Kompas TV internasional kompas dunia

Serangan Bom Incar Mesjid di Kabul Afghanistan, Dua Orang Tewas

Kompas.tv - 3 Oktober 2021, 20:54 WIB
serangan-bom-incar-mesjid-di-kabul-afghanistan-dua-orang-tewas
Ilustrasi Bom. (Sumber: Kompas.com/Shutterstock)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Fadhilah

KABUL, KOMPAS.TV - Serangan bom kembali terjadi di Kabul, Aghanistan, pada Minggu (3/10/2021). Sebagaimana dilaporkan Associated Press, serangan bom tersebut mengincar Mesjid Eidgah di Kabul dan meledak di pintu masuk masjid.

Serangan itu diduga mengincar pelayat pemakaman ibunda dari juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid.

Menurut juru bicara Taliban, Bilal Karimi, tidak ada korban anggota Taliban dalam serangan ini. Ia menyebut semua korban merupakan warga sipil.

Baca Juga: Penjaga Perdamaian PBB di Mali Tewas Akibat Serangan Bom Rakitan

Media Afghanistan, Ariana News, menyebut dua orang tewas akibat serangan ini. Informasi tersebut dikonfrimasi oleh juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Saeed Khosti.

Akan tetapi, menurut sejumlah saksi mata, korban tewas akibat serangan ini setidaknya 10 orang.

Sementara korban luka-luka sejauh ini dilaporkan empat orang. Informasi tentang korban serangan bom belum final dan masih bisa berkembang.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Namun, ada kemungkinan bahwa serangan bom ini dilakukan oleh Negara Islam Khurasan (ISIS-K).

ISIS-K sendiri berkonflik dengan Taliban yang kini mendeklarasikan negara Emirat Islam Afghanistan.

Sejak Taliban berkuasa, ISIS-K telah mengklaim sejumlah serangan teror di Afghanistan, termasuk serangkaian bom di Jalalabad pada September lalu.

ISIS-K sendiri sebelumnya berbasis di Provinsi Nangarhar di timur ibu kota. Namun, terdapat tanda-tanda bahwa operasi ISIS-K semakin mendekati Kabul.

Pada Jumat (1/10), anggota Taliban merazia tempat persembunyian ISIS-K di Provinsi Parwan, hanya berjarak dua jam perjalanan bermobil dari Kabul.

Baca Juga: ISIS-K Klaim Serangan Bom di Afghanistan yang Targetkan Taliban



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x