Kompas TV internasional kompas dunia

Pegawai Gereja Dipecat Gara-Gara Ketahuan Melakukan Vaksinasi Covid-19, Alasannya Mengejutkan

Kompas.tv - 20 Desember 2021, 12:04 WIB
pegawai-gereja-dipecat-gara-gara-ketahuan-melakukan-vaksinasi-covid-19-alasannya-mengejutkan
Linie Chait dipecat dari gereja tempatnya bekerja setelah dirinya ketahuan melakukan vaksinasi Covid-19. (Sumber: Daily Star)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Purwanto

NEWCASTLE, KOMPAS.TV - Seorang pegawai gereja dipecat setelah dirinya ketahuan melakukan vaksinasi Covid-19,

Sang atasan mengungkapkan pemecatan itu dilakukan karena apa yang dilakukannya melawan kehendak Tuhan.

Perempuan asal Australia, Lainie Chait telah melakukan langkah hukum melawan Gereja Ubuntu yang memecatnya pada Oktober lalu.

Gereja dan klinik kesehatan Newcastle, New South Wales (NSW) itu mempromosikan dan menjual pengobatan kesehatan alternatif serta menggambarkan kewajiban vaksin sebagai apartheid medis.

Baca Juga: Iran Deteksi Kasus Omicron Pertama pada Warga yang Kembali dari UEA

Dikutip dari Daily Star, Minggu (19/12/2021), Chait yang bekerja di sebuah organisasi Australia, mengatakan ia kehilangan pekerjaan setelah sejumlah anggota memergokinya telah melakukan vaksinasi.

Pihak gereja pun mengungkapkan melalui surat kepada News.com.au mengenai keputusan mereka memecat Chait setelah yang bersangkutan melakukan vaksinasi.

“Keputusan untuk melakukan suntikan vaksinasi itu bertentangan dengan apa yang dituntut dari kita oleh Tuhan dan Pencipta kita,” bunyi surat dari gereja tersebut.

Surat itu, yang menguraikan pemecatan Chait, mengecam apartheid medis yang dipaksakan, dan tanggapan yang tidak proporsional terhadap pandemi Covid-19 oleh Pemerintahan New South Wales.

Organisasi itu menambahkan bahwa tidak ada anggota komite atau anggota penuh yang dapat diterima jika mereka secara sadar memilih untuk divaksinasi terhadap Covid-19.

Chait yang berasal dari Byron Bay mengaku kaget karena dipecat oleh gereja tersebut.

Ia menegaskan dukungannya untuk kebebasan memilih perawatan kesehatan.

“Selama 25 tahun terakhir, saya selalu merasa tidak menginginkan pendekatan barat, namun pada skenario seperti ini saya melakukannya,” ujarnya.

Chait pun menuduh pihak gereja melakukan standar ganda dengan tetap melayani pelanggan yang sudah divaksin, tetapi menolak mempekerjakan pegawai yang divaksin.

“Ini merupakan kebohongan ekstrem dan saya pikir banyak orang di industri kesehatan yang munafik,” tuturnya.

Baca Juga: Pengusaha Protes Kebijakan Bunga Rendah Presiden Erdogan

“Pelanggan yang datang banyak yang sudah divaksin, kenapa masih melayaninya dan tak mempekerjakan orang yang sudah divaksin?” tuturnya.

JuruBicara Gereja mengatakan Chait dapat mencari solusi hukum jika ia mau.

“Kami tak mendukung apartheid medis pemerintah negara bagian NSW dan kami melihatnya sebagai inkonstitusional dan tidak demokratis, bertentangan dengan konstitusi gereja kami, dan merupakan ancaman signifikan bagi negara ini untuk mempertahankan posisi sebagai perwakilan demokrasi,” ujarnya.

Gereja Ubuntu telah menawari Chait pekerjaan alternatif dengan afiliasi mereka, namun ditolaknya.




Sumber : Daily Star


BERITA LAINNYA



Close Ads x