Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

AS Hajar Kaum Crazy Rich Rusia dengan Sanksi Baru, Tekan Presiden Putin Hentikan Serbuan ke Ukraina

Kompas.tv - 4 Maret 2022, 05:01 WIB
as-hajar-kaum-crazy-rich-rusia-dengan-sanksi-baru-tekan-presiden-putin-hentikan-serbuan-ke-ukraina
Alisher Usmanov, salah satu oligarch atau crazy rich Rusia yang berkuasa, sering diplesetkan sebagai penguasaha, diganjar sanksi oleh Amerika Serikat bersama tujuh oligarch Rusia lainnya, termasuk keluarga dan kerabat dekat. Usmanov adalah salah satu Muslim terkaya Rusia, pemilik super yacht yang baru saja disita pemerintah Jerman. (Sumber: Maxim Shemetov/Pool Photo via AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Gedung Putih mengumumkan sanksi baru terhadap kelompok oligarki Rusia, atau kelompok paling kaya di negara itu pada Kamis (3/3/2022), dalam upaya terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk menekan Presiden Rusia Vladimir Putin menghentikan serbuan ke Ukraina.

Seperti dilaporkan CNN, Jumat (4/3/2022), sanksi baru tersebut adalah upaya terbaru pemerintahan Joe Biden untuk menekan Presiden Rusia Vladimir Putin saat invasi ke Ukraina sedang berlangsung dan pasukan Rusia memperluas serangan mereka.

“Tujuannya adalah untuk memaksimalkan dampak pada Putin dan Rusia,” kata Biden, menuduh oligarki yang dia targetkan melapisi kantong mereka dengan uang rakyat Rusia sementara Ukraina dan rakyatnya bersembunyi di kereta bawah tanah dari peluru yang ditembakkan tanpa pandang bulu. 

"Kepentingan kami adalah untuk mempertahankan tekanan ekonomi paling kuat kepada Putin dalam sejarah, dan saya pikir kami benar-benar dalam perjalanan untuk melakukan itu," kata Biden.

Daftar baru individu yang digambarkan sebagai "kroni Putin dan anggota keluarga mereka" akan diblokir dari sistem keuangan Amerika Serikat, aset mereka di AS akan dibekukan, dan properti mereka akan diblokir dan tidak boleh digunakan, menurut lembar fakta dari Gedung Putih.

Akan ada sanksi pemblokiran penuh terhadap delapan elit Rusia, ditambah anggota keluarga dan rekan mereka.

Baca Juga: Rusia Invasi Ukraina, Everton Tangguhkan Kerja Sama dengan Perusahaan Milik Alisher Usmanov

Superyacht bernama lambung Dilbar milik pengusaha super kaya Rusia, Alisher Burkhanovic Usmanov keturunan Uzbekistan yang disita pemerintah Jerman, bagian dari sanksi untuk menekan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menginvasi Ukraina (Sumber: Dailymail/Getty Images)

Sanksi ini termasuk langkah untuk menargetkan sekutu Putin, Alisher Burhanovich Usmanov, "salah satu individu terkaya Rusia," menurut Gedung Putih, dan akan mencakup super-yacht dan jet pribadinya.

Alisher Burkhanovic Usmanov adalah pengusaha berkuasa kaya asal Uzbekistan dan merupakan seorang Muslim.

Usmanov adalah pemilik superyacht Dilbar, kapal pesiar terbesar saat ini di dunia dengan tonase kotor (15.917gt) dan kapal pesiar terbesar ke-6 dengan panjang berukuran 156,0 m.

Dilaporkan menelan biaya $800 juta, yacht itu mempekerjakan 84 awak tetap, dan memiliki kolam renang dalam ruangan terbesar di superyacht.

Pada 2 Maret 2022, otoritas Jerman menyita Dilbar di Hamburg sebagai bagian dari sanksi terhadap Usmanov akibat Invasi Rusia ke Ukraina.

Amerika Serikat juga memberikan sanksi kepada juru bicara Putin, Dmitry Peskov, yang oleh Gedung Putih digambarkan sebagai "penyedia utama propaganda Putin."

"Amerika Serikat dan pemerintah di seluruh dunia akan bekerja untuk mengidentifikasi dan membekukan aset elit Rusia dan anggota keluarga mereka di yurisdiksi masing-masing, kapal pesiar mereka, apartemen mewah, uang, dan keuntungan haram lainnya," seperti tertulis di lembar fakta yang diterbitkan gedung putih.

Baca Juga: China Tolak Jatuhkan Sanksi Keuangan kepada Rusia, sementara Inflasi Eropa Catat Rekor Tertinggi

Logo pemberi pinjaman terbesar Rusia Sberbank di salah satu kantornya di Moskow, Rusia, 24 Desember 2020. Rusia diblokir dari sistem pembayaran internasional SWIFT, sebagai sanksi karena telah menginvasi Ukraina. (Sumber: Antara)

Orang-orang yang akan dikenakan sanksi pemblokiran penuh adalah:

  • Nikolai Tokarev (bersama istrinya Galina, putrinya Mayya dan dua perusahaan real estat mewah mereka)
  • Boris Rotenberg (bersama istrinya Karina, dan putranya Roman dan Boris)
  • Arkady Rotenberg (bersama putranya Pavel dan Igor serta putri mereka, Liliya)
  • Sergei Chemezov (bersama istrinya Yekaterina, putranya Stanislav dan putri tiri mereka, Anastasiya)
  • Igor Shuvalov (bersama lima perusahaannya, istrinya Olga, putranya Evgeny, perusahaan dan jetnya, dan putrinya Maria serta perusahaannya)
  • Yevgeniy Prigozhin (bersama dengan tiga perusahaannya, istrinya, Polina, putrinya Lyubov, dan putranya Pavel),
  • Dmitry Peskov, sekretaris pers Putin
  • Alisher Usmanov (Super-yacht miliknya, salah satu yang terbesar di dunia dan baru saja disita oleh Jerman, dan jet pribadinya, salah satu pesawat pribadi terbesar Rusia)

Baca Juga: Putin Balas Serangan Sanksi, Larang Warga Rusia Transfer Valas ke Luar Negeri

Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Jumat )18/2/2022) menegaskan negaranya tetap akan disanksi meski meski tidak menyerang Ukraina. (Sumber: Sergei Guneyev, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Amerika Serikat juga akan memberlakukan pembatasan visa pada 19 oligarki atau orang super kaya Rusia dan 47 anggota keluarga serta rekan dekat mereka, menurut lembar fakta dari Gedung Putih.

Itu akan menargetkan oligarki yang diketahui mengarahkan, memberi wewenang, mendanai, secara signifikan mendukung, atau melakukan kegiatan memfitnah dalam mendukung kebijakan luar negeri Rusia yang tidak stabil.

Departemen Keuangan Amerika Serikat juga akan mengeluarkan sanksi terhadap target yang dituding AS sebagai pelaku disinformasi, termasuk SDN Strategic Culture Foundation dan lembaga terkait Odna Rodyna, Rhythm of Eurasia, dan Journal Kamerton; SouthFront; SDN InfoRos; New Eastern Outlook; Oriental Review; United World International; dan Geopolitical.

Sanksi ini juga akan menunjuk 26 individu yang berbasis di Rusia dan Ukraina yang memainkan peran sentral dalam organisasi-organisasi ini, sehingga memungkinkan upaya Pemerintah Federasi Rusia menyebarkan disinformasi dan mempengaruhi persepsi sebagai bagian dari invasi mereka ke Ukraina.



Sumber : Kompas TV/CNN


BERITA LAINNYA



Close Ads x