TEHERAN, KOMPAS.TV - Pembunuhan yang dilakukan seorang suami memenggal istrinya di Iran membuat publik negara itu geger.
Hal itu sekali lagi meningkatkan kekhawatiran atas hukum perlindungan perempuan di Iran, terkait pembunuhan dan kekerasan berdasarkan gender.
Kantor Berita IRNA dikutip dari CNN, menegaskan bahwa pembunuhan tersebut merupakan pembunuhan kehormatan, yang biasa terjadi di negara itu.
Pembunuhan tersebut terungkap setelah munculnya video, yang memperlihatkan sang suami, Sajjad Heydari, berjalan di Ibu Kota Provinsi Khuzestan, Ahvaz, membawa potongan kepala istrinya dengan tersenyum.
Baca Juga: AS Kembali Beri Peringatan, Rusia Terus Tambah Kekuatan Militer di Perbatasan Ukraina
Otoritas lokal pun mengonfirmasikan bahwa pelaku Sajjad yang ada di video tersebut, merupakan pelaku yang sama atas insiden pemenggalan itu.
Pada wawancara yang dilakukan oleh Kantor Berita Iran, Fars, ibu Sajjad mengungkapkan bahwa sebelumnya sang putra mengancam akan membunuh istrinya, yang baru berusia 17 tahun.
Sang ibu juga meyakini bahwa putranya yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Menurut ibu mertuanya, sang istri yang diidentifikasi sebagai Mona atau Ghazal, melarikan diri ke Turki selama empat bulan, sebelum kemudian dipanggil pulang ke Iran oleh ayahnya.
Mona dilaporkan berusia 12 tahun ketika dirinya menikah dengan Heydari.
Ayah Mona mengungkapkan, ia memiliki sertifikat hukum yang mengizinkan putrinya untuk menikah.
Di Iran, usia menimal untuk menikah adalah 13 tahun untuk gadis dan 15 untuk pria.
Menurut Fars, Mona kembali dari Turki pada Jumat (4/2/2022), dan terbunuh tak lama kemudian.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.