanan cepat saji Amerika Serikat (AS) yang masuk untuk pertama kalinya ke negara bekas Uni Soviet itu pada tiga dekade lalu.

Melansir Associated Press, Rabu (9/3/2022), raksasa burger itu mengatakan akan terus membayar 62.000 karyawannya di Rusia yang telah mencurahkan hati dan jiwa mereka ke dalam merek McDonald's.

Namun dalam sebuah surat terbuka kepada karyawan, Presiden dan CEO McDonald's Chris Kempckinski mengatakan menutup toko-toko itu untuk saat ini adalah hal yang benar untuk dilakukan.

“Nilai-nilai kita maknanya adalah, kita tidak bisa mengabaikan penderitaan manusia yang tidak perlu yang terjadi di Ukraina,” kata Kempczinski.

Kempczinski mengatakan belum memungkinkan untuk mengetahui kapan McDonald's akan dapat membuka kembali restoran mereka di seluruh Rusia.

“Situasinya sangat menantang untuk merek global seperti milik kita, dan ada banyak pertimbangan,” tulis Kempczinski dalam surat itu.

McDonald's bekerja dengan ratusan pemasok Rusia, misalnya, dan melayani jutaan pelanggan setiap hari. McDonald's juga menutup sementara 108 restoran di Ukraina namun terus membayar karyawan disana.

Baca Juga: Shell Hengkang dari Rusia, Hentikan Impor Minyak dan Gas serta Setop Operasi

McDonald's mengumumkan hari Selasa, (8/3/2022) mereka menutup sementara semua 850 restorannya di Rusia sebagai tanggapan atas invasi negara itu ke Ukraina. (Sumber: Tangkapan layar)

McDonald's bisa mendapat pukulan finansial besar karena penutupan. Dalam laporan keuangan mereka baru-baru ini, perusahaan yang berbasis di Chicago itu mengatakan restorannya di Rusia dan Ukraina menyumbang 9 persen dari pendapatan tahunannya, atau sekitar US$2 miliar tahun lalu.

Tidak seperti merek makanan cepat saji besar lainnya di Rusia yang dimiliki oleh pewaralaba, termasuk KFC, Pizza Hut, Starbucks, dan Burger King, McDonald's memiliki 84 persen lokasi mereka di Rusia.

Yum Brands, perusahaan induk dari KFC dan Pizza Hut, mengatakan pada Senin (7/3), mereka menyumbangkan semua keuntungan dari 1.050 restorannya di Rusia untuk upaya kemanusiaan. Selain itu, mereka juga menangguhkan pengembangan restoran baru di negara ini.

Burger King mengatakan mereka mengalihkan keuntungan dari 800 restoran mereka di Rusia untuk upaya bantuan, dan menyumbangkan US$ 2 juta dalam bentuk voucher makanan untuk pengungsi Ukraina.

Starbucks juga menyumbangkan keuntungan dari 130 tokonya di Rusia untuk upaya kemanusiaan.

Pihak McDonald's mengatakan, mereka menyumbangkan lebih dari US$ 5 juta untuk dana bantuan karyawan dan upaya bantuan.

Mereka juga dilaporkan menempatkan unit perawatan medis bergerak Ronald McDonald's House Charities di perbatasan Polandia dengan Ukraina; unit perawatan bergerak lainnya sedang dalam perjalanan ke perbatasan di Latvia.

Ketika McDonald's membuka toko pertamanya di Moskow, pada 31 Januari 1990, hal tersebut dipuji sebagai tanda mencairnya Perang Dingin.

Ribuan orang Rusia berbaris sebelum fajar untuk mencoba hamburger untuk pertama kalinya. Saat restoran tutup pada hari itu, 30.000 porsi terjual di 27 mesin kasir, rekor bagi hari pembukaan untuk perusahaan.

Menghentikan operasinya

Banyak perusahaan juga telah menghentikan operasinya di Rusia sebagai protes atas invasi Ukraina. Di antara mereka adalah konglomerat barang-barang konsumen Unilever, yang pada hari Selasa mengatakan mereka menangguhkan semua impor dan ekspor produknya ke dalam dan keluar dari Rusia, dan mereka tidak akan menginvestasikan modal lebih lanjut ke negara itu.

Baca Juga: Apa Menu Favorit Warga Pompeii? Situs Restoran Cepat Saji Yang Berhasil Digali Menemukan Jawabannya

McDonald's mengumumkan hari Selasa, (8/3/2022) mereka menutup sementara semua 850 restorannya di Rusia sebagai tanggapan atas invasi negara itu ke Ukraina. (Sumber: McDonalds China via Taiwan News)

Tekanan makin meningkat pada mereka yang tersisa dan tagar untuk memboikot perusahaan seperti McDonald's, Coca-Cola, dan PepsiCo dengan cepat muncul di media sosial.

Pekan lalu, Pengawas Keuangan Negara Bagian New York Thomas DiNapoli, seorang wali dana pensiun negara bagian, yang merupakan investor McDonald's, mengirim surat kepada McDonald's dan sembilan perusahaan lain yang mendesak mereka untuk mempertimbangkan menghentikan operasi mereka di Rusia.

Dalam sebuah pernyataan Selasa, DiNapoli memuji McDonald's atas tindakannya.

“Sebagai salah satu perusahaan domestik terbesar yang melakukan bisnis di Rusia, penangguhan operasi McDonald di sana harus mengirim pesan yang kuat ke perusahaan lain,” kata DiNapoli.

"Serangan Rusia terhadap Ukraina, imperialisme kekerasannya, mengancam ekonomi global dan membuat bisnis di sana sangat berisiko jika tidak bisa dipertahankan." tandas DiNapoli.

Dalam suratnya, Kempczinski mengutip mantan Ketua dan CEO McDonald's yang berpengaruh Fred Turner, yang mantranya adalah, "Lakukan hal yang benar."

“Ada banyak contoh selama bertahun-tahun dari McDonald's Corp. yang memenuhi cita-cita sederhana Fred. Hari ini adalah salah satunya,” kata Kempczinski.




Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x