WASHINGTON, KOMPAS.TV – Debt collector atau penagih utang di Amerika Serikat (AS) kini diizinkan untuk menagih utang melalui media sosial atau pesan teks di media sosial.
Aturan dari Biro Perlindungan Keuangan Konsumen (CFPB) itu mulai diberlakukan pekan ini. Melansir BBC pada Jumat (3/12/2021), aturan itu membuka peluang penagih utang untuk melayangkan pesan langsung ke jutaan warga AS yang memiliki pinjaman.
Sejumlah kritikus menyatakan, pesan dari penagih utang bisa hilang secara online. Lainnya menyebut bahwa aturan itu mengarah pada pelanggaran privasi dan penyebaran penipuan baru.
Baca Juga: Tanpa Firasat Apa-Apa, Debitur Singapura Didatangi Dewa Keberuntungan, Ternyata Debt Collector
Sementara, para pendukung aturan itu menyatakan, perubahan itu merupakan pembaruan sederhana atas aturan yang dibuat pada tahun 1970-an.
Perubahan, yang disetujui oleh CFPB tahun lalu di bawah pemerintahan Trump itu mengharuskan kreditur menghubungi peminjam secara pribadi. Ini berarti, pemberi pinjaman dapat mengirim pesan langsung, namun tidak mengunggah pesan di halaman publik media sosial peminjam.
Konsumen dapat memilih untuk keluar dari pesan-pesan ini, tapi kreditur tidak memerlukan izin untuk menghubungi orang. Namun, tidak ada aturan soal berapa banyak pesan yang boleh mereka kirim.
Baca Juga: Telanjur Pinjam ke Pinjol dan Diteror Debt Collector? Ini yang Harus Dilakukan
Pemberi pinjaman berpendapat bahwa aturan itu perlu diubah, mengingat Undang-Undang Praktik Penagihan Utang yang Adil, yang mengatur industri pinjaman, menjadi UU pada tahun 1977, jauh sebelum media sosial dan teks ponsel diciptakan.
Aturan itu juga membatasi panggilan telepon. Kreditur dapat melakukan 7 panggilan telepon tiap minggu untuk satu utang tertentu. Namun, konsumen dengan banyak utang dapat ditelepon belasan kali tiap minggunya.
Penagih utang juga dibatasi untuk menghubungi konsumen mana pun melalui telepon dalam waktu satu minggu setelah berbicara dengan mereka tentang utang tertentu.
Mark Neeb, CEO grup perdagangan penagih utang ACA International, menyatakan bahwa perubahan itu merupakan ‘langkah kecil ke depan untuk memodernisasi komunikasi dengan konsumen’.
Baca Juga: Viral Video Debt Collector di Lombok Tagih Nasabah Pakai Senjata Api, Ternyata Oknum Polisi
Namun, sejumlah kritik menyebut, opsi itu menciptakan cara baru untuk komunikasi yang salah. Terutama, mengingat beberapa orang tak memiliki akses konstan ke internet. Selain itu, pesan tentang tagihan yang melewati jatuh tempo, meskipun bersifat pribadi, masih dapat terkirim ke orang yang salah.
Menurut CBS News, sekitar sepertiga warga Amerika yang memiliki laporan kredit, memiliki utang yang telah dikirim ke agen penagihan. Ini berarti, aturan tersebut dapat memengaruhi puluhan juta orang.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.